Gilang mendengus kasar melihat pesan yang ia kirimkan untuk kekasihnya belum juga dijawab, jangankan dijawab dibaca saja tidak. Bahkan parahnya lagi nomor kekasihnya tidak bisa dihubungi.
"Kemana sih nih orang, bikin kesal aja" kesal gilang melempar ponselnya ke sofa. Memijit pelipisnya memejamkan matanya menahan emosi yang akan meledek sebentar lagi.
Tok.tok.tok.
Gilang berjalan membukakan pintu, menatap sekertaris nya. "Apa?" Tanya gilang dengan suara dinginnya.
"Hari ini ada meeting----"
"Siapkan sebentar lagi kita berangkat" potong gilang langsung menutup pintu ruangannya. Tanpa menunggu jawaban dari sekertaris nya "Anna Febriana" Teriak gilang frustasi.
Gilang mengambil jas kantornya memakainya asal, langsung keluar ruangan dengan cepat. mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi hari ini ia tidak bersama supir pribadinya.
Gilang keluar mobil sebelum keluar ia memakai kecemata hitamnya. Matanya tidak sengaja melihat wanita cantik yang sedang berjalan beriringan dengan pria lain. Menurunkan kecemata nya mempertajam penglihatannya.
"A-anna itu anna" Lirih gilang berjalan mengikuti mereka masuk kedalam toko buku.
Anna fokus memilih buku-buku bersama teman kelasnya, saking asyiknya memilih buku sambil mengobrol tentang tugas mereka. Sampai tidak sadar kalau gilang ada di belakangnya.
"EHEM" Dehem gilang.
Reflek anna dan pria disampingnya menoleh menatap gilang, mata Anna membulat sempurna melihat pacarnya ada di sini.
"K-kak g-gilang?." Cicit anna kaget.
Gilang melirik anna sinis, menatap pria di samping anna yang menatapnya dengan tatapan heran. "Ada hubungan apa kamu sama anna?." Tanya gilang dingin, dan tegas.
"Kak apaan sih, in------"
"Saya tidak bicara sama kamu, anna." Potong gilang mengangkat tangannya, memberi kode supaya anna diam.
Rangga, teman kelas Anna menatap gilang. Tatapan yang menurut gilang mengejek. "Saya?, Saya rangga teman kelas anna. Kenapa emangnya?." Tanya balik rangga.
Gilang melirik mereka berdua yang bersebelahan. "Tidak pantas bersebalahan seperti ini." Gilang menarik anna, kesamping tubuhnya.
Rangga terkekeh kecil. "Siapa anda?, kenapa anda begitu posesif?." Tanya rangga heran.
Gilang terkekeh kecil. "Saya?. Saya calon tunangannya anna." Jawab Gilang bangga.
Rangga melirik anna yang terlihat pasrah. Rangga maju dua langkah mendekati telinga gilang. "Gue mantan calon tunangan lo." Bisik rangga tersenyum tipis.
Bisikan rangga masih terdengar jelas di kuping anna, sontak anna langsung memukul lengan rangga. Kesal. "Apaan sih, ngarang banget gue mantan lo. Amit-amit."
Rangga malah terkekeh kecil. "Jangan gitu sayang, kita pernah lho saling cinta. Bahkan kamu bucin banget sama aku."
Mata anna membulat sempurna. "Rangga lo nyebelin banget, awas ya" teriak anna.
Rangga langsung berlari keluar sambil tertawa terbahak-bahak, melihat wajah anna yang kesal mampu membuat ia melupakan tugasnya yang begitu banyak.
Gilang menatap anna datar dan dingin. "Senang jalan berdua sama mantan?, ngobrol, bercanda, saling sentuh, satu kelas lagi."
Anna menggeleng. "Kak jan------"
"Pulang, saya akan membicarakan rencana tunangan kita. Sekalian nikah." Potong gilang, menarik anna keluar mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang is a possessive CEO
Teen FictionCEO pria yang sangat bucin, cemburuan terhadap kekasihnya yang masih kuliah semester terakhir. Anna yang harus menghadapi sikap kekasihnya yang sangat cemburuan dan posesif, ia harus bersabar demi ketenangannya batinnya. Disaat anna mencintai kekasi...