17. Mantan Pacar

75 5 0
                                    

"Bolehkan aku bertanya."

Fatih mengangguk.

"Mas bicara apa dengan Mbak Yara tadi waktu di kampus?" tanya Zayna dengan hati-hati, takut pertanyaan itu menyinggung suami. "Aku nggak melihat tapi Arin sahabatku yang memberi tahu, Mas."

Raut wajah Fatih berubah. Mendengar nama Yara disebut membuatnya suasana hati memburuk. Yara. Oh Yara. Sampai kapan akan berhenti mengganggunya? Cepat atau lambat Zayna akan tahu bahwa cinta pertama Fatih itu Yara dan sebaliknya. Fatih diam cukup lama. Mengingat kejadian sore tadi.

(Flashback on)

Saat itu Fatih melihat jam dipergelangan tangan setelah membalas pesan dari Zayna yang meminta izin jalan-jalan ke Mall. Dia bergegas memasukkan laptop ke dalam tas, melangkah keluar menuju ke kelas di mana kelas sore akan dimulai dan Fatih sudah menyiapkan tugas untuk diberikan ke mahasiswa. Di tengah jalan tiba-tiba tangannya ditarik paksa oleh seseorang dari belakang. Fatih syok berat saat mengetahui siapa yang menarik dirinya.

"K-ka-kamu ...?" Fatih melepas tangannya secara paksa. Tidak ingin mengikuti langkah wanita itu terlalu jauh. "Apa yang kamu lakukan, hah?! Berani sekali kamu menarikku!" bentak Fatih kesal.

Wanita membalikkan badan sehingga paras cantik terlihat oleh Fatih. Seketika kekesalan Fatih lama-lama lemyap, dia terpaku di tempat, mematung, dan mengerjabkan sepasang mata sekali. Tidak perlu lama indra penglihatannya sudah melihat jelas wajah cantik itu membuat hatinya berdebar. Fatih tak bisa bernapas sesaat, kadas oksigen seakan lenyap, dan hanya menyisakan rasa sesak di dada. Menatap wanita itu dengan intens. Sekeliling mendadak senyap.

"Iya, ini aku, Yara Noura ...."

Deg! Jantung Fatih berdetak keras sekali saat suara itu mengucap nama panjang Yara. Dua tahun lalu nama itu masih terngiang-ngiang di kepala. Sekarang Fatih sudah melupakan, membuat Fatih mengingat kembali.

"Kenapa terkejut begitu melihatku, Mas? Aku bukan hantu lho."

"Pergi dari hadapanku," perintah Fatih perlahan menunduk kepala.

"Nggak!" tolak Yara. "Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Bicara apa? Nggak ada yang perlu kita bicara, Ra!"

Fatih tidak lagi memandang wajahnya. Entah kenapa rasa sakit menyerangnya. "Aku kembali, Fatih. Aku tidak pergi lagi," Mata Yara berkaca-kaca. "Aku di sini sekarang. Apa kamu tidak ingin menatapku lebih lama?"

Tangan Fatih mengepal erat. Kenapa dia datang di saat telah menikahi Zayna? Tarikan napas berat Fatih dilanjut suara berat juga, "Lalu kenapa kamu kembali dengan waktu yang sangat lama?" tanya Fatih. "Sampai aku lupa dengan wajahmu dan suaramu."

Pertanyaan itu menohok relung batin Yara. Tidak bisa berkata-kata. Dia sudah tak mampu menahan mendungan air mata, menunduk, dan menangis terisak. "Maaf membuatmu menunggu selama ini." Yara menangis dihadapan Fatih. Tangan Yara terulur berusaha menyentuh Fatih, naasnya langsung ditepis oleh Fatih.

"Maaf, Yara. Kamu terlambat. Aku sudah menikah dengan adikmu sendiri!"

Fatih ingat waktu ibunya memperlihatkan foto di ponselnya, seorang wanita cantik berkerudung hitam. Fatih tak asing dengan foto wanita itu, tapi tidak begitu yakin kalau di foto itu benar-benar wanita yang selama ini Fatih tunggu. Karena ada wajahnya sedikit berbeda. Namun Fatih kecewa ternyata dia ditolak sebab wanita itu tidak ingin pulang dan memberi tahu ke keluarga belum siap menikah dan pada akhirnya Fatih dijodohkan dengan Zayna.

Berulang kali Yara menggeleng kepala seakan tidak mampu menerima kenyataan bahwa lelaki yang bertahun-tahun dicintai telah menikah dengan adiknya.

Kakakku Meminta Untuk Berbagi SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang