Gilang masuk kedalam kamar anna yang tidak dikunci, ia menatap anna yang masih tidur pulas memeluk boneka Teddy bear. Boneka pemberinya, walaupun gilang cemburu melihat anna memeluk boneka. Namun, ia tetap senang setidaknya itu pemberian dirinya. Bukan pemberian pria lain.
Gilang melepaskan sepatunya ia langsung naik ke atas kasur, merebahkan tubuhnya di samping anna. Yang masih belum menyadari keberadaannya. "Morning sayang." Sapa gilang mencium lama kening anna.
Gilang mengambil boneka yang dipeluk anna, menarik anna kepelukannya. "Cantik banget sih kamu, ay." Puji gilang.
Anna yang merasa tidurnya terganggu ia langsung membuka matanya menatap gilang, yang tersenyum manis menatapnya. "Astaga!, bikin kaget aja."
Gilang menahan tangan Anna yang hendak melepaskan pelukannya. "Hari ini ada kelas?." Tanya gilang, mengusap pipi anna.
Anna menggeleng. "Free." Jawab anna.
Gilang tersenyum tipis ia menatap lekat anna. "Kalau gitu kita berduaan di sini, aku kangen berduaan sama kamu gini." Lirih gilang.
Anna mengusap rambut gilang lembut. "Aku harus bel-----"
"Sayang, aku mohon sama kamu kosongin satu hari aja buat aku. Masa kamu sibuk terus sih? Aku aja yang CEO biasa aja." Potong gilang, tatapannya berubah melembut.
"Aku mau mandi dulu." Anna melepas paksa pelukan gilang, ia langsung berjalan menuju kamar mandi. Langkahnya berhenti mendengar suara berat milik gilang.
"Ada yang aneh dari kamu, kenapa kamu selalu menghindar?." Tanya gilang.
Anna membalikkan tubuhnya menatap gilang sebentar. "Aku tidak menghindar." Ucap anna, langsung masuk kedalam kamar mandi.
***
Gilang berusaha sabar melihat anna yang sibuk belajar, Karena kesal bintang menutup paksa laptop anna. "Sudah, saya mau berduaan sama kamu." Ucap gilang dingin.
Anna mengangguk pelan ia menatap gilang. "Kamu mau apa?." Tanya anna, sambil menggelung rambut panjangnya.
Gilang meneguk ludahnya susah payah, melihat leher anna yang menurutnya seksi. "E-enggak, saya cuma mau berduaan sama kamu." Jawab gilang, ia mengangkat tubuh anna ke pangkuannya.
Anna mengelus hidung mancung gilang. "Kamu jangan bolos kerja terus jangan mentang-mentang kamu CEO. Kamu bisa seenaknya bolos, harus profesional."
Gilang memajukan wajahnya mendekati leher anna, tanpa ba-bi-bu gilang langsung mencium leher anna. Membuat anna shock kaget.
"K-kak jangan n-nanti-----"
Gilang melepaskan ciumannya menatap anna. "Saya enggak bakal lebih, kamu enggak udah takut gitu." Sinis gilang.
"Buk----"
"Kamu jijik di cium saya, hm?." Tanya gilang menatap lekat wajah anna.
Anna menggeleng cepat. "Enggak ak----"
"Terus kenapa menghindar gitu?." Potong gilang.
Anna menyenderkan kepalanya di sofa. "Jangan menanyakan hal yang enggak penting, kamu terlalu mempermasalahkan hal yang kecil."
"Aku mempermasalahkan hal kecil?, kamu yang mempermasalahkan hal kecil. Aku hanya nanya." Nada suara gilang mulai meninggi.
Anna memejamkan matanya berusaha sabar. "Aku jawab satu persatu, tapi. Aku mohon kontrol emosi kamu." Anna menatap lekat wajah kesal gilang. "Pertama aku tidak jijik di cium kamu, kedua. Aku tidak berubah, ketiga. Aku tidak menghindar dari kamu. Jadi stop berpikir buruk tentang aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang is a possessive CEO
Novela JuvenilCEO pria yang sangat bucin, cemburuan terhadap kekasihnya yang masih kuliah semester terakhir. Anna yang harus menghadapi sikap kekasihnya yang sangat cemburuan dan posesif, ia harus bersabar demi ketenangannya batinnya. Disaat anna mencintai kekasi...