Side Story 7: Open The New World (1)

99 12 0
                                    

Papa menoleh sebentar, tapi itu cukup untuk Jongin yakin jika Papa memperhatikannya. Apalagi saat Papa menyahuti, "Hm? Apa, Cil?" meski Papa tidak lagi melihat ke arahnya.

Jongin yang sudah senang dengan sahutan dari Papa itu segera memberitahu tujuannya datang. Dia dengan semangat empat-lima berkata pada Papa, "Nini bling yeyo bag, boyeh?"

"Um, boleh," sahut Papa lagi.

Yes! Yes!

Jongin senang sekali, jadi dia segera melanjutkan kalimatnya. Teyus bling mainan banak-banak. Teyus-teyusss bling kuki Papaa! Bling baju banak! Bling gel dinin-dinin, Papaa!"

Namun, berbeda dari harapan Jongin, jawaban Papa malah tidak sesuai kemauannya. "Bawa yellow bag aja, Cil. Mainan bawa satu aja, nanti kalau bawa banyak-banyak malah hilang. Yang lain udah gue bawain, jadi lo nggak usah bawa apa-apa lagi."

Jongin memberengut, tidak senang sama jawaban Papa. "Mainan dua, ya, Papaa? No, no catu caja dong. Piss, Papaaa. Pis, ya? Pisss!" ucapnya, berusaha membujuk.

"Hm, dua."

Eh, kok boleh?

"Kayo iga?" Jongin berusaha membujuk lagi. Siapa tahu, kan, Papa bilang boleh lagi.

"Dua atau balik jadi satu aja?" Sayangnya, dua adalah jumlah terakhir yang Papa bolehkan. Jongin mendecih kesal karena Papa terlihat tidak mau dibujuk lagi.

"Ish, Papaaa. Peyit, huh!" omel anak itu.


Bisa dibaca di KK, yaa.

Papa's Diary •√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang