Pergi

94 8 0
                                    

"Tentang aku dan kamu,yang tak akan pernah menjadi kita"



Bulan malam ini bersinar terang memancarkan cahaya indahnya yang mengingatkan Nakala pada Senja. Laki-laki dengan tutur lembutnya, dengan hangatnya dan kasihnya pada Nakala selama ini yang selalu menyertai.Lamanya waktu, membuat Nakala semakin menginginkannya.Lamanya waktu juga terlambat untuk memperlihatkan kenyataan-kenyataan yang akan hadir sehingga harus membuat salah satunya terluka.

Malam ini Nakala kembali pilu memikirkan Laki-laki yang sedari tadi sudah memenuhi benaknya.Laki-laki yang kini sudah jauh berubah, tidak seperti dahulu lagi ketika mereka yang masih saling menginginkan.Kini rasanya hanya Nakala saja yang masih menginginkannya tidak dengan Senja yang sepertinya sudah siap untuk meninggalkannya.

Lembut tutur katamu
Merdu tawamu
Parasmu yang menawan
Buat diriku tak bisa lupa

Dari banyaknya insan di dunia
Mengapa dirimu yang aku sangka
Bisa temani hari-hariku yang tak selalu indah
Walau kita tak bisa bersama

-Akhir Tak Bahagia

Alunan lagu yang sedari tadi sudah terputar mengiringi sepinya Nakala malam ini,seperti hidup dalam lagu itu, kata-kata indah yang terdengar semakin membuat Nakala menarik panjang napasnya, merasa hal yang dirasa sangat tidak diduga olehnya.Merasa seperti semuanya berubah dengan cepat namun tak ada satupun yang membuat bahagia.

"Bulannya indah dan cantik banget ya Senja", gumam Nakala sembari melihat Bulan malam ini dari sudut jendela kamarnya."Bulan lebih sempurna, lebih pantes untuk Lo genggam selamanya.Kalau sama gue Lo mau berharap apa?gue cuma bisa ngeluh terus sama Lo, gue cuma bisa ceritain cerita gue yang buruk itu untuk Lo dengar, Lo pasti udah muak sama itu semua",lanjut Nakala bermain dengan pikirannya sendiri disertai senyumnya yang hampa

Nakala mulai menangis, pikiran-pikiran buruk tentang Senja semakin menghantui pikirannya.Perasaan takut akan kehilangan sudah di depan mata,mungkin sebentar lagi hal itu akan benar-benar terjadi padanya.

"Jangan pergi secepatnya Senja,gue masih sangat butuh Lo disini", lirih Nakala memohon agar harapannya ini bisa didengar oleh Senja

Angin malam ini terus menghampiri.Suasana hati Perempuan itu semakin tidak karuan.Mungkin ini yang dirasakan oleh orang-orang yang sudah terlalu dalam menempatkan rasa kepada seseorang yang dicintainya.Menaruh rasa cinta dan nyaman yang tak hingga,yang membuat jiwa menjadi lebih terluka dan sakit ketika yang disayangi sudah ingin sirna.Nakala sudah benar-benar mencintai Senja walaupun mereka belum pernah untuk saling mengungkapkannya.Senja sangat baik, namun dirinya belum benar-benar selesai dengan masa lalunya.

"Kenapa sakit banget liat Lo kaya gini", lirih Nakala lemah dengan isak tangisnya yang semakin kuat ketika melihat Senja yang tengah merangkul seorang Perempuan yang Nakala yakin bahwa itu adalah Bulan.Dari sudut jendela itu dilihatnya Laki-laki yang sedang dicintainya sedang menggenggam erat tangan perempuan lain, merangkulnya hangat dengan tatapan tulus yang terlihat sangat menyayangi perempuan itu.Siapa yang tidak sakit melihat seseorang yang sedang dicintainya sedang bermesra dengan orang lain yang bukan dirinya?bukankah cinta begitu menyakitkan ketika yang kita cintai telah lebih dulu mencintai yang lain? keheningan kembali hadir menyapa Perempuan itu sendirinya ...

Tok tok tok!
Tak lama,terdengar suara ketukan pintu yang menandakan bahwa ada orang yang sedang berada di depan rumahnya. Nakala segera beranjak pergi dari kamarnya dan segera menuju ke bawah untuk melihat siapa orang yang sudah mengetuk pintunya barusan.

𝐊𝐚𝐥𝐚 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang