01.

941 41 0
                                    

kanaya nangis ia sangat sedih

malu

rusak

dan kotor

itu pikiran kanaya ia tak kuat untuk menjalani dirinya yang masih muda menjadi ibu

"apapun yang nantinya berjalan tetep bersama bunda ya sayang? bunda akan jujur soal kehadiran kamu ke oma sama opa bunda harap mereka mau menerima kamu ya kalo mereka gak mau nerima kamu masih banyak yang menunggu kehadiran kamu sayang seperti aunty meyssa dan aunty ayura dan satu aunty lagi yaitu aunty kazeva" gumam kanaya memperlihatkan perutnya

kanaya berjalan menuju rumah mama dan papa ya ia sangat belum siap mendapatkan sebuah jawaban dari mereka berdua.

"mama papa kanaya pulang" ucap kanaya masuk rumah

Melia nama mama kanaya dan hesa nama papa kanaya

melia langsung tersenyum melihat putri semata wayang nya datang. "eh naya, sini duduk lama banget gak datang kesini kenapa?" Tanya melia

"kanaya mau jujur.." lirih kanaya

melia menyiritkan dahi ya. "why? jujur apa sayang?" Tanya melia

belum berkata air mata sudah membasahi pipi kanaya. "kanaya hamil ma, kandungan kanaya udah dua bulan aku harap mama nerima kehadiran cucu mama" ucap kanaya

tunggu? hamil? hamil? bagaimana bisa putrinya hamil pikir melia

"kamu gak bercanda kan sayang?" Tanya melia memastikan

kanaya menggenggam tangan melia. "tatap mata kanaya ada kebohongan yang muncul di mata kanaya ma? Please Terima cucu mama" jawab kanaya

"MAMA GAK HABIS PIKIR KAMU KAYAK GITU KANAYA! MAMA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU KAYAK GITU! JUJUR SAMA MAMA SIAPA YANG NGEHAMILIN KAMU APA MANTAN KAMU?" Tanya melia

Kanaya menunduk ia sama sekali tak berani untuk menjawab pertanyaan dari sang ibu.

"kanaya hamil anak jeano.. salah satu bos pas kanaya dulu jadi karyawan dia" jawab kanaya menunduk

plak

plak

Dua tamparan di pipi kanaya dari sang ibu

"kamu kenapa ngelakuin hal gila seperti itu kanaya? harga diri kamu sebagai wanita di mana kanaya? apa kamu mau mempunyai anak hasil pemerkosaan?" Tanya melia

"t-tapi ma, kanaya janji setelah ini kanaya gak bakal gugurin kandungan kanaya, dan soal itu kanaya akan pertimbangkan itu anak aku ma, mama cuman oma dari bayi ini." Kekeh kanaya

Sungguh amarah melia sudah mencapai batas bisa bisa nya anak nya mengomong keterlaluan seperti ini?

apakah kanaya lupa bahwa ia yang sudah melahirkan nya?

"jaga ucapan kamu kanaya, mama yang melahirkan kamu jangan seperti keras kepala seperti itu mama gak pernah ngajarin kamu kayak gitu, mama gak mau tau kamu gugur kandungan kamu" suruh melia

kanaya mengambil tasnya. "terserah mama, aku gak bakal gugurin kandungan aku, dia gak salah ini kesalahan aku sama jeano" bantah kanaya

"aku pergi"

"aku pergi jangan cari aku lagi kecuali mama udah nerima anak aku." Lanjut kanaya pergi

.
.
.
.
.

[***]
.
.
.
.
.

kanaya sudah di apertemen nya ia sedang menangis tentang keadaan mulai dari dia hamil, jeano yang tidak mau bertanggung jawab, di tambah mama nya tidak mau menerima kehadiran bayinya.

mommy, where daddy? || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang