The Day We Met

196 29 4
                                    

"Kau tidak tidur?"

Jisung tersentak kecil, ia menoleh ke arah Seo manajer terlihat linglung.

"Eoh... Emnn, sedikit?"

"Apa maksudmu sedikit?"

Jisung menyenderkan kepalanya di jendela mobil, namun menatap kosong. Entah apa yang dipikirkannya. "Aku hanya sedang mengingat sesuatu, jadi aku terlambat tidur."

"Tapi tidak apa Hyung, aku baik-baik saja."

"Kalau begitu tidurlah sebentar, nanti aku akan membangunkan mu."

Menurut, Jisung mulai menyamankan duduknya dan memejamkan matanya.

"Jisung-ah... "

"Park Jisung?"

"Jisung!"

Jisung segera mengangkat kepalanya, terkejut dengan tepukan di pundaknya. Jisung menoleh. "Turunlah, kita sudah sampai."

"Sampai dimana," tanya Jisung masih belum sepenuhnya sadar.

Jisung pun melihat ke luar, ia menyipitkan matanya yang sudah sipit itu. Namun Jisung malah kini mengucek matanya, tidak percaya yang ia lihat. Jisung pun menoleh ke kursi kemudi. "Seo Jun Hyung?!"

"Seo Jun? Siapa dia?"

"E--eommaa, Eomma kenapa di sini?"

Eomma Jisung mengernyit, ia menempelkan punggung tangannya di kening Jisung. "Kau tidak sakit kan? Pertanyaan apa yang kau ucapkan?"

"Cepatlah turun, ini adalah hari pertama mu."

Hari pertama?!

Jisung mulai meneliti sekelilingnya lalu ia menutup mulutnya terkejut dengan ingatannya. Sekarang ia ingat.

Ini... Ini adalah hari pertamanya sebagai trainee SM. Tidak mungkin!

Tunggu, lalu ini adalah mimpi atau kenyataan?

"Jisung-ah!! Cepat keluar."

Untuk saat ini, Jisung keluar dari mobil. Bahkan mobil Eomma masih mobil model lama. Tiba-tiba, saat Jisung mengambil langkah pertama di perusahaan ia gugup. Bukankah sekarang ia akan bertemu Haechan, Mark, Jeno, dan Jaemin?

"Annyeong!!"

"Selamat datang di SM Entertainment, dan selamat sudah berhasil menjadi trainee. Perkenalkan namaku Donghyuck yang akan menjadi teman berlatih kalian. Aku sudah masuk di sini sejak  dua bulan lalu, aku tidak tahu banyak tapi jika kalian kesulitan dan aku bisa, aku akan membantu kalian."

Jisung menyipitkan matanya, menatap senyum percaya diri Haechan. Sebenarnya awalnya Jisung kira itu adalah senyuman ramah, namun ternyata itu adalah senyuman bangga dan percaya diri seorang Lee Haechan. Senyuman percaya diri karena lebih sunbae. Jisung terkekeh pelan, ternyata Haechan lucu.

Tiba-tiba pintu terbuka, perhatian beberapa trainee teralihkan.
Seorang anak laki-laki dengan kacamata hitam datang. Tidak lupa tas gendongannya yang lebih besar daripada tubuhnya. Itu imut, Lee Jeno.

"Maaf terlambat... Saya Lee Jeno."

"Eohh.. tidak apa-apa, masuklah Jeno-ya."

Dengan gaya sok kenal sok dekatnya Haechan menyambut Jeno.

Jisung langsung mendekati mereka berdua, ia tidak peduli ini mimpi atau nyata. Tapi Jisung sangat bahagia karena setelah sekian lama ia bisa melihat Haechan dan Jeno.

Namun tinggal tiga langkah lagi, Jisung berhenti. Ia menatap ke cermin menampilkan pantulan dirinya yang masih pendek dan wajah polos. Wajahnya sangat kecil dan bajunya sangat warna-warni.

"Apakah ini imajinasi ku?"

"Bukan mimpi, tapi imajinasi?"

"Park Jisung sadarlah!!"

"Kau tidak bisa terus hidup dalam imajinasi mu," desak Jisung.

"Park Jisung, sadarlah!!"

"Park Jisung!!"

"Jisung-ah... "

"Park Jisung sadarlah!!"

"Park Jisung buka matamu!!"

Dan kedua mata itu terbuka. Netranya meneliti sekelilingnya, entah kenapa ia menahan napasnya.

"Kau sudah bangun? Ayo cepat turun, kita sudah sampai."

"Sampai dimana," tanya Jisung.

"Perusahaan. Kau masih belum bangun?"

"Seo Jun Hyung?!"

"Hyung kau di sini?"

Seo manajer terkejut saat Jisung mendekatkan wajahnya. "Kau tidak sakit kan? Pertanyaan apa yang kau ucapkan?"

"Jangan aneh-aneh Park Jisung, cepat turun karena kita sudah terlambat."

Jisung pun menurut, turun dari mobil. Ia menatap perusahannya yang tinggi. Ini adalah perusahaan yang ia kenal. Lalu, apakah tadi mimpi? Imajinasi? Berimajinasi di mimpi? Lucid dream?

"Arghh!!"

Seo manajer membalikkan tubuhnya saat mendengar erangan Jisung. "Wae? Kau sakit?"

"Hyung, ini mimpi atau kenyataan?"

Wajah Seo manajer menegang. "Jangan bilang, kau bertemu Jaemin dan yang lain? Kau... Kau berimajinasi lagi?"

"Apa itu imajinasi?"

Bukannya menjawab, Jisung justru balik bertanya. Karena kali ini, ia tidak merasa yang ia alami tadi adalah kenyataan tapi mimpi. Ia tadi seperti bermimpi.

"Jisung--"

"Hyung, kupikir aku sudah gila."


To Be Continue...

Udah satu bulan lebih yaa?? Maappp🙏🙏

Aku ga mau ngeles, bikin alesan ini itu. Iya aku akui, aku salah temen-temen 🙇🏻🙇🏻
Maapin aku atas keterlambatan dalam updettt

Gapapa kok yang udah kabur, aku maklum...

Kedepannya aku juga ga janji:(
Sesuai waktu dan bisa nulis apa nggaknya yahhh🙏

Yang kuat-kuat buat yg puasa

Selamat malam, mimpi indah🤗

[✓] Tidak Ada : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang