"Apa yang kau lihat? Jangan bilang--"
"Mereka tidak muncul," ucap Jisung memotong ucapan Seo manajer.
"Aku tahu kau membohongiku Jisung-ah... Bahkan kemarin kau berbicara sendiri saat makan."
Jisung menatap keluar jendela mobilnya, ia merasa kosong dan sepi meskipun sekarang sangat berisik karena klakson mobil dan motor di jalanan yang lebih macet dari hari biasanya.
"Mereka tidak nyata," gumamnya.
"Mwo? Mereka memang tidak nyata, kau baru sadar?"
Jisung menggeleng pelan. "Biasanya mereka terasa nyata. Mereka sungguh seperti Hyungdeul yang merawat ku dan menemaniku. Tapi sejak seminggu lalu, mereka seperti tidak nyata. Mereka muncul dan berperilaku seperti yang aku inginkan. Sepert, halusinasi ku."
"Bicara apa kau Park Jisung? Mereka memang halusinasi mu. Memang mereka nyata? Aku bahkan tidak bisa melihat mereka. Berhenti keras kepala, kau harus pergi ke psikiater lagi."
"Wae?" Jisung menundukkan kepalanya. "Kenapa Hyung tidak suka? Aku kesepian, dan mereka menemaniku. Mereka tidak jahat, mereka menghiburku dan merawat ku."
Seo manajer menghentikan mobilnya karena lampu merah, ia menghadap ke belakang menatap Jisung yang menundukkan kepalanya.
"Jisung-ah... Kau bisa membagi masalahmu denganku. Aku adalah manajer mu, kau sudah ku anggap seperti adik bahkan anakku."
Jisung mendengus pelan. "Hyung bahkan menolak untuk tinggal bersamaku."
"Yaa aku sudah memiliki istri dan anak."
"Hyung juga jarang makan bersamaku."
"Istriku sudah memasak untukku, kasihan jika aku tidak memakannya."
"Hyung menolak bermain bersamaku."
"Apa kau anak-anak? Kenapa bermain padahal sudah besar?"
Jisung mendengus lagi, menyilangkan tangannya di depan dada. "Lihatlah! Hyung selalu memiliki alasan untuk menolak ku."
"Lalu, apa kau ingin bermain bersama NCT 127? Aku akan mengatakan pada mereka--"
"Tidak perlu. Itu hanya akan canggung karena aku tidak dekat dengan mereka," tolak Jisung mentah-mentah.
"Kalian satu perusahaan--"
"Hyung, lampunya... "
Jisung menunjuk lampu lalu lintas yang berwarna hijau, memutuskan perbincangan mereka berdua. Ia kembali menatap jendela dan melihat iklan di layar LED.
Khususunya tahun ini, seperti tahun kejayaannya. Ia mendapatkan banyak tawaran iklan, brand, majalah, dan yang lainnya. Music video dan track video trending. Bahkan ia hanya bersin menjadi shorts video dimana-mana.
Entahlah apakah ini adalah akhir atau awal yang sebenarnya. Selama tujuh tahun debut Solo idol, kini Jisung berhasil berada di puncak KPop setelah merilis album pertamanya yang bertema tentang laki-laki memasuki usia dewasa dan bertemu cinta pertamanya.
Bisa dibilang Jisung mencoba konsep baru karena sebelumnya konsep lagunya adalah lagu-lagu lucu, sementara kali ini terkesan lebih dewasa dan berkarisma. Jisung bekerja keras dalam menyiapkan album kali ini, dan hasilnya memang sangat memuaskan. Ini menjadi titik balik hidupnya.
Jisung membuka kaca jendelanya dan menghirup udara yang dingin, membuatnya harus mengeratkan jaketnya.
"Dingin Jisung-ah, jangan buka jendelanya.."
Jisung kembali menutup jendela mobilnya, menghela napasnya karen aia benar-benar bosan. Kenapa lokasi syutingnya sangat jauh?
"Jisung-ah... "
"Emn?"
"Bagaimana rasanya di puncak?"
Jisung menatap Seo manajer dari mirror center yang juga menatapnya."Kau sudah bekerja keras tujuh tahun ini, bahkan kau merelakan pendidikan mu. Bukan hanya itu, kau jauh dari keluarga dan tidak seperti anak pada umumnya yang mencari banyak teman, kau hanya selalu berlatih. Sekarang, semua orang melihatmu dan memujimu. Bagaimana perasaan mu?"
Jisung diam sebentar, mencoba memahami perasannya. "Entahlah, aku bahagia... Tapi aku masih kesepian."
"Aku sedikit menyesal, mungkin lebih baik jika dulu aku debut grup bersama 127 Hyung... "
"Kenapa aku selalu memilih sendirian dan berakhir kesepian?"
"Kau tidak sendirian Park Jisung."
Jisung mengernyit, apa yang ingin manajer katakan padanya?"Aku, 127 member, dan penggemarmu. Ku harap kau mengandalkan kami, tidak terus terbebani sendiri dan kesepian sendirian."
"Mianhae... Aku terlalu sibuk padahal seharusnya kau prioritas ku."
"Aniya Hyung, tentu saja keluarga Hyung yang harus menjadi prioritas."
"Gantinya pesanmu akan selalu menjadi prioritas ku, jadi kirim pesan untukku jika kau bosan. Begitu juga kepada 127 member dan penggemarmu."
"Bagaimana, apa kau mau ke dorm 127 besok? Kau harus mengakrabkan diri agar terbiasa dan tidak canggung."
Jisung menghela napasnya, menatap sampingnya yang terlihat bayangan Chenle tersenyum lebar padanya. Bayangan yang tidak terasa hidup.
"Arraseo... "
"Baiklah kita sudah sampai. Hari ini kau hanya ada jadwal syuting, aku sudah mengatur kembali jadwal mu. Setelah selesai kita akan malam bersama."
Jisung tersenyum tipis, lalu mengangguk. "Gomawo Seo Jun Hyung,"
To Be Continue...
Maap kalo banyak typo...
Selamat berlibur ya ges, aku si UAS aja belommHave a nice day^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Tidak Ada : Park Jisung
Fanfic[Lengkap] Mark, Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin atau Chenle tidak ada. Mereka tidak ada dalam hidup Park Jisung. . . . ⚠️ Don't PLAGIAT! Start : 14 Desember 2023 Finish : 28 Maret 2024