07

645 89 18
                                    

Laporan misi yang diberikan kepada kapten Kaizo sebenarnya adalah ijin untuk meneruskan misi ke tingkat yang lebih. [Name] menjelaskan bahwasanya dirinya belum sepenuhnya selesai menjalankan misi.

Belum diketahui perusahaan Saro itu memiliki ijin atau tidak. Jadi, kapten Kaizo terpaksa menyetujui laporan misi yang belum sepenuhnya terlaksana.

Sekarang, [Name] berada di sebuah tempat mewah. Restoran antara bangsa cabang luar angkasa. Restoran ini sebenarnya restoran yang hanya ada di bumi, tetapi... Apa yang tidak mungkin jika kamu memiliki koneksi?

Saat masuk, [Name] mengingat pesan yang dikirimkan oleh bos Saro kepadanya di E-Massage.

'Kita bertemu di Restoran Antara Bangsa. Pergi perintahkan pelayan disana mengantarmu di ruangan 6.'

Oke. [Name] memperbaiki raut wajahnya dan kemudian tersenyum. Benar-benar menyusahkan, namun untuk misi pertamanya, gadis itu tidak akan melakukannya setengah-setengah!

"Permisi. Bisakah anda mengantarkan saya ke ruangan nomor 6?"

Pelayan pria yang ditanyai kemudian mengangguk. Disini, pelayannya adalah manusia. Namun pengunjungnya rata-rata adalah alien kaya raya. Gadis itu diantarkan menuju ke arah lorong, seperti hotel. Dan dia kemudian berhenti di pintu dengan nomor 6 yang tertempel disana.

"Terima kasih."

Pelayan itu mengangguk kemudian pergi. [Name] kemudian menarik napas panjang dan memutar kenop pintu agar pintunya terbuka. Di dalam, terlihat ruang makan dengan pemandangan luar angkasa raya.

"Kamu sudah datang, Ashana?"

Nama palsu itu lagi. [Name] kemudian melihat ke arah orang yang menjadi bos nya sekarang, pemilik perusahaan Saro.

"Halo, bos! Apa kabar!?" Alter ego yang menyakitkan.

Rasanya [Name] ingin langsung memakan makanan yang telah dipesan di atas meja. Nampak masih mengepul menandakan makanan itu baru saja datang. Pipinya terasa berkedut karena memaksakan senyuman ceria itu terpampang di wajah.

"Kemarilah."

Bos nya itu abai sekali. Tidak menjawab pertanyaannya tadi tapi memanggilnya kemari. Tidak mengapa, itu menandakan bahwa bos nya peka. Rambut hitamnya nampak rapi dan juga dia memakai pakaian formal untuk pertemuan mereka.

"Masih ingat tentang kontrak?"

[Name] mengangguk. Dia masih mengingat dengan jelas apa yang ditawarkan oleh pria tinggi ini. Dan juga apa yang dia setujui.

"Tentu, tuan―"

Pria tinggi itu melanjutkan, "Savero."

Huh?

"Baiklah, tuan Savero."

[Name] hampir tertawa karena potongan nama milik pemilik perusahaan Saro itu adalah 'Save'.

Setelahnya, [Name] diajak makan malam oleh Savero. Pria tinggi itu nampak memperhatikan [Name] dengan sangat teliti saat gadis itu makan. Membuat [Name] merasa dirinya sakit perut.

"Apa ada yang salah?"

Savero menggeleng, "Hanya tidak menyangka jika namamu adalah Ashana. Kurasa itu tidak cocok untukmu."

[Name] memiringkan kepala. Alih-alih merasa marah, [Name] malah penasaran dengan apa alasan nama itu menjadi kurang cocok padanya, "Mengapa bisa begitu, tuan?"

Mata ungu Savero menelisik ke arah mata milik [Name]. Menatap matanya dengan dalam kemudian menjawab, "Tidak cocok dengan senyuman palsu. Dan panggil aku Vero."

Iridescent ꒰ continued ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang