05

718 96 6
                                    

Berdiri di antara pria besar yang merupakan bodyguard milik pria yang menculiknya tadi. Rupanya dia memiliki urusan untuk bertemu dengan rekan kerja di ruangan VIP nya. Nametag dengan tittle sekretaris sudah tersemat di atas saku baju bagian kiri milik [Name]. Ashana dengan jabatan Sekretaris.

[Name] berusaha membaca situasi. Sekarang, mereka bertemu dengan seorang pria gemuk yang memakai jas hitam. Wajahnya berwarna hijau namun kepalanya bulat seperti bola. Sedangkan pria yang menculiknya tadi, nampaknya adalah alien normal seperti Kaizo.

'lumayan.'

"Saya rasa, kita masih bisa bicarakan ini baik-baik, tuan," ujar si gemuk itu berusaha meminta belas kasihan.

[Name] tidak mengetahui apapun tentang yang mereka bahas. Sedari tadi, [Name] hanya melirik kesana kemari sembari memikirkan nasibnya sekarang dan sesudah ini. Benar-benar tidak terencana dan terduga.

"Sebagai seorang pemimpin, saya rasa anda tidak memiliki klasifikasi untuk menjadi rekan kerja saya lagi."

Nada bicara penculiknya itu menggambarkan bahwa dia tersenyum. Membuat [Name] menghela nafas dengan tanda sebagai 'habislah' kepada si gemuk.

"Tapi tuan, saya rasa perusahaan saya dan perusahaan Saro bisa menjadi lebih maju apabila bersatu!"

Eh?

"Saya mohon, saya akan tegur karyawan yang telah lalai mengkorupsi uang hasil penjualan pesawat yang telah anda buat, pemimpin perusahaan Saro."

Pria tinggi aneh yang menculik dirinya tadi adalah target misi!? [Name] hampir berteriak syok namun terhenti dengan bunyi senjata api di dalam ruangan. Pria yang menculiknya menodongkan senjata yang sekarang nampak berasap.

Dia baru saja menembakkan satu peluru hampir mengenai kepala milik si gemuk. [Name] merinding ketika atmosfir ruangan nampak sangat mencekam. Pria gemuk tadi kemudian diam berkeringat sembari mengucapkan, "Maaf, tuan." berulangkali.

Pria penculik itu kemudian berdiri. Dia berbalik dan melihat ke arah pria gemuk yang terlihat hampir kencing di celananya sembari tersenyum karir, "Sampai sini saja, tuan Jioji." Kemudian dia berbalik lagi dan mengubah wajahnya menjadi 180° lebih dingin dari kutub Antartika.

[Name] disenggol oleh bodyguard milik pria tinggi itu, menandakan dirinya harus ikut. Gadis itu menggerutu di perjalanan, berusaha mengejar bos dadakannya. Sosok itu nampaknya ingin mempermainkan gadis di tempat ini karena terlihat, beberapa gadis alien mendekatinya. [Name] berhenti untuk memberikan ruang.

Namun diluar nalar, pria tinggi itu berbalik dan menatap [Name] yang berhenti, "Aku harus pergi, atau sekretarisku akan mengurusi kalian."

Hah?

[Name] memiringkan kepala kala beberapa gadis menatapinya dengan sinis. Sedangkan dibelakang para gadis, pria itu mengeluarkan pistolnya seolah-olah mengatakan, 'Kalau kau tidak membantuku, aku akan membunuhmu.'

Wah, tentu saja [Name] memilih jalan aman. Dia langsung saja mengambil langkah mantap kedepan dan dengan berani menyentuh punggung pria tinggi itu. Mendorongnya untuk agak menjauh sedikit dari para gadis.

"Maaf ya, gadis-gadis. Kalian harus membuat janji temu pada bos apabila ingin berjumpa," girang [Name]. Padahal dalam hati, ingin sekali dia mencabik-cabik para gadis penjual harga diri mereka sendiri.

[Name] kemudian mengeluarkan handphone dan berkata, "Bos, jadwal selanjutnya―"

Pria itu mengikuti script. Dia kemudian mengangguk dan pergi menuju lift untuk pergi ke parkiran. Sedangkan [Name], mengikuti pula dari sana hingga ke parkiran. Sejujurnya, pikiran gadis itu kesana kemari. Bingung hendak melakukan apa selanjutnya.

Iridescent ꒰ continued ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang