•
Jam menunjukan pukul 11:35 yang artinya lima menit lagi kelas mereka berakhir dan digantikan dengan jam istirahat makan siang.
Saat ini, kelas Bintang sedang jam kosong karena guru mapel yang mengajar entah kemana, mereka juga tidak tahu. Dan tumben-tumbennya juga tidak ada guru piket yang memberikan mereka tugas.
Jadi ya gini, kelas ramai pada ngereog sendiri-sendiri. Kalo si Bintang mah diem dia, paling anggun sendiri di kelas pokonya. Yang lain pada ngobrol sana-sini dia malah diem baca buku, cool banget emang kalo kata cewe-cewe yang ada di kelasnya.
"Eh Bin, ikut main kagak lu? Jangan buku terus aelahh, kaga cape apa?" ujar ketua kelas, si Doni namanya.
Bintang cuman menggelengkan kepalanya, Bintang lagi asik baca buku yang baru ia pinjam di perpustakaan kemarin, baru sempat ia baca saat ini.
Namun hp nya berdenting yang menandakan ada notification yang masuk.
Ia mengerutkan dahinya karena ada sebuah pesan dari nomor asing.
Bagaimana Bintang bisa tau kalo itu Fallen? Lihat saja photo profile nya,Ngaib banget njerrr.
Pesannya tidak dibalas lagi, ia melihat kearah jendela di samping pintu dan terlihat Fallen berdiri disana dan melambaikan tangannya.
Bintang langsung beranjak Dari duduknya kemudian menghampiri si pangeran kodok itu.
"Ngapain?" tanya Bintang tanpa basa-basi.
"Ikut gue"
"Ya kemanaa??"
"Tinggal ikut aja" Fallen menggenggam pergelangan tangan Bintang dan menariknya mengikuti langkahnya.
Bintang semakin penasaran dibuatnya, ia tidak memberontak, karena ia terlalu malas. Se rajin-rajinnya Bintang, ia juga memiliki sisi malas dan pasrah dengan keadaan ya prenn.
Mereka sampai Di rooftop dan Fallen masih setia menarik tangan Bintang untuk mengikutinya. Ia mendudukkan Bintang di bangku yang ada disana dan mulai membuka kantong kresek yang ia tenteng tadi dan mengeluarkan isinya.
Berbagai makanan Fallen beli hanya untuk makan berdua dengan Bintang. Bintang yang melihat itu pun berbinar ketika mendapati minuman kesukaannya disana.
"Banyak bangett, buat apa" tanya Bintang yang terlihat menggemaskan di mata Fallen.
Bagaimana tidak banyak? Disana terdapat dua porsi bakso, cakwe satu bungkus, martabak mini, dua cup salad dan jajanan ciki lainnya. Jangan lupakan minuman yang Fallen beli yaitu susu kotak dan teh botol.
"Ya dimakan dong, masa di liatin doang?"
"Tapi ini kebanyak Fall" tanpa sadar Bintang merengek dengan bibir yang sedikit manyun. Kan jadi menggoda iman Fallen yang tidak seberapa itu.
"Gapapa, gue traktir lu hari ini"
"Dalam rangka apa?" tanya Bintang lagi.
"Emm, gatau si, gue lagi seneng aja hari ini." Fallen tersenyum lebar, pemandangan langka! Hanya Bintang saja yang dapat melihat itu.
Pasalnya, Fallen itu jarang tersenyum lebar yang seperti ini. Senyumnya biasa-biasa saja, dan malah Fallen lebih sering tersenyum tipis, karena menurutnya senyum lebar itu membuat pipinya sakit.
"Yaudah, makasih yaa" Bintang tak kalah lebar memberikan senyumnya.
Duta senyum emang.
Fallen mengangguk, "Nih buat lu."
Bintang menerima susu kotak yang menjadi favoritnya selama ini, apalagi yang rasa coklat. Behhh, Bintang tidak akan pernah menolak jika diberikan, apa lagi gratisan ye nggak? Wkwk.
"Darimana lu tau gue suka ini?"
Fallen mengangkat bahunya dan mulai memakan makanannya. "Feeling aja si"
Bintang memutar bola matanya malas, ia meminum susu itu terlebih dahulu sebelum makan. "Enakk, lu mau?" tawar Bintang yang sebenarnya hanya basa-basi saja, namun malah mendapatkan jawaban diluar nalar dari Fallen.
"Mau susu lu aja, lebih enak"
•
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLENSTAR || GeminiFourth
Fiksi PenggemarKetika dua orang dengan takdir hidup yang nyaris sama dipertemukan. "Bintang jatuh nggak selalu jatuh, mereka cuma lewat melintasi langit malam. Mereka cantik, cahayanya terang banget walaupun dalam kegelapan." "Lu juga selalu nerangin kegelapan di...