02

778 93 5
                                    

Ujian dinyatakan untuk di jeda sejenak. Sedang berada dalam sesi istirahat untuk bersiap melangkah ke ujian selanjutnya.

"Kira-kira... Apa yang menjadi ujian selanjutnya, Kak― Kapten Kaizo?" Ujar gadis itu meralat panggilannya.

Kening Kaizo agak mengerut kemudian menggeleng, "Aku juga tidak tahu." Dia nampaknya agak kesal karena gadis kecil itu memanggil nama formalnya. [Name] hanya memperhatikan si galak tapi tampan itu kemudian agak mendekat dan membuat siku mereka saling bersentuhan.

"Kalau begitu, bagaimana cara Kak Kaizo masuk kemari?" Tanya gadis itu berbisik.

Oh. Bibir Kaizo naik dan tersenyum tipis. Rupanya gadis itu memang hanya menggunakan panggilan 'Kak' apabila hanya ada mereka berdua. Tidak mengapa, itu manis.

"Dulu aku mengikuti ujian tulis ini juga. Dan berakhir melawan―"

"WAKTUNYA MENYAMBUNG UJIAN!!"

Teriakan Laksamana Tarung yang memperingati mereka membuat Kapten Kaizo sontak berdiri dan menyeret [Name] yang masih sibuk dengan roti kejunya. Gadis itu diseret namun tak peduli, langsung melahap roti kejunya. Dirinya dibawa menuju aula tadi. Kemudian disuruh berdiri dihadapan ketiga alien itu.

Namun alarm berbunyi dan warna merah terus berkedip. Menandakan ada sesuatu yang tak beres.

"HAH!? ADA APA INI!?"

Kapten kaizo yang memegang kendali kemudian langsung mengecek ke arah jam tangannya dan mendapati bahwa stasiun mereka kedatangan tamu pencuri. Laksamana Tarung pergi bersama dengan Kapten Kaizo dan mengamanatkan kepada Kokoci untuk tetap disini bersama dengan [Name].

Setelah kedua alien itu menghilang dari pandangan, [Name] tentunya tak ingin berdiam diri. Hanya saja, dia belum menjadi anggota TAPOPS seutuhnya. Dilihatnya Kokoci yang sedang melakukan call dadakan dengan Laksamana Tarung yang sedang mencari keberadaan si pencuri.

Komandannya itu memberikan beberapa informasi dimana letak semua bola kekuatan yang diculik dan terlihat sebuah titik merah yang terus mengejar.

"Titik merah ini, apa?"

Komandan Kokoci menjelaskan bahwa titik merah itu adalah radar dari bola kekuatan. Sedangkan yang berwarna hijau itu adalah sinyal dari Kapten Kaizo dan Laksamana Tarung. Pengejaran terus terjadi sampai menuju ke arah perpustakaan.

Saling kejar-kejaran, Kaizo dengan pencuri itu nampaknya berkejaran dengan sengit. Sedangkan nampak titik hijau yang telah dikonfirmasikan oleh Kokoci adalah Kaizo, menghilang kesana kemari.

"Eh? Kak― kapten Kaizo bisa teleportasi!?"

Komandannya mengangguk, "Iya. Dia merupakan alien yang memiliki kemampuan tersebut."

Kejar-kejaran itu terjadi lama sekali hingga dalam tampilan cctv, dapat terlihat bahwa beberapa barang sudah rusak juga berantakan sana sini. [Name] juga lelah dan bosan menunggu, dia berdiri membuat Komandannya kemudian menatapnya heran.

"Komandan, boleh di cek tempat parkir disini?"

Kokoci menyanggupi dan nampak memang ada sebuah pesawat luar angkasa di luar. Tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung satu orang dan satu bola kekuatan.

"Bola kekuatan apa yang dicuri?"

"Dia adalah GumBot. Sebuah bola kekuatan yang berfungsi untuk―"

Sembari mendengarkan, [Name] mengambil beberapa perlengkapan di ransel kemudian tersenyum kala Kokoci bertanya.

"Kamu mau apa?"

"Komandan mau dengar rencana saya, nggak?"

─────────ㅤ✮ㅤ──────────

Iridescent ꒰ continued ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang