•
"JYANNCOOKK, BUAJINGANN!!!"
Bugh!
Bugh!
Buughh!!
Pukulan demi pukulan Reza layangkan kepada seorang pria yang sudah terkapar ditanah.
"Ja udah Jaa... anak orang bisa mati nanti" Sean berucap lemah dengan wajah yang dikatakan tidak baik baik saja.
Anak itu diserang oleh sekelompok orang yang tidak ia ketahui asal usulnya saat pulang dari Arena, ia pun menelepon Reza dan meminta pertolongan.
Kalo satu lawan satu mah sabi kali, lah ini satu lawan enam, yang bener ajee.
"MATI LO MATII!!"
Sean dengan sisa-sisa tenaganya berdiri dan memeluk tubuh Reza dari belakang, anak itu semakin membabi buta.
"Ejaa udahh..."
Tak lama kemudian terdengar suara ambulan dan juga motor yang saling berderu, Sean menelepon Bintang untuk datang bersama petugas medis di Arena karena jaraknya yang tidak terlalu jauh.
Karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 23:56 sangat mustahil bagi Bintang keluar dari rumah Teo dengan mudah, apalagi Dian yang semakin protektif kepadanya. Jadilah ia menelepon petugas medis dan meminta bantuan Geo untuk datang terlebih dahulu.
"Sean lu gapapa?" tanya Geo khawatir.
Sean menggelengkan kepalanya, ia sudah ambruk ketanah. Ia menunjuk Reza bermaksud agar Geo menghentikan anak itu.
Geo mengangguk paham, "Woi lu, sini" panggil Geo pada seorang petugas medis.
"Bawa ni anak duluan, sisanya biar gua yang ngurus"
Sean pun segera diangkat dan dibawa ke rumah sakit, karena perawatan disana jauh lebih intensif.
"Oii! Jangan lupa telponin dua ambulan lagi buat bawa ni para bajingan" ujar Geo lagi.
Dua petugas medis itu hanya mengangguk dan segera pergi.
"Astagaa ni anak"
"Ja udahh! bisa mati anak orang!"
• • •
"Mau kemana kamu"
Bintang berjengit kaget saat suara Dian memasuki pendengarannya.
Ia akan menyusul teman-temannya, sebisa mungkin ia tidak membuat suara saat pergi, namun saat ingin mengeluarkan motornya dari pintu gerbang, Dian malah memergoki dirinya.
"A-anu pa..."
"Udah malem mau kemana?"
Dengan keberanian yang Bintang meliki, ia pun menjawab, "Mau ke RS tadi Sean telfon, katanya dikeroyok sama geng nggak dikenal."
Dian menghembuskan nafasnya, "Kan bisa besok? udah malem banget loh ini, kalo kenapa-kenapa dijalan gimana?"
"Eee, gabisa pa. Darurat ini, Bintang berangkattt"
Bintang pun menyalakan motornya dan melesat meninggalkan Dian yang masih berdiri di teras rumah.
"Sayang kok diluar si" Teo menghampiri Dian.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLENSTAR || GeminiFourth
FanfictionKetika dua orang dengan takdir hidup yang nyaris sama dipertemukan. "Bintang jatuh nggak selalu jatuh, mereka cuma lewat melintasi langit malam. Mereka cantik, cahayanya terang banget walaupun dalam kegelapan." "Lu juga selalu nerangin kegelapan di...