Bad Dream

210 29 0
                                    

"Apa yang kau tulis?"

Bukan apa-apa, hanya saja Seo manajer tidak terbiasa melihat Jisung memegang sebuah buku.

"Eoh, aku hanya menulis sesuatu."

Jisung terlihat ragu, ingin mengatakan sesuatu namun bimbang. Apakah hal seperti ini ia juga harus meminta ijin?

"Apa? Kau ingin mengatakan sesuatu?"

Jisung mengangguk, ia menutup buku diary mimpinya. "Hyung, haruskah aku menulis Webtoon?"

"Webtoon," ulang Seo manajer bertanya-tanya.

"Apakah aneh? Tidak boleh?"

Seo manajer, namun kemudian terkekeh. "Sedikit aneh, tapi terserah mu. Apa kau punya waktu?"

"Ingat kau harus menjaga pola makan dan tidur mu."

Jisung melirik buku diary nya. Tapi rasanya sayang jika cerita di mimpinya hanya diketahui olehnya. Ia ingin membagikan kehidupan menyenangkan yang ia jalani bersama enam member.

Ini sudah satu bulan sejak Jisung terus bermimpi yang berkelanjutan, membentuk sebuah alur. Bahkan kini buku diary Jisung hanya tinggal beberapa lembar lagi, Jisung berniat membelinya lagi nanti saat pulang dari lokasi syuting. Tentang ini, Jisung tidak bercerita pada Seo manajer. Karena Seo manajer akan menyebutnya tengah berhalusinasi lalu memintanya menemui psikiater.

Oh ayolah, Jisung tidak gila.

"Jadi apa menurut Hyung aku harus menulis Webtoon?"

"Aku boleh jujur?"

Jisung mengangguk, ia sungguh bertanya tentang hal ini. Jisung bukannya memaksa ingin menulis Webtoon.

"Mungkin aku akan menanyakannya ke perusahaan setelah comeback mu, untuk saat ini kau harus fokus dengan comeback."

Jisung mengernyit. "Apa hal ini, perusahaan juga perlu mengetahuinya? Aku bahkan berniat menggunakan nama pena," ujar Jisung lesu.

"Tidak juga tapi... Tapi pendapat ku jangan sekarang. Hari ini bahkan kau tidak ada waktu pulang untuk tidur karena setelah ini kau harus melakukan fansign. Jiwon sudah mengirim pesan padaku untuk cepat menyelesaikan syutingnya, penggemar mu sudah menunggu."

"Maksud Hyung aku tidak bisa tidur?"

"Kau bisa tidur di mobil."






















"Besok adalah hari debut kita, bagaimana jika hari ini kita keluar. Ini adalah hari sebelum kita menjadi seorang idol. Hari terakhir kita sebagai trainee," usul Haechan menggebu.

"Tidak buruk. Bagaimana dengan kalian?"

Mark yang baru saja keluar dari kamar mandi pun menatap membernya. Mereka kini tengah berkumpul di asrama.

"Aku setuju! Kira harus berpisah dengan status trainee kita," ucap Renjun dengan senyum lebarnya yang langsung mendapat rangkulan oleh Haechan karena sependapat.

"Aku juga setuju dengan Donghyuck," timbrung Jeno.

"Jeno-ya, sudah berapa kali ku bilang? Mulai sekarang panggil aku Haechan," protes Haechan.

Sudah seminggu sejak perusahaan memberikan nama panggung untuk Haechan dan Haechan terlihat senang dengan nama barunya. Jeno mendengus pelan, tidak mengindahkan Haechan.

"Kalau Jeno setuju, aku juga setuju."

Kini hanya tinggal dua suara. Mereka menatap Jisung dan Chenle yang sedari tadi menyimak saja.

"Chenle-ya kita akan keluar untuk jalan-jalan karena ini hari terakhir kita sebagai trainee, besok kita debut. Apa kau ikut?"

Saat Renjun menjelaskan kepada Chenle menggunakan bahasa China, mereka pun sadar. Chenle tidak paham dengan pembicaraan mereka ternyata.

Setelah dijelaskan, Chenle mengangguk cepat. "Tentu! Aku akan ikut," jawab Chenle semangat.

"Jisung-ah?"

Jisung menundukkan kepalanya. "Aku ingin ikut, aku juga ingin ikut dengan kalian. Tapi aku sudah memiliki janji dengan Eomma untuk pergi hari ini," ucap Jisung dengan nada lirih karena tidak enak.

"Yahh... Padahal akan sangat menyenangkan jika kita semua pergi. Tapi tidak apa, Jisung-ah... Nanti kamu akan membelikan mu sesuatu. Kau pergilah bersama Eomma mu."

"Maaf Hyung... "

"Tidak apa-apa."

Jisung menyesal. Jisung menyesal ia tidak pergi bersama Hyungdeul, ah tidak. Ia menyesal karena tidak menahan Hyungdeul pergi.

"Kami sungguh harus pergi sekarang Jisung-ah.. Jaga dirimu, annyeong aegii!!"

Seharusnya Jisung menahan Hyungdeul saat berpisah di kereta sore tadi. Seharusnya Jisung mengajak Hyungdeul pergi bersamanya saja.

.... Kecelakaan kereta bawah tanah XX masih belum diketahui penyebabnya. Kepolisian setempat masih menyelidikinya. Adapun korban jiwanya sekitar dua ratus tiga puluh sembilan penumpang, dan masinis ...

"Kumohon biarkan aku melihatnya hiks!"






To Be Continue...

[✓] Tidak Ada : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang