•
"Bintang"
"Bintang tambah ganteng ya sekarang"
"Bintang nya mama udah gede"
"Jagain adek kamu ya?"
"Bintang"
"hiks"
Bintang terbangun dari tidurnya dan terisak, membuat Fallen gelagapan. Apakah anak ini bermimpi buruk?
Bel sekolah sudah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu, tetapi Bintang belum kunjung pulang lantaran ia tertidur saat kelasnya jamkos hingga pulang.
"Kenapa hm? Mimpi buruk ya?"
Fallen mendekap bintang dan mengusap rambutnya yang sedikit lepek karena peluh.
Bintang terdiam hingga beberapa detik dan menyadari bahwa seseorang yang memeluknya kali ini adalah Fallen, dapat di dengar dari suaranya dan bau parfum yang khas.
Bintang menggeleng lemah, ia masih lemas saat ini. Nyawanya baru terkumpul setengah.
"Pulang aja ya? Belajar bareng nya tunda aja kapan-kapan, lanjutin tidurnya dirumah"
Bintang menggeleng mendengar ucapan Fallen, ia sudah mengatur jadwalnya sedemikian rupa agar dapat belajar bersama pemuda itu.
"Gapapa, udah nggak ngantuk"
Fallen menghela nafasnya, "Yaudah, ayo pulang. Udah sepi nih"
Mereka pun keluar dari ruang kelas Bintang dan segera menuju ke parkiran untuk mengambil kendaraan masing-masing.
"Nanti aku jemput kalo kamu udah siap" ujar Fallen.
"Iya, nanti aku chat" balas Bintang.
Kedua anak adam itu berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing.
Sekarang masih pukul 15:56, niatnya Fallen ingin mengajak Bintang belajar sampai malam. Bintang pun tidak masalah, lagian besok hari minggu. Jika menginap pun pasti akan diizinkan oleh Dian.
• • •
Goresan antara ban dan aspal sangat jelas terdengar di jalanan yang lumayan sepi itu.
"Woi kalo bawa motor yang bener dong! Mau gua tutorin hah?!" marah Sean kepada pemuda yang hampir tertabrak olehnya karena motor pemuda itu yang oleng ke kanan dan kiri lalu tiba-tiba berhenti mendadak di tengah jalan.
"Bangsat, nyusahin aja lu ah," umpat Sean ketika pemuda yang ternyata Asep itu tergeletak ditengah jalan.
Sean turun dari motor dan menyingkirkan Asep kepinggir jalan, agar tidak menghalangi kendaraan lain yang hendak lewat.
Sean memandang Asep sebentar, ingin ia tinggal tetapi rasa kasihan dan tidak tegaan menggerogoti hatinya. Ia melihat jam yang melingkar ditangannya yang masih menunjukan pukul 16:05.
"Heh"
"Heh bangun sat"
Sean menepuk-nepuk pipi Asep, namun anak itu tak kunjung bangun. Dengan perasaan kesal Sean pun mengambil botol yang berisi sisa minuman isotonic dari tasnya.
Ia menyiramnya ke wajah Asep hingga pemuda itu terbangun.
"Bangsaatt, uhh" lenguh Asep yang terbangun dari acara pingsannya.
Saat Asep sudah terduduk, botol bekas minuman itu melayang kewajahnya.
"Bisa pulang sendiri gak lu?" ujar Sean.
"Kok muka gue lengket?" tanya Asep lemah.
Sean memutar kedua bola matanya malas, dan siap menaiki motornya. Namun Asep menarik ujung seragamnya yang keluar dari celana.
"Anterin gue pulang"
"Dih? sapa lu? pulang sendiri ege"
"Lemes"
"Mampus, lagian orang gila mana yang sore-sore gini mabok? Masih pake seragam pula" omel Sean.
"Banyak bacot lu, kek si boncel"
Sean mendengus dan siap meninggalkan asep sendirian ditepi jalan. Hari yang sore dijalan yang sepi itu sedikit membuat Sean merinding.
"Lu mau ninggalin gue sendirian? tega bener"
"Gue sibuk, pulang aja sendiri" kata Sean dan melajukan motornya, meninggalkan Asep yang masih terduduk dipinggiran jalan.
Asep masih terduduk untuk memulihkan tenaganya, niat hati ingin menelepon Fallen, namun kesialan tengah menimpa dirinya. Hp nya mati akibat semalam lupa ia charger.
Bersiap untuk bangkit dari duduknya dan pulang, namun suara deru motor membuatnya terduduk kembali.
Ternyata itu adalah pemuda yang berkenalan dengannya beberapa jam yang lalu.
"Woi Asep, ngapain dipinggiran gini. Kek gelandangan tau gak" Geo menghampiri Asep dan membantunya berdiri.
"Cebol, kok lu tau gue disini bol"
"Ck, gue nggak cebol yaa!!! Gue di chat sama Sean, katanya nemuin orang gila mabok sore-sore tepar ditengah jalan"
"Ohh si bangsat itu, gue minta anter pulang dia tadi, tapi malah pergi tu orang"
"Mau apel dia, mana mau dirusuh"
"Yaudah yok bol, anterin gue pulang" Asep langsung nangkring di motor Geo dan memeluk pinggang anak itu erat.
"Bangsat, lepasin tolol, gelii"
"Gapapa, latian biar nanti kalo gue kelonin udah kebiasa"
"STRESS!!"
"Bang, bawain tuh motor" ujar Geo kepada staff Arena yang sengaja ia ajak untuk membawa motor Asep.
"Siap dek"
"Let's goo!!!" Asep berseru heboh sembari mengangkat tangannya ala-ala superman.
Geo hanya menggelengkan kepalanya dan melajukan sang kuda besi untuk pergi ke rumah Asep.
•
long time no update(๑•́ ₃ •̀๑)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLENSTAR || GeminiFourth
FanficKetika dua orang dengan takdir hidup yang nyaris sama dipertemukan. "Bintang jatuh nggak selalu jatuh, mereka cuma lewat melintasi langit malam. Mereka cantik, cahayanya terang banget walaupun dalam kegelapan." "Lu juga selalu nerangin kegelapan di...