10. (edisi ramadhan)

9 0 0
                                    

Ada typo tandain‼️

Happy reading 🦋
_________________________

Siang itu, jam menunjukkan pukul 12.00 atau tengah hari. Dimana banyak sekali godaan yang mengganggu iman.

Para 7 bersaudara itu sedang berkumpul di gazebo belakang yang adem ayem. Mulai dari Haechan dan Chenle yang lomba guling-guling di rumput taman, jaemin yang sibuk memandang bunga mawar milik bunda, Jeno yang angkat galon, renjun dan jisung yang diem aja ngerjain tugas sekolah, serta y/n yang asik nonton pacar-pacarnya di handphone baru miliknya di belikan ayah kemarin sambil rebahan.

"Ayang gue cakep semua," monolog y/n yang hampir tantrum.

"Mending lu guling-guling dek sama kita." Ajak Chenle.

"Sori ye, gue gak suka guling-gulingan di rumput bang." Jawab y/n ogah.

"Serah!" Julid Chenle.

Tiba-tiba mata y/n tak sengaja melihat buah mangga yang matang di atas pohon tetangga.

"Bang," panggilnya. Semua Abang nya pun menoleh ke arahnya.

"Kenapa?"

Y/n menunjuk ke arah pohon tersebut. "Liat itu nggak?"

Jaemin pun ngucap, "astaghfirullah dek, jangan gitu ih. Puasa, kalo mau nanti kita ngabuburit aja." Katanya.

Tapi berbanding balik dengan haechan dan Chenle. Mereka pergi menuju pohon tersebut, memandang sejenak buah mangga tersebut.

"Bang, lu yang manjat ya?" Tanya Chenle yang masih setia memandang buah mangga, tiba-tiba perutnya berbunyi.

Krukk

Haechan ngakak mendengar suara perut Chenle, sedangkan si empu menatap tajam.

"Canda elah, gue manjat nih ye."

Chenle seketika jadi semangat, "siap abangkuhh!"

Di gazebo, jaemin mencari-cari keberadaan dua tuyul beban tersebut.

"Pada liat aa sama lele gak?" Tanya jaemin dengan deep voice miliknya.

Seketika y/n yang mendengar deep voice abangnya langsung meleleh. 'nikmat mana lagi yang engkau dustakan ya Allah, suara mas Nana berdamage bangett!" Batin nya.

Kembali lagi bersama dua tuyul beban di pohon mangga pak Agus, haechan yang saat ini sudah di atas mulai memetik buah mangga tersebut. Namun tak berlangsung lama, dirinya di gigit oleh semut angkrang dan reflek lompat.

"Aduhh!" Jerit nya. Haechan sudah jatuh dengan keadaan terduduk.

"Lu gak papa a'?" Tanya Chenle khawatir.

"Gak papa." Jawabnya sambil meringis pelan.

-

Waktu sudah sore, membuat mereka antusias memburu takjil.

"Ayok kita war takjil!" Ajak Jeno.

"Gaskeun!" Mereka pun pergi jalan kaki ke depan gang untuk membeli takjil.

Sesampainya di sana, y/n mulai merengek ke Chenle.

"Abang, mau ituu." Y/n menunjuk pedagang sate.

"Mau Abang penjualnya?" Ledek Chenle.

"Mau satenya, bukan om-om nya." Y/n mencebikkan bibirnya membuat Chenle ingin sekali menampol nya.

"Iyaa tapi nanti peluk Abang ya?" Chenle mode childish.

"Iyaaa abangggg..."

Para Abang yang lain pun menatap tajam Chenle. Sang empu yang di tatap hanya cengengesan gak jelas.

Mereka pun membeli banyak takjil, lumayan di traktir Chenle. Terlebih y/n yang banyak membeli takjil seperti es buah, Boba, sate, cake, jus buah, bakso, seblak, dan cireng. Mereka semua ingin membuat mini vlog berbuka puasa dengan me-review semua takjil yang di beli dan memamerkannya kepada bang Mark di Canada. Mereka yakin bahwa disana tidak ada yang menjual takjil seperti di Indonesia, sampai-sampai ada war takjil antar agama.

Wkwk, back to 7 Dawangsa's.

Kini mereka sudah sampai di rumah dan mulai menyusun semua makanan dengan rapi. Bunda yang turun dari kamar pun terbelalak. "Banyak banget?! Emang kalian semua pada abis?!" Omel bunda berkacak pinggang.

"Abis dong Bun!" Jawab mereka dengan lantang.

"Yaudah deh terserah kalian." Ucap bunda sambil memijat pelipisnya.

Setelah beberapa saat menyusun makanan, mereka sekeluarga pun berkumpul bersiap untuk berbuka.

"Nanti sebelum buka kita buat mini vlog, ya?" Y/n dengan puppy eyes nya.

Semua nya mengangguk antusias dengan ajakan y/n.

______________________________________________
TBC ✨

Kira-kira gimana kelanjutannya ya?
Penasaran? Maka nya bantu vote 🗿🙏🏻

Mau kirim salam?? Komen dong 😎

Bantu vote 🔥🔥


Welcome To ||DAWANGSA FAMILY|| [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang