Diary

273 39 0
                                    

"Hanya terlalu lelah, Jisung akan beristirahat sebentar lalu besok akan pergi ke Jeju."

" ... "

"Nee, tentu saja. Jisung itu sangat sehat dan kuat, dia akan segera pulih."

" ... "

"Nee, baiklah sutradara. Terimakasih," ucap Seo manajer setelahnya memutuskan panggilan telepon dan membuka pintu rawat di depannya.

Di balik pintu, terlihat tubuh tinggi yang dibalut piyama rumah sakit itu berdiri di dekat jendela dengan selang infus yang sudah dilepas.

"Kau sudah bangun? Kenapa berdiri di situ, itu dingin. Dan, kenapa kau lepas infusnya? Kau--"

"Tidak ada," lirih Jisung tanpa menggubris ucapan Seo manajer.

"Maksud mu?"

Jisung menoleh ke arah Seo manajer, lalu menunjuk ke meja nakas dekat brankarnya.

"Apa itu?"

Tidak menjawab, Jisung memilih untuk kembali melihat keluar jendela dan menghela napasnya.
Seo manajer pun berjalan, mengambil buku kecil yang dimaksud Jisung dan membacanya. Kernyitan mulai terlihat di dahinya setelah membaca lembar ketiga dan keempat.

"Jisung-ah... "

Kesekian kalinya Jisung menghela napasnya, ia mendengus pelan dan tidak mengalihkan perhatiannya dari lalu lalang orang-orang yang ada di luar.

"Kau benar Hyung. Mark Hyung, Renjun Hyung, Jeno, Jaemin, Haechan atau Chenle tidak ada."

"Entah sejak kapan aku mulai salah paham antara kenyataan dan... "

Jisung menundukkan kepalanya, tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia membalikkan tubuhnya lalu berjalan pelan untuk berbaring di brankarnya karena jujur ia masih sedikit lemas.

"Mereka adalah karakter yang diciptakan oleh anak SD." Jisung mendengus, mentertawakan dirinya sendiri. "Pantas saja, mereka terlalu sempurna untuk dijadikan sebagai rekan kerja."

"Jisung-ah... "

"Gwenchana Hyung, kau tidak apa-apa. Aku minta maaf tapi, hari ini aku tidak bisa ke Jeju. Tolong sampaikan pada sutradara aku akan pergi lusa lagi. Hari ini aku hanya ingin istirahat," pinta Jisung dengan mata sayunya membuat Seo manajer benar-benar kasihan pada artisnya ini.

"Arraseo, jangan khawatir aku akan mengurusnya. Tidurlah," ucap Seo manajer seraya menaikkan selimut untuk Jisung sampai dada.

Sepeninggal Seo manajer, Jisung meraih buku kecil di nakas. Itu adalah bukunya saat masih kecil. Bukan diary, lebih tepatnya buku coretan. Banyak gambar-gambar ikan pohon atau gambar abstrak, bukan hanya gambar ada juga tulisan tangannya yang terbilang sangat jelek. Entah itu menulis soal di buku atau menulis kata Eomma, Appa, juga tulisan random lainnya.

Dan yang membuat Jisung syok tadi malam sampai pingsan adalah deretan tulisan di bagian tengah bukunya. Sebuah tulisan tentang harapan-harapannya.

Sejak kecil, Jisung sudah sering muncul di televisi. Entah di sebuah acara anak-anak atau drama sebagai pemeran figuran. Jisung cukup disenangi teman-temannya di sekolah, tapi ia tidak memiliki waktu untuk bermain dan mencari teman lebih banyak. Karena ia sudah bercita-cita menjadi seorang artis dan selalu muncul di televisi.

Jisung mulai menulis harapan-harapannya di buku itu, ia ingin memasuki sebuah perusahaan dan nantinya memiliki rekan kerja yang seperti teman dan seorang Hyung.

Penuh imajinasi, Jisung menulis sebuah ceritanya sendiri. Tentang dirinya yang nantinya akan debut bersama enam Hyung baik tapi juga menyebalkan yang menyayanginya. Karirnya tidak terlalu berjalan lancar di awal, namun akhirnya ia dan Hyung-hyungnya mencapai puncak kesuksesan dan menjadi idol favorit di Korea.

Entah sejak kapan Jisung mulai salah paham antara kenyataan dan imajinasinya sendiri. Jisung baru saja sadar bahwa Mark, Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin dan Chenle adalah halusinasinya saat SD.

Imajinasinya saat itu, memang sangat indah. Karena imajinasinya itu ia berlatih keras dan dekat dengan semua trainee, dengan harapan salah satu dari mereka akan menjadi seorang Mark, Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin atau Chenle untuknya. Teman dan Hyung yang baik tapi menyebalkan, yang nantinya akan membuat hari-harinya menyenangkan.

Jisung menutup buku kecil itu, meletakkannya di meja nakas. Ia menutup matanya setelah menarik napas dalam.

"Ayo tidur, dan sadar Park Jisung. Kau harus sadar, kendalikan dirimu!"

"Selamat tidur, Park Jisung... Kau akan baik-baik saja setelah tidur."

[✓] Tidak Ada : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang