prolog

44 5 0
                                    

Sebelum memulai cerita, marilah semua menekan tombol vote agar author makin semangat update!!!
·
·
·
·
·
·
·
·

"Tiada hari tanpa menjahili~"
—Haechan Dawangsa—

Happy reading 🦋
____________________________

Di pagi hari yang cerah ini, tepatnya hari Senin. Ini adalah hari pertama bagi Chenle, jisung, dan Y/n masuk SMA setelah tiga tahun belajar di SMP.

"ANAK-ANAK AYO SARAPAN!!" Seulgi yang sedari tadi berteriak tetapi anak-anaknya belum ada yang bangun.

Ibu delapan anak ini memutuskan untuk pergi ke lantai dua tepatnya kamar semua anaknya sambil membawa segayung air yang nanti akan ia cipratkan kepada buah hati tercinta.

Kurang baik apalagi nih emak? Idaman banget 'kan? 😍

Dug dug dug!

"BANGUN ANAKANAK BUNDA YANG GANTENG DAN CANTIK!! INI HARI PERTAMA KALIAN MASUK SEKOLAH! BUNDA NGGAK MAU KALIAN KENA HUKUM! BANGUN ATAU BUNDA SIRAM?!?!"

Seketika semuanya pada kocar-kacir ke kamar mandi, keknya pada lupa kalo di kamar mereka tuh udah ada kamar mandinya 🗿

"Eh, kan ada WC dikamar." Ucap Renjun.

Bunda masih setia berkacak pinggang melihat tingkah laku anaknya.

Ya Allah... Berikan hambamu ini kesabaran unlimited untuk menghadapi anak-anaknya..—batin Seulgi.

Ceklek

Pintu kamar Y/n membuka dan memperlihatkan seorang gadis cantik lengkap dengan seragam sekolahnya yang tak lain adalah Y/n.

"Adek ayo sarapan dibawah, ayah kamu udah nungguin lho,"

"Iya Bun."

Seulgi menarik pelan lengan si bungsu Dawangsa.

Mereka berdua menuruni anak tangga satu persatu sambil berbincang.

"Jadi gitu bun, Abang lari kocar-kacir mau ke WC tapi lupa kalo dikamar ada? Lawak banget Abang-abang akuu.." keduanya tertawa.

Ketika sudah tiba di ruang makan, Y/n melirik jaemin yang sudah duduk di kursi makan bersama ayah.

"Mas udah disini?" Tanya Y/n.

" Mas udah dari subuh di dapur, masak ini semua buat kalian." Bukan jaemin yang menjawab, melainkan Siwon sang ayah.

Jaemin hanya mengangguk sambil tersenyum.

Y/n mendudukkan tubuhnya di kursi samping jaemin.

"Mas, nanti aku berangkat bareng mas, ya?"

Jaemin menoleh kearah Y/n lalu melirik ke arah sang kepala keluarga.

"Y/n, untuk saat ini kamu berangkat di antar supir pribadi kamu ya? Ayah takut kamu di ganggu dan di kata-katain karena kamu belum mau publish. Berangkat sama pak supir, ya? Nanti ayah kasih kamu blackcard." Bujuk Siwon.

Y/n memcebikkan bibirnya.

Siapa sih yang ngga mau kalo di kasih blackcard?

"Yaudah yah, nanti aku berangkat bareng pak supir. Tapi jangan lupa blackcard nya!" Jawab Y/n yang berubah raut wajahnya menjadi sumringah.

"Giliran dikasih duit mau," gumam Seulgi.

"Ayah!! Minta duitt!!" Haechan menuruni anak tangga dengan bersemangat dan disusul yang lain.

"Duit Mulu yang satu ini. Sarapan dulu, nanti dingin makanannya."

Semua anak Dawangsa duduk dan mulai mengambil makanan lalu memakannya dengan lahap.

"Nanti minta uang sama lele aja," ujar ayah.

Para anak pun mengangguk.

"Aa Echan, hari ini manggung di sekolah? Nggak kuliah?" Tanya Y/n.

"Aa masih libur itu juga disuruh sama kepala sekolah, aa ngga bisa nolak." Jawab haechan.

"Nanti Y/n jangan terlalu deket sama abang-abang kalo di sekolah, secara kamu 'kan belum mau publish." Kata bunda, Y/n pun mengangguk.

'pengen banget pamer ke temen baru kalo aku anak pak Siwon Dawangsa.' —batin Y/n.

"Nanti dijemput ngga neng?" Tanya pak supir.

"Jemput aja pak, nanti aku chat."

Pak Dono, supir pribadi Y/n mengangguk.

Y/n turun dari mobil miliknya, ralat mobil milik ayahnya.

Y/n melambaikan tangannya kepada pak Dono.

Setelah mobil itu menjauh, Y/n berbalik badan.

"Semoga hari ini baik-baik saja," gumamnya.

Berjalan sambil memandangi sekolahnya, SMA PELITA NUSA.

Welcome To ||DAWANGSA FAMILY|| [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang