ARLEEN'56

1.4K 74 5
                                    

✨Happy Reading! ✨
.
.
.
Warning typo bertebaran!

Di sebuah ruangan terdapat tujuh cowok dan enam diantaranya serempak menunduk takut. Sedangkan seorang gadis nampak terdiam sedari tadi.

Keempat inti Scorpio sudah tiba di Singapura. Saat ini mereka sedang berada di ruangan tempat Aileen dirawat.  Tidak ada yang berani membuka suara sejak tadi, Aileen serta Varo juga hanya diam tidak tahu harus berbuat apa.

Arsen hanya menatap mereka tajam, tidak berniat untuk membuka suara. Sejak kedatangannya pun ia enggan berbicara dengan Aileen, bahkan Varo pun tidak berani mengajaknya berbicara.

Setelah mendapatkan info dari Nicolas, tepatnya memaksa Nicolas untuk berkata yang sejujurnya, Arsen segera mengatur penerbangannya ke Singapur untuk memastikan keadaan Aileen.

Dan benar saja, saat ia akan memasuki ruangan gadisnya terlihat Aileen sedang bercanda tawa dengan seseorang melalui telepon. Varo yang berada di dalam ruangan pun terkejud, sedangkan Aileen langsung membeku saat melihat Arsen membuka pintu ruangannya kasar.

"Ar, sorry kita... " ucapan Gavin terhenti saat Arsen menatapnya.

Varo menelan ludahnya dengan susah payah, "Kita bisa jelasin Ar!"

"Keluar!" perintah Arsen tidak ingin dibantah.

Mereka semua tidak ada yang berani menjawab. Varo memperhatikan adiknya yang nampak ketakutan, sedari tadi Aileen hanya diam tidak berani berucap.

"Gue mau jelasin-"

"Gue bilang keluar bangsatt!"

Brak

Pyar

Arsen menendang meja kaca di depannya hingga hancur, mengakibatkan suara yang nyaring.

"Anjir takut gue!" ujar Didit lirih.

Varo menatap Arsen tak kalah tajam, lalu ia menatap Aileen yang bergetar ketakutan.

Menghela nafasnya, Varo lalu pergi dari ruangan Aileen diikuti kelima sahabatnya yang merasa ketakutan sejak tadi. Sebenarnya Varo tidak ingin meninggalkan Aileen, namun ia takut jika Arsen akan semakin mengamuk jika mereka membantah.

Arsen menatap Aileen yang sedari tadi menunduk diam, "Jelasin!"

"A-aku, aku minta maaf Ar!" jawab Aileen tanpa menatap mata Arsen, dirinya sedang tidak punya nyali saat ini.

"Gue suruh lo jelasin! Bukan minta maaf!" gertaknya.

Aileen bungkam, saat ini Arsen benar-benar marah kepadanya. Bahkan Arsen mengubah cara bicara mereka dengan lo-gue.

"Bisa jawab ga?"

"Tadi aja ketawa-ketawa pas gue belum dateng!" lanjut Arsen dengan nada dingin.

Aileen memberanikan diri menatap mata tajam Arsen, "Maaf Arsen, aku minta maaf!"

"Aku punya alasan buat ga kasih tau kamu!" lanjutnya.

Arsen mendekat, "Alasan apa?"

"Yang lain tahu kalau lo udah sadar sejak seminggu yang lalu! Dan cuma gue yang gatau!"

"Lo anggap gue siapa sih Al?" nada bicara Arsen mulai meninggi.

"Makanya dengerin penjelasan aku dulu!" jawab Aileen dengan suara yang mulai bergetar.

Arsen mengacak rambutnya frustasi, "Akh bangsat!" umpatnya melampiaskan emosi.

"Aku minta maaf Arsen, aku cuma mau ngasih tahu kamu kalau semisal aku emang beneran udah sembuh! Enggak masih sakit kayak gini, " jelas Aileen.

ARLEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang