03

442 27 0
                                    

"hiks hiks jalan apalagi yang engkau kasih Tuhan... aku rasanya ingin menyerah jika andai saja tidak ada malaikat kecil di perut aku mungkin aku sudah menyerah dan bunuh diri Tuhan.. " lirih kanaya

kanaya berhenti menangis ia harus memikirkan kesehatan bayinya. Tidak boleh menangis berterus terusan ia tidak mau terjadi apapun dengan bayinya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

***

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

tujuh bulan berlalu kandungan kanaya yang semakin membesar dan juga orang tuanya sudah menerima anaknya, tetapi beda dengan jeano yang masih ngeraguin itu anaknya sendiri.

"huh, capek juga ya, bayi kamu cepet keluar dong ~~ biar bunda bebas ngapain aja" ucap kanaya pada bayinya

kanaya mencuci tangannya di kamar mandi namun saat di kamar mandi ia tak sengaja terpeleset karena lantai nya licin

"awww" rintih kanaya

darah yang ngeluar dari selangkangan nya kanaya segera mengambil ponselnya yang terjatuh sungguh rasanya benar benar sakit sekali.

ia mencoba menghubungi orang tuanya

tak terjawab kanaya tidak putus asa ia mencoba menghubungkan teman temannya juga tidak di jawab kanaya sudah pasrah namun satu kontak berbunyi tertera nama meyssa

halo nay kenapa?

mey... Darah tolonghh

ponsel kanaya jatuh meyssa yang mendengar itu langsung bergegas untuk ke rumah kanaya menggunakan mobilnya.

"nay, astaga lo kenapa bisa gini" titah meyssa terkejut banyak darah yang mengalir dari selangkangan nya.

***

di rumah sakit kanaya langsung di tahanin oleh dokter rumah sakit, meyssa menghubungi orang tuanya dan orang tuanya sudah datang

"apa yang terjadi mey?" tanya sang kepala keluarga hesa

"saya juga gak tau om, tadi kanaya telfon yaudah saya langsung ke rumahnya saya juga terkejut kanaya bisa seperti ini seperti nya kanaya terjatuh di lantai" jelas meyssa

dokter elena keluar. "keluarga ibu kanaya?" tanya dokter elena

"saya, saya mama nya dok, gimana kondisi putri saya?" tanya melia khawatir

sungguh melia sangat khawatir pada putri semata wayang nya bagaimana tidak? itu adalah putri salah satunya hey dan ibu mana yang tidak khawatir pada putrinya?

"ibu kanaya harus melakukan operasi agar bayi dan ibunya selama, jadi kami harus minta persetujuan keluarga pasien tersebut." Ucap dokter elena

kanaya mengalami pendarahan maka dari itu ia harus di operasi demi anak dan ibunya.

"saya setuju" putus melia

tak ada jawaban lain keluar dari mulut melia hanya itu saja, melia tidak keberatan soal uang yang terpenting adalah putrinya saja dulu yang selamat mau gimana lagi itu anaknya, ya anak kandung nya, anak dari rahimnya.

Dokter elena pergi ke ruangan operasi.

"suster tolong ambilkan itu" suruh dokter elena

Suara bayi, ya suara bayi, bayinya lahir di dunia

mommy, where daddy? || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang