11. Today's beach

290 45 41
                                    

Pelgi main-main. Main pacil. Main ail. Main keyang. Tenang-tenang. Hepi-hepi, yeeyyy!

I'm happy!

—Oh Jongin


"Astaga, Sehun. You sudah seperti young dad yang habis dicerai istri saja. Hebat sekali you bisa urus semua ini sendiri."

Tawa menggelegar Yunho tidak membuat Sehun kesal sedikit pun. Pada kenyataannya, Sehun memang papa muda. Bedanya, dia belum pernah menikah, belum pernah punya istri, apalagi digugat cerai sama istrinya.

Pergi liburan dengan membawa bayi memang selalu merepotkan. Ada banyak barang yang harus dibawa. Ada banyak perlengkapan yang tidak boleh tertinggal. Dan ada banyak obat-obatan yang mesti disiapkan, karena meskipun saat ini Jongin terlihat sehat wal afiyat, belum tentu saat di tempat nanti dia akan tetap sesehat saat ini. Sehun harus bisa siap dan siaga di segala keadaan.

Sebenarnya, jika Sehun membawa nannynya Jongin, dia tidak perlu serempong sekarang. Tapi, tetap saja. Buat Sehun, liburan keluarga hanya perlu diisi oleh keluarga saja. Kalau kata Soyoung, Sehun itu mempekerjakan nanny hanya untuk formalitas belaka. Apalagi sekarang dia lebih sibuk mengurus segalanya tentang Jongin seorang diri tanpa bantuan nanny.

"Sini, Ayah bantu."

"Tidak perlu. Ini sudah selesai, kok," tolak Sehun cepat saat ayahnya sudah mau bergerak mengambil salah satu bawaan. Sehun tidak bisa percaya sama ayahnya, karena setahu Sehun, ayahnya itu sejak kecil selalu diurusi oleh personal assistant. Sama seperti ibu dan koko dan istri kokonya.

Sehun sendiri dulu punya personal assistant, tapi sudah berhenti dan dipekerjakan di kantor karena Sehun enggan diikuti dan diberitahu untuk segala hal yang harus dia lakukan. Sehun merasa dia bisa melakukan semua itu seorang diri, yang penting ada uangnya saja.

Sehun memasukkan tas terakhir yang akan dia bawa ke vila. Jika dilihat, barang bawaan Sehun itu delapan puluh persen milik Jongin, sedangkan dia sendiri hanya menyiapkan baju bersih dan sepatu serta sandal, tidak lupa dia juga memasukkan dompet.

"Papaaa! Yama cekayii, cii! Nini cudaa mau pelgi, tauuu!"

Kedua tangan kecil Jongin berada di pinggang. Mata bulat anak itu melotot ke arah papanya. Sedari tadi Jongin memang sudah tidak sabar untuk pergi, tapi Opa dan Oma terus berkata kalau mereka harus menunggu Papa. Makanya, Jongin sekarang sedang kesal dengan papanya.

Jongin tampil dengan lebih sederhana dibanding hari biasa. Dia hanya memakai kaos polos berwarna putih, celana polos berwarna hitam, lalu topi yang mirip dengan milik Papa, sepatu olahraga kecil yang mirip punya Papa, dan tidak lupa Jongin juga memakai kacamata hitam seperti punya Papa. Hari ini Jongin seperti Papa versi mini. Jangan lupakan, rambutnya juga sudah ditata dengan gel yang dingin-dingin, jadi dia sudah sangat tampan.

"Iya, Cil, iyaaa. Udah selesai ini. Berisik, ah!"

Sehun menjawab setengah abai. Dia juga jadi super sibuk karena harus mempersiapkan kebutuhan Jongin, bukan kebutuhannya sendiri. Jongin dan sikap soknya itu memang menyebalkan.

"PAPA BUAT NINI BICIK! PAPA YAMA! NINI CUDAA CEYECE DALI TADI TAUUU! PAPA BUAT KECAL!" teriak Jongin, tidak terima dikatai berisik oleh Sehun.

"Hadehh, iya, Cil, iya. Ayo, naik. Makin lama nanti."

"PAPA YANG YAMAA!" teriak Jongin lagi. Pokoknya Papa yang salah di sini, bukan Jongin.

"Iya, gue yang lama. Udah." Sehun mendengkus pelan.

Seperti biasa, Soyoung hanya menggeleng saja melihat interaksi anak dan cucunya. Kalau Yunho, dia sudah masuk ke mobil sejak Jongin mulai mengomel.

Posisi duduk mereka, Yunho di depan bersama supir, sedangkan Jongin berada di pangkuan Sehun tepat di belakang bangku Yunho. Soyoung duduk tepat di samping anak dan cucunya itu. Masih ada satu deret di belakang yang kosong karena Yunho memilih menemani supir mereka.

Papa's Diary •√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang