ARLEEN'41

2.9K 69 11
                                    

✨Happy Reading!✨
.
.
.
Warning typo bertebaran!

"Al lo beneran mau lanjut pengobatan ke Singapur?" tanya Bella pelan.

Kini mereka sedang berada di kantin, kantin pun tampak riuh karena banyak siswa siswi yang kelaparan. Mereka bergegas mengisi perut sebelum bel masuk berbunyi.

"Iya, tapi itu gaakan lama!" jawab Aileen sambil menatap wajah murung para sahabatnya.

"Sumpah jangan sedih gini, gue bakal balik tenang aja!" lanjut Aileen.

Tasya menatap Aileen, "Kita bakal kesepian kalau gaada lo Al, rasanya ada yang kosong kalau salah satu dari kita pergi!"

"Iya Al, gabisa disini aja pengobatannya?" lanjut Dinda bertanya.

Aileen menggelengkan kepalanya pelan, "Ini udah keputusan bokap gue, udah diurus juga!"

"Gapapa Al, selagi itu yang terbaik buat lo dan bisa bikin lo sembuh kita bakal dukung!" ujar Bella tersenyum, mencoba membuat Aileen tidak merasa terbebani saat pergi.

"Kabarin kita terus pokoknya!" tegas Tasya sedikit galak.

Aileen terkekeh, "Pasti gue kabarin!"

"Kalau ga ngabarin kita susul!" ujar Dinda dengan serius.

"Udahh, pokoknya kalian tenang aja! Kalian juga jaga diri baik-baik, kabarin gue juga kalau ada sesuatu!" minta Aileen yang dapat dimengerti oleh ketiga sahabatnya itu.

"Lo jadi ikut basket Al?" tanya Tasya setelah memakan makanannya.

"Iya, Arsen udah daftarin! Seleksi kapan sih? Gue belum tanya lagi!"

"Lusa Al! Kata Kak Didit lusa," jawab Dinda yang mendapatkan informasi dari pacarnya.

Bella meneguk minumannya, lalu menatap Aileen, "Lo pasti bisa jadi ketua basket Al!" ujarnya.

Tasya mengangguk semangat, "Bener tuh, Aileen ketua basket cewek! Terus Kak Arsen kan ketua basket cowok!"

"Kayaknya gabisa deh, gue aja mau pergi!" ujar Aileen lesu.

"Apaansih yang ga mungkin buat lo Al, pasti Kak Arsen bakal lakuin kalau lo emang mau!" jelas Dinda.

"Tuh anak kelas sepuluh ngapain disini?" tanya Tasya saat melihat siswi kelas sepuluh berada di kantin yang biasanya dipakai anak kelas 11 dan 12.

"Nyamperin rombongannya Kak Didit anjir!" ujar Dinda merasa cemburu.

Alis Bella menukik tajam, "Itu bukannya Mega? Yang lo ceritain tadi Al!"

Aileen hanya mengangguk, ia dapat melihat dengan jelas jika Mega menghampiri meja inti Scorpio. Namun di meja itu hanya ada Vino, Gavin, Didit, Bisma, dan juga Seto. Tidak ada Varo dan juga Arsen.

"Nyariin siapa?"

Aileen terkejud saat mendengar suara berat seseorang, ia menghela nafasnya saat melihat wajah Arsen yang sangat dekat dengan wajahnya.

"Gue udah kesel!" Dinda dengan emosi langsung menghampiri Didit yang tetlihat sedang berbicara dengan Mega.

Bella menepuk pundak Tasya, "Susulin, ntar ngamuk!" paniknya lalu menyusul Dinda.

Aileen yang akan mengikuti teman-temannya pun terhenti saat Varo menyuruhnya kembali duduk.

"Kalian darimana?" tanya nya merasa heran.

Arsen meneguk minuman Aileen yang masih sisa setengah, "Ngurus pendaftaran basket kamu, lusa seleksi!"

"Tapi kamu langsung masuk!" lanjutnya.

ARLEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang