ARLEEN'61

1.3K 69 7
                                    

✨Happy Reading! ✨
.
.
.
Warning typo bertebaran!

Hari berganti semakin siang, namun Arsen masih enggan beranjak dari tempat tidur. Posisi Arsen senantiasa memeluk Aileen dengan wajah yang ia tenggelamkan dalam ceruk leher Aileen. Sedangkan Aileen sudah lelah menghadapi sikap kekasihnya ini.

"Aku siapin air anget, kamu mandi ya?"

Arsen menggeleng, "Nanti kamu pergi,"

"Aku kan udah bilang mau pulang, aku belum ketemu Bunda,"

Ucapan Aileen memang benar, ia dari bandara langsung menuju kediaman Alexander dan belum menginjakkan kaki di rumahnya sendiri.

"Kamu jadi pergi sama Varo nanti?"

"Iya, aku mau cari buku. Aku udah ketinggalan banyak materi Arsen,"

"Sama aku aja!"

"Enggak, kamu masih demam gini!" tolak Aileen.

Arsen mendengus, semakin merapatkan pelukannya, "Aku udah membaik sayang, aku masih kangen," ujarnya manja.

Jika sikap Arsen seperti ini maka Aileen harus banyak bersabar. Arsen akan berkali lipat lebih manja saat sakit.

"Alay banget lo!"

Suara itu terdengar saat seseorang memperhatikan mereka sedari tadi. Varo menatap Arsen yang sedang memeluk adiknya itu, sudah lama dirinya menunggu Aileen namun yang ditunggu tidak kunjung menemuinya. Alhasil Varo menyusul Aileen.

"Kena tonjok ga ngerasa sakit, giliran demam dikit aja K.O" lanjut Varo.

Arsen tidak mendengarkan ejekan Varo, harusnya ia membiarkan pintu tetap terkunci. Namun Aileen memarahinya karena hal itu.

"Udah ya, aku masih ada yang perlu diurus," ujar Aileen.

Arsen tidak bergerak sama sekali, tidak membiarkan Aileen pergi.

Aileen menatap Varo, "Lima menit lagi, tunggu Al di bawah!"

"Ck, iya!" jawab Varo kesal lalu pergi meninggalkan kamar Arsen.

"Sayang,"

"Jangan coba rayu aku, Al! Ga mempan," ujar Arsen saat tahu Aileen berusaha membujuknya.

"Lihat aku sini!" ujar Aileen saat Arsen tidak mau menatap matanya.

"Aku izin pergi bentar ya, kamu ga kasian sama aku? Aku baru sampai lho tadi pagi, terus harus ngurus buat besok!"

"Abang juga kasian nunggu di bawah sendiri, temen-temen kamu kan udah pulang duluan tadi!" lanjutnya.

Arsen hanya diam, nampaknya Aileen harus menggunakan cara lain.

"Kalau kamu ga izinin aku pergi, aku bakal marah sama kamu!" ujar Aileen tegas.

Ucapan Aileen sukses membuat Arsen menatap dirinya, "Sayang, kamu beneran udah ga sayang aku?"

Aileen menghela nafasnya, "Nanti aku kabarin kok, kamu disini aja istirahat!"

"Aku sayang sama kamu, tapi kamu nyebelin!" lanjutnya.

Dengan kesal Arsen melepaskan pelukannya, dirinya lalu tidur memunggungi Aileen.

Aileen hanya diam, lalu ia masuk ke kamar mandi. Setelah itu Aileen mengambil tas selempangnya dan berjalan ke arah Arsen yang pura-pura tidur.

"Aku tau kamu ga tidur, gausah ngambek! Aku udah siapin air anget, nanti aku kabarin!"

"I love you,"

Cup

Aileen pergi setelah mengecup bibir Arsen singkat, sedangkan Arsen langsung membuka matanya.

ARLEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang