4

1.2K 38 0
                                    

"aku tergantikan. Kenyataan pahit itu menghantam diriku" 

***

Hari-hari berjalan biasa. Berjalan seperti semestinya, seperti kehidupannya dulu. Dengan segala kegiatannya yang menyenangkan. Fiera tertawa terbahak ketika gladis dan fero menggoda chintya. Ketiga orang itu kompak meledek Chintya yang nampak seperti teko kepanasan saat melihat junior kesayangan bersama kekasih. Saat ini posisi mereka sedang berada di restoran tidak jauh dari kampus mereka. Keempat orang itu sepakat mengisi perut di restoran langganan mereka ketimbang Harus ke kantin yang menu tiap harinya tidak pernah berganti. Yah katakanlah mereka bosan. 

"Menakjubkan" ledek fero. 

"Diamlah" balas Chintya 

"Sepertinya kau kurang menggoda seperti wanita di sebelahnya" ucap gladis terkekeh. 

"Fuck you stupid! Lantas aku harus mengajaknya tidur? Kau gila" balas Chintya sinis. 

"Maybe. oh my gosness! jangan bilang kau masih memikirkan ayah dari mantanmu itu?" Gladis menutup mulutnya kala melihat respon chintya yang tampak malu-malu. 

"Hah? Tunggu apa yang aku lewatkan? Aku pikir gadis setengah waras ini tergila-gila kepada haru?" Ucap fiera menatap ketiga temanya bingung. 

"Aduh! Kau belum tau hot news ini?" Balas gladis. 

"Mantannya saat Sekolah menengah atas. Kau taukan abysam. Nah beberapa waktu ini kurang lebih sebulan lalu. Gadis penggoda ini bertemu dengan ayah abysam bisa di katakan mantan calon mertuanya. Kau tau apa yang terjadi setelahnya? Paman hansen sering sekali menghubungi Chintya entah racun apa yang telah berikan pada orang tua it—" 

"hei dia tidak setua itu jika kau melihat nya secara langsung ku pikir kau akan menggodanya" balas Chintya pada gladis. 

"Dih kau pikir aku mau menjadi sugar baby sepertimu!" 

"Aku bukan sugar baby! Aku hanya menerimanya rezeki. Siapa tau aku benar-benar jodohnya, lagipun jika aku pikir-pikir bukankah ayah abysam lebih kaya dari pada abysam?" 

"Bajingan sekali pikiran mu sist" ucap fero. 

"Memangnya usia kalian berpaut berapa tahun?" Ucap fiera penasaran. 

"19 tahun" 

"Bich?! Kau membuat jantungku ingin copot" ucap fiera berlebihan. 

"Aku dan anaknya seumuran lantas kau pikir dia umur berapa?" 

"39 tahun. Astaga! Jika kau di beri pilihan mana yang ingin kau pilih haru atau hansen?" Kini semua menatap Chintya dengan penasaran atas pertanyaan dari fiera. Jujur saja mereka tau bagaimana Chintya sangat menyukai haru sejak pertama melihat lelaki itu. 

"Aku bingung" 

"Argh! Tolong tahan aku, jangan sampai rambut pendekmu aku tarik hingga rontok" ucap gladis ancang-ancang mendekati Chintya. Melihat hal itu Chintia reflek memundurkan kursinya. 

"Hei gila jangan keluarkan wujud aslimi disini" ucap fiera memakan spaghetti nya yang tinggal sedikit. Fiera tiba-tiba menutup mulutnya. Rasa mual menyerangnya secara tiba-tiba Sungguh dia sangat ingin memuntahkan makannya. 

"kenapa? Kau sakit?" Tanya fero saat mengamati wajah fiera yang tampak pucat. Tanpa menjawab pertanyaan dari fero, fiera berlari dengan terburu-buru ke arah kamar mandi. Membuat mereka kebingungan. 

***

Fiera tampak kacau. Setelah memuntahkan seluruh makanan dalam perut membuat fiera terbayang kejadian pasca malam itu. Tidak mungkin, mustahil terjadi dia sudah meminum pil. hahaha iya tidak mungkin, yah pasti dia salah.

Don't Say (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang