CPR

188 22 0
                                    



"Nu"

"Nunu lu kenapa?"

Fallen terlihat khawatir saat Bintang diam dengan muka memerah dan nafas tersenggal-senggal.

Fallen kelimpungan sendiri saat nafas Bintang kian menipis berakhir anak itu ambruk dengan suhu tubuh yang mendadak naik drastis.

Tanpa basa-basi Fallen langsung menggendong kesayangannya untuk pergi ke UKS. Butuh effort emang turun tangga sambil gendong orang, tapi tak apa, asalkan itu Bintang, Fallen akan melakukan apapun!

"Woyy tolongin-tolonginn"

Fallen berteriak sembari menendang pintu UKS, tentu saja orang-orang yang ada didalamnya terkejut bukan main. Agak kurang sopan emang tapi biarlah, Bintang lebih penting sekarang.

Petugas PMR dan perawat yang memang bertugas disana segera membantu Fallen untuk merebahkan tubuh Bintang.

"Bagaimana bisa seperti ini?" tanya bu Hana yang bertugas merawat anak-anak yang sakit di SMA Jaya Bangsa.

"Tidak tau bu, tadi abis makan dimsum Bintang langsung pingsan" jelas Fallen dengan ekspresi khawatir yang sangat kentara disana.

Apakah Bintang sakit karena makanan yang ia bawa? Apakah ini semua salahnya?. Banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya saat ini.

"Bu, keadaannya semakin memburuk" ujar salah satu siswi yang menjadi petugas PMR.

Fallen mengalihkan atensinya kepada Bintang begitu pun bu Hana, terlihat Bintang dengan nafas putus-putus dan seluruh tubuhnya yang memerah.

Fallen kepalang panik saat ini, ia bingung tidak tau harus apa selain membawa Bintang ke rumah sakit karena fasilitas di UKS tidak memadai seperti di rumah sakit.

"Bawa ke rumah sakit aja bu, saya bawa mobil, pake mobil saya aja. Saya yang nyetir" ujar Bintang dan langsung menggendong kembali tubuh Bintang dan keluar dari UKS, kemudian diikuti bu Hana dari belakang.

Sesampainya di parkiran, Fallen langsung memasukkan Bintang kedalam mobil, ia merebahkan Bintang dengan paha bu Hana yang menjadi bantalannya.

Fallen membawa mobil seperti orang kesetanan, bu Hana sudah pucat pasi saat ini. Ayo lahh ia belum ingin mati, nikah aja belom, masa mau mati muda gara-gara muridnya yang kebut-kebutan bawa mobil kan tidak estetik kalo kata bu Hana.

• • •

Fallen menatap Bintang yang tak kunjung membuka matanya, ia baru tau kalo Bintang sakit karena dimsum yang dibelikan olehnya.

Kalo kata dokter tadi, Bintang punya alergi sama udang, nah dimsum tadi isiannya pake campuran udang. Jadilah Bintang langsung tumbang.

"Kenapa lu nggak kasi tau gue kalo lu punya alergi" Fallen berujar sambil menundukkan kepalanya, ia sedih! Bintang sakit karenanya dan itu semua salahnya.

"Lu aja nggak nanya" suara parau itu menyahuti Fallen yang kini mengangkat kepalanya dan menatap Bintang dengan mata berkaca-kaca.

"Hiks maaff..." hilang sudah harga diri Fallen saat ini. Ia tidak pernah menunjukan tangisannya di depan orang lain kecuali bundanya. Tapi saat ini, ia menangis di depan Bintang, menangisi lelaki itu karena ulahnya.

Bintang terkekeh dan mengusap rambut Fallen dengan tangan yang terdapat selang infus. "Cengeng banget, gue yang sakit ngapa lu yang nangis?"

Ngomong-ngomong tentang bu Hana, ia sudah kembali ke sekolah duluan dengan menaiki taxi untuk mengizinkan Bintang dan juga Fallen untuk tidak mengikuti pelajaran dahulu.

Fallen mengusap air matanya dengan kasar dan tersenyum kembali, cepat berubah emang mood anak itu. "Maaf udah bikin lu sakit, kata dokter lu alergi udang ya? Kenapa nggak bilang dari awal, kalo gitu kagak usah dimakan tu dimsum."

"Gue kagak tau kalo ada udangnya. Biasanya di kantin cuman pake ayam, kenapa tiba-tiba jadi ada udangnya?"

"Gue beli di kantin IPS, bukan IPA"

Memang, kantin mereka berbeda karena gedung mereka juga terpisah dengan jarak yang lumayan jauh karena harus melewati lapangan olahraga yang luasnya tidak kira-kira itu. Makanya, dari parkiran mereka akan masuk melalui jalan yang berbeda agar cepat sampai ke gedung masing-masing.

Bintang hanya tersenyum menanggapi ucapan Fallen, ia melihat jam yang ada ditangan kirinya. Kini sudah menunjukan pukul 16:05, sial! Ia akan terlambat bekerja jika seperti ini.

"Gue mau pulang" ucap Bintang tiba-tiba.

"Ga, gaboleh, lu belum boleh pulang. Nunggu dokter buat cek keadaan lu dulu" Fallen langsung memencet tombol yang ada di samping tempat tidur Bintang dan dokter pun segera datang.

"Dok boleh pulang nggak?" tanya Bintang saat dokter sudah selesai mengecek kondisi Bintang.

"Kondisi adek sudah membaik, sudah boleh pulang. Dan ini saya resepkan beberapa obat yang harus di konsumsi, tolong ditebus di apotek ya" ujar dokter itu sembari menyodorkan secarik kertas kepada Fallen.

"Baik dok, terimakasih"

Dokter itu mengangguk dan segera meninggalkan ruang ugd dimana Bintang diperiksa.

"Mau ikut atau tunggu sini?" tanya Fallen kepada Bintang.

"Ikuttt"

Fallen membantu Bintang untuk turun dari brangkar dan menuntunnya berjalan keluar ruangan itu.

Ia mencium bibir Bintang cukup lama tanpa ada penolakan dari Bintang karena anak itu masih ngelag.

"Apaan sih?!" Nah kan, giliran udah sadar aja ngamok.

Fallen nyengir dengan watadosnya, "CPR"😁

"Matamu CPR, harusnya CPR tu tadi waktu gue sekarat. Bukan kek gini" kesal Bintang dan berjalan lebih dulu meninggalkan Fallen, emang seterong banget anak itu, sakit aja masih bisa ngomel-ngomel.

Fallen menggelengkan kepalanya dan segera menyusul Bintang yang berjalan dengan cepat.

Lucu sekali calon masa depannya ini.


FALLENSTAR || GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang