09

916 102 14
                                    

Alasan mengapa Boboiboy dan yang lainnya kemari adalah karena untuk memperbaiki rumah Roktaroka. Mereka sudah pergi ke rumah Roktaroka sedangkan [Name] masih sibuk mengatur daerah yang akan dipijak oleh penghuni planet.

"Ehehe, maaf lah ya, nak." Salah satu ibu-ibu tadi yang tidak mencegah anaknya kemudian meminta maaf.

[Name] hanya menatapnya kemudian mendengus. "Hm."

Beberapa anak nampaknya duduk dengan tenang karena merasa bersalah. [Name] hanya melakukan pekerjaannya dan membersihkan sebagian area. Setelahnya, [Name] kemudian melepaskan tabung penyemprot yang sudah kosong.

Wajah [Name] penuh dengan peluh. [Name] kemudian menoleh ke arah dimana pesawat luar angkasanya masih terbang. Tetapi, nampaknya pesawat itu sudah kehabisan daya dan malah terjatuh begitu saja. Untung [Name] sudah memasang pengaman dan saat jatuh, pesawat itu mendarat dengan mulus.

"Oh astaga."

"Ada apa, [Name]?" Tanya Yaya yang menyusul [Name] tadi.

"Pesawatku kehabisan bahan bakar."

Yaya kemudian tersenyum, "Bagaimana kalau kita ke bumi? Aku akan mengangkat pesawatnya untukmu dan kamu mungkin bisa mencari bahan bakar di bumi."

Pesawat milik [Name] tidaklah terlalu besar, jadi akan mudah bagi Yaya membawanya.

Gadis yang ditanyai kemudian menelepon ke markas dan memberitahu kepada Laksamana bahwa semuanya sudah aman terkendali. Dia juga memberitahu rencana bahwa dirinya akan pergi ke bumi.

"Baiklah," setuju [Name].

Yaya kemudian dengan senang hati mengangkat pesawat luar angkasa [Name], membuat gadis itu menghela napas dan berkomentar, "Kamu kuat."

"Terima kasih."

Keduanya berjalan ke arah rumah Roktaroka. Terlihat, bahwa rumah itu sudah seperti sediakala. [Name] kemudian melihat bahwa Ochobot memasang teleportasi ke bumi dan mereka bisa pulang. Yaya kemudian memasukkan pesawat luar angkasa [Name] duluan kemudian dirinya.

Tersisa [Name] dan Boboiboy. Keduanya diam dan Ochobot menatap malas ke arah mereka berdua, "Nantilah bercerita. Sekarang, masuk dulu."

Keduanya kemudian saling menatap dan mengangguk. Memasuki teleportasi itu dengan Ochobot di tengah-tengah keduanya. Saat memasuki teleportal, [Name] merasa dirinya dilanda kegelapan kemudian dalam sekejap menjadi terang.

"Hm?"

Disekitarnya ada yang lainnya. Yaya nampak melambaikan tangan dari jauh sembari memberikan tanda bahwa dia meletakkan pesawat milik [Name] di sana. [Name] berlari ke arah Yaya kemudian berterima kasih.

"Tidak masalah, [Name]."

[Name] bersyukur memiliki kenalan seperti Yaya. Hm... Kenalan? Bisakah itu dikatakan dengan seperti itu? Apakah terlalu dekat? Oh.. mungkin, Yaya hanya sebatas teman sekamar.

"Mau sekalian menginap di rumah, tidak?" Tawar Yaya.

Namun [Name] menggelengkan kepala, "Kapan-kapan saja, Yaya. Aku bisa bermalam di pesawatku, kok."

Kehabisan bahan bakar tidak membuat pesawat milik [Name] akan langsung rusak. Sekarang, [Name] mengeluarkan papan pengisi dayanya untuk diisi dengan tenaga Surya.

Yaya kemudian mengangguk, "Baiklah. Yaya pulang duluan ya! Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

Gadis hiperaktif itu berlalu kemudian [Name] menghela napas. Cukup merepotkan berhadapan dengan ekstrovert ketika kamu adalah introvert. Tetapi, [Name] tidak masalah. Agak merasa senang karena dekat dengan teman baru.

Iridescent ꒰ continued ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang