Stress Ball (Gita-Ashel) 18+

12.7K 195 13
                                    

Sore itu Ashel yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya, mencoba memahami isi dari buku yang dia baca, buku tebal tentang ilmu psikologi yang saat ini dia pegang membuat otaknya berasap.
"Lama-lama gue yang bakal gila baca ni buku" gerutu nya.

Ashel adalah mahasiswa semester awal jurusan ilmu psikologi di kampus negri di daerah Jakarta, meskipun baru semester awal, ashel mengaku sedikit kuwalahan dengan materi dan banyak nya tugas kuliah yang di berikan, apa gue salah ambil jurusan ya, batinnya.

Saat sedang pusing pusing nya memahami materi pelajaran, suara pintu terbuka membuatnya menoleh ke arah pintu, itu adalah Gita, pemilik apartemen yang ashel tinggali sekarang.
Ashel mengenal Gita dari Indah, kating ashel yang se fakultas dengan nya, Indah memberi tau kalau ada teman nya yang sedang mencari roomate untuk sharing apartemen, kebetulan saat itu Ashel sedang mencari tempat tinggal yang dekat dengan kampus.
Gita adalah mahasiswa architectural enginering tingkat akhir yang sedang mempersiapkan diri untuk mulai skripsi. Menurut ashel, Gita itu orang yang sangat pintar, tapi Gita juga orang yang paling dingin dan orang yang paling irit ngomong yang Ashel kenal.

"Baru pulang kampus kak Git?"

"Hmm, iya" jawab Gita singkat

"Ck selalu irit ngomong" batin Ashel

Tapi tidak seperti biasa nya, saat pulang Gita akan langsung masuk kamarnya untuk istirahat, kali ini Gita berjalan ke sofa lalu merebahkan diri di sebelah Ashel, wajahnya nampak lesu dan capek, alisnya juga bertaut seperti sedang banyak pikiran.

"Lagi banyak tugas ya kak?" Ashel memperhatikan Gita yang sedang memejamkan matanya.

Tanpa membuka matanya Gita menjawab dengan irit lagi.
"Iya, lumayan"

"Kayaknya capek banget kak, mau gue pijitin?"

"Ngga usah, gue mau rebahan aja bentar"

Ashel bangun lalu berjalan ke dapur untuk mengambilkan Gita minum.

"Minum dulu kak, gue takut lu tiba-tiba pingsan, kayaknya lagi banyak pikiran banget"

Gita membuka matanya lalu bangun dan meminum minumannya dengan sekali teguk, ruangan itu hening sejenak, tidak ada obrolan lagi yang keluar, Gita sibuk dengan pikirannya, dan Ashel sibuk memperhatikan Gita, hingga tiba-tiba pertanyaan Gita memecah keheningan disana..

"Shel, orang tua lu banyak nuntut ke elu ga? Tanya Gita yang matanya masih fokus ke gelas yang dia pegang.

Gita jarang sekali menceritakan tentang keluarganya ke Ashel, yang Ashel tau orang tua Gita adalah pebisnis properti, dan Gita mempunyai 2 kakak cewe, kakak pertama nya seorang pebisnis, dan kakak kedua nya seorang arsitek, bakat Gita menurun dari kakak kedua nya.

"Ya nuntut sih kak, tapi ga yang harus sempurna, asal gue bisa tanggung jawab sama apa yang gue lakuin aja" jelas Ashel

"Hufhhhh..." hela an nafas panjang keluar dari mulut Gita.

"Shel, lu anak psikolog kan? Gue konsul gratis ke elu gapapa kan?"

Ashel hanya mengangguk meng iyakan permintaan Gita.

"Akhir-akhir ini gue sering banget cemas... takut kalau nilai gue bakalan turun, takut ngecewain ekspektasi orang tua gue, takut bakalan di cap anak paling bodoh di keluarga gue" cerita Gita yang membuat ashel sedikit mengerti kecemasan Gita,
"pas gue ngerasa cemas kayak gitu, rasanya gue pengen banget marah, lu inget gelas yang jatuh tempo hari?" Ashel mengangguk ingat,
"Itu asli nya gue banting, bukan jatuh" lanjut Gita

Ashel inget memang ada yang aneh dengan pecahan kaca dari gelas tempo hari, pecahan nya memang terlihat seperti di banting, apalagi melihat paha Gita yang berdarah akibat goresan pecahan kacanya, ya gimana bisa kalau hanya terjatuh saja pecahan kacanya bisa terlempar setinggi itu sampai mengenai paha Gita.

Wansut Jeketi 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang