Anna membuka matanya saat matahari menembus jendela kamar, tubuhnya terasa remuk, rasanya ia tidak memiliki tenaga untuk bergerak. Menoleh menatap gilang yang tidur di sampingnya, bertelanjang dada hanya selimut yang menutupi mereka berdua.
Anna mengingat kejadian tadi sore, air matanya mengalir deras membasahi kedua pipinya. Rasanya ia hancur, masa depannya sudah tidak ada lagi. Cita-citanya hancur hanya karena satu kesalahan yang tidak disengaja.
"Hiks kau jahat aku benci kamu gilang." Teriak anna, mendorong sekuat tenaga tubuh gilang.
Gilang yang kaget ia langsung membuka matanya, menatap kaget anna. "Astaga, sayang kamu jangan teriak-teriak gitu." Kesal gilang, tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Anna mengusap air matanya kasar. "AKU BENCI KAMU GILANG, AKU BENCI KAMU GILANG AKSA BUMI SANJARA." Teriak anna. Memukul-mukul tubuh gilang, air matanya mengalir deras membasahi kedua pipinya. Perasaannya hancur. Masa depannya di rebut paksa oleh pria yang selama ini menemaninya.
Gilang diam ia tidak menahan anna memukul-mukul tubuhnya, ada rasa sedikit bersalah dalam dirinya. Melihat anna yang terlihat hancur. "S-sayang, kamu tidak usah khawatir. Saya akan tanggung jawab, kita nikah sekarang.' ucap gilang serius.
Anna menoleh menatap gilang penuh kebencian. "Aku tidak akan mau menikah dengan pria bajingan sepertimu." Teriak anna. Ia mengambil pakaiannya, memakainya dengan cepat. Air matanya tidak henti-hentinya mengalir deras membasahi kedua pipinya.
Deg
Gilang memakai celana pendeknya berjalan menghampiri anna. "Sayang kamu jang-----"
"JANGAN PANGGIL AKU SAYANG, KAU TIDAK BENAR-BENAR SAYANG AKU. KAU HANYA OBSESI SAMA AKU." Teriak anna lagi.
Gilang menggeleng cepat. "Saya cin-----"
Anna melepas paksa cincin ditangannya. Menarik telapak tangan gilang menaruhnya di sana. "Kita putus, kita tidak lagi memiliki hubungan apa-apa. Dan jangan pernah ganggu hidup aku lagi, jangan pernah tunjukan muka kamu lagi di depan aku, jauhi aku detik ini juga." Setelah mengatakan itu anna langsung pergi dari sana, dengan perasaan hancur yang sangat dalam.
DEG
Tubuh gilang lemas tangannya bergetar memegang cincin pertunangan mereka, menggeleng cepat. Ia menyusul Anna yang sudah dilantai bawah. "Sayang stop, kita selesaikan baik-baik." Teriak gilang.
"Eh anna, kirain Tante kam-----eh anna kenapa kamu buru-buru." Teriak sea menatap anna yang keluar rumah begitu saja, tidak biasanya anna mengabaikan dirinya seperti ini.
"Sayang tunggu." Teriak gilang mempercepat jalannya. Gilang menarik anna, memberhtikan langkah anna. "Saya tanggung jawab, kita nikah sek-----"
"AKU TIDAK AKAN MAU MENIKAH SAMA KAMU, GILANG AKSA BUMI SANJARA. AKU BENCI KAMU, AKU TIDAK MAU BERHUBUNGAN SAMA KAMU LAGI. JAUH-JAUH DARI AKU." Marah anna.
Deg
"Anna sa-----"
"LEPAS BAJINGAN, AKU TIDAK MAU KETEMU KAMU LAGI. AKU BENCI PRIA SEPERTI KAMU." Teriak anna, ia langsung berlari keluar rumah gilang dengan perasaan hancur.
***
Sudah satu minggu anna mengurung diri di kontrakan yang tidak ada satu orang pun yang tahu, ia menghindari semua orang. Rasanya ia sangat kotor, kesuciannya diambil paksa oleh kekasihnya sendiri.
Anna memeluk guling menatap luar jendela yang hari ini begitu mendung, sepertinya akan turun hujan. Selama satu Minggu juga ia tidak masuk koas, tidak izin juga pada pembimbingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang is a possessive CEO
Fiksi RemajaCEO pria yang sangat bucin, cemburuan terhadap kekasihnya yang masih kuliah semester terakhir. Anna yang harus menghadapi sikap kekasihnya yang sangat cemburuan dan posesif, ia harus bersabar demi ketenangannya batinnya. Disaat anna mencintai kekasi...