BERTAUT

349 51 15
                                    

"perihal yang datang dan pergi di setiap cerita dalam hidup kita.Jagalah ia yang terus bertahan dan berusaha tetap hadir untuk kita.Dan,lepaskanlah yang ingin pergi dengan keikhlasan.Jangan biarkan ia yang ingin pergi terpenjara tertekan karena keegoisan kita sendiri"


Ting!
Benda pipih yang berada di atas meja di sebelah tempat tidur Nakala berbunyi,Nakala yang baru saja keluar dari kamar mandi sehabis mencuci muka segera menghampiri benda pipih tersebut bermaksud memeriksa apa yang ada di handphone nya itu.

Ting!  Benda pipih yang berada di atas meja di sebelah tempat tidur Nakala berbunyi,Nakala yang baru saja keluar dari kamar mandi sehabis mencuci muka segera menghampiri benda pipih tersebut bermaksud memeriksa apa yang ada di handphone nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa pesan muncul dari bilah notifikasi handphone nya.Pesan yang tidak di ketahui siapa pengirimnya.Dengan cepat, Nakala segera membuka WhatsApp untuk melihat siapa orang yang sudah mengiriminya pesan selarut ini.

Nakala membaca pesan tersebut dengan pelan.Pesan terakhir yang dikirimkan oleh pemiliknya berhasil mengukir senyum di bibir Nakala.Entah mengapa,Nakala reflek tersenyum setelah melihat nama pengirim pesan itu, tiada lain adalah orang yang baru saja dikenalnya tadi, yang awalnya ia kira sebagai pengganggu ketenangannya.Seorang laki - laki yang mempunyai pandangan yang teduh,seorang laki - laki yang membawa rasa aman dan tenang baginya, "Senja".

Tak disangka, ternyata mereka berdua menghabiskan waktu yang cukup lama untuk saling bercerita di Pelabuhan Delima tadi. Tidak, hanya Nakala saja yang bercerita sedangkan Senja sebagai teman yang selalu turut mendengarkan semua cerita perempuan itu sampai perempuan itu sendiri yang mengakhiri ceritanya.

Dan ketika malam sudah di rasa semakin larut, Senja memutuskan untuk mengantarkan Nakala pulang kerumahnya.Awalnya, Nakala tidak mau pulang sama sekali, karena ia masih ingin berada di Pelabuhan itu lebih lama lagi. Bahkan, ia berniat tidak ingin pulang lagi kerumahnya.Ia benci dengan rumah tempat tinggalnya.Sungguh.

Bahkan baginya,Rumahnya tak pantas di sebut sebagai Rumah.Tetapi, Senja terus berusaha membujuknya supaya ia mau pulang dan dengan waktu yang cukup lama akhirnya Senja berhasil membujuk Nakala untuk segera pulang.

Senja mengantarkan Nakala pulang sampai ke Rumahnya.Awalnya, Nakala menolak untuk diantar oleh Senja.Sebab, ia takut merepotkan laki - laki itu apalagi mereka baru saja bertemu.Dan Rumahnya pun juga lumayan dekat dari Pelabuhan, hanya jalan kaki sekitar 7 menit pun, ia sudah sampai di Rumah.Tapi, ini Senja. Mana mungkin, ia tega melihat Perempuan berjalan sendirian di malam yang sudah semakin larut ini.

Sesampainya di depan Rumah Nakala,Senja segera memerintahkan Nakala untuk segera masuk ke dalam Rumah.

"Makasih ya Senja, udah mau anterin gue pulang, makasih juga udah mau nemenin gue ngilangin rasa sedih gue buat malam ini," Ucap Nakala sebelum ia masuk ke dalam Rumahnya"

𝐊𝐚𝐥𝐚 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang