25. Milk and choco

218 41 13
                                    

Papa denal, Nini cudaa becal. Nini dak menanis. Nini dak ucaa mama. Papa dak ucaa titita-tititaa, Nini dak peluu.

—Oh Jongin


Papa bilang, Papa akan pulang di hari keempat. Itu artinya Jongin harus melewati hari ini, besoknya, dan besoknya lagi, baru deh Papa akan pulang di besok harinya.

Jongin sudah melewati tiga hari yang sangaaattt panjang dan melelahkan karena dia harus banyak bermain; sesuai pesan Papa. Dan besok, akhirnya Papa akan pulang. Yeeyyy!

Jongin menarik selimutnya sampai menutupi hidung. Dia menatap Oma yang akan membacakan buku dongeng. "Oma, Papa cuda puyang?" Karena terlalu senang, Jongin jadi terus bertanya soal kepulangan Papa.

"Besok, Sayang. Nini ingat, 'kan? Hari keempat, okay?"

"Inat, kok," jawab Jongin. Mata bulatnya berkedip. "Napa yama, ya? Nini mau yiat Papaaa."

"Enggak lama, kok," jawab Oma lagi. "Kalau sekarang Nini tidur, besok pagi Papa sudah di samping Nini."

"Petii magic?"

Jika Papa besok tiba-tiba sudah ada di samping Jongin saat Jongin bangun tidur, bukannya itu seperti sihir, ya? Pasti keren sekali.

Oma tertawa pelan mendengar ungkapan yang Jongin pakai. Dia mengangguk setuju. "Benar, Sayang. Seperti magic," jawabnya.

"Woaahhh! Nini mau tidul! Nini mau yiat Papa petii magic becok!" Dengan girang Jongin berujar. Dia jadi semakin tidak sabar untuk bertemu dengan Papa.

Jongin menurunkan sedikit selimutnya. Dia juga langsung menutup mata erat-erat, berharap alam mimpi segera menyapa. Anak itu terlihat lucu karena kelopak matanya yang dipaksa untuk terpejam. Bahkan Oma tidak bisa menahan tawa melihat tingkah menggemaskan cucunya.

"Tidak perlu dibacakan buku?" Melihat Jongin yang sudah memejamkan mata, Oma bertanya apakah sesi dibacakan dongeng masih harus berlanjut atau tidak.

Jongin segera membuka matanya. Padahal dia yang meminta Oma untuk membacakan buku dan menemaninya tidur, tidak mungkin dia malah mengecewakan Oma dengan menolak dibacakan buku. Itu tidak sopan kalau kata Papa.

"Jadii, Omaaa. Nini mau denal tititaaa," ucap Jongin dengan suara cempreng yang meninggi.

Oma tersenyum lembut menatap wajah Jongin. Dia memberikan usapan di rambut cucunya. "Oma sudah bawakan tiga buku. Nini mau dibacakan yang mana?"

"Mr. Wolf! Nini mau denal titita Mr. Wolf!"

The Little Wolf and The Sheep menjadi dongeng yang sangat Jongin gemari sejak dia bermain peran dengan Papa. Selama tiga hari ini, jika Oma membacakan lebih dari satu buku cerita, maka judul itu wajib menjadi salah satunya. Jongin sangat senang dengan cerita tersebut meski sudah diulang berkali-kali.

"Akhirnya Mr. Wolfie hidup bahagia bersama para domba. Tamat."

Soyoung menatap wajah Jongin. Bayi itu sudah terlelap dengan mulut yang sedikit terbuka. Senyuman tipis menghiasi wajahmya. Soyoung sedikit membungkukkan tubuhnya, mengecup lembut kening Jongin. "Good night, Baby," bisiknya lembut. "Papa kamu sudah on the way sampai ke rumah. Besok kamu akan lihat Papa, seperti magic."

Sebenarnya Sehun sudah sampai di bandara dan saat ini sedang dijemput oleh Yunho. Mungkin tinggal menunggu beberapa saat untuk kedatangan anak dan suaminya itu, mengingat Yunho yang sudah pergi sejak beberapa waktu lalu sebelum Jongin terlelap.

Soyoung membenarkan letak selimut Jongin sebelum beranjak untuk pergi. Saat Soyoung mau membuka pintu, bertepatan dengan momen ketika Sehun membukanya dari luar.

Papa's Diary •√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang