Anna menyiapkan obat untuk gilang minum, setelah sarapan tadi gilang mengelus kalau tubuhnya semakin sakit. Tentunya anna panik ia takut gilang kenapa-kenapa, walhasil ia lebih teliti lagi.
"Kamu harus banyak istirahat, kak." Ucap anna, sambil mendorong kursi roda yang diduduki gilang menuju kamar gilang yang ada dilantai bawah.
Gilang hanya diam sebentarnya ia tidak merasakan sakit, ia hanya pura-pura supaya anna semakin merasa bersalah. Dan terus mengurusnya.
Anna membantu gilang naik ke atas kasur, menarik selimut sampai perut gilang. "Tidur dulu aku ma-----"
"Di sini aja." Gilang menarik anna duduk di sampingnya. "Kamu pasti capek mending duduk di sini."
Anna mengangguk pelan untungnya kelasnya hari ini hanya satu materi. Menatap gilang yang tersenyum tipis menatapnya. "Tidur, aku disini ko."
Gilang mengelus sudut bibir anna. "Sudah sarapan?."tanya gilang.
Anna mengangguk. "Udah." Jawab anna.
Gilang menarik anna ke kasur menatap wajah anna yang kaget. "Setiap hari kamu makin cantik." Puji gilang.
"K-kak----"
Gilang menindih tubuh anna menahan sakit di kakinya, yang tersenggol kaki anna. "Saya butuh tenaga." Bisik gilang, langsung mencium bibir anna lembut. Mengusap rambut anna lembut, Matanya menatap mata indah anna.
"K-kak jan----"
"Saya tidak akan lebih, sayang." Bisik gilang melepaskan ciumannya. "Balas ciuman saya atau saya buat bibir kamu bengkak." Ancam gilang.
"Kak aku mau keluar sebentar, ak----"
Gilang kembali mencium anna kali ini sedikit kasar, memperdalam ciumannya mencari letak kelemahan anna. Lama kelamaan anna mulai terbawa mainan gilang, ia membalas ciuman gilang sedikit kasar.
Gilang yang merasa anna mulai terbawa suasana ia tersenyum miring, matanya menatap CCTV yang memang menyala di kamar itu. Setiap ruangan kosong pasti ada CCTV.
"Setelah ini kamu tidak akan berani pergi dari saya." Batin gilang.
Anna melepaskan kancing baju gilang berpindah mencium dada gilang, meninggalkan banyak bekas merah di sana. Gilang tersenyum miring, ini suatu kebanggaan anna mau mencium tubuhnya.
Suara yang sangat syahdu mulai keluar dari mulut mereka masing-masing, membuat suasana kamar menjadi sangat indah. Gilang mendongakkan kepala anna menatap anna lekat.
"Pintar juga kamu." Bisik gilang, terkekeh kecil.
"A-aku-----"
Gilang mencium leher anna lembut meninggalkan banyak bekas merah di sana, suara desahan terdengar jelas di kuping mereka masing-masing. Gilang melepaskan kancing baju atas anna, memperlihatkan setengah dada anna. Mencium lembut.
Cklek.
Gilang mendengar suara pintu di buka, reflek menutup mata anna, menoleh menatap papahnya yang tiba-tiba masuk.
"Gilang kam----"
Gilang memberi kode pada papahnya untuk keluar, sanja yang mengerti ia mengangguk pasrah ia kembali keluar meninggalkan anaknya. Semoga mereka tidak melakukan hubungan lebih.
Anna menatap gilang. "Sudah, kamu pasti lemah." Anna mendorong pelan tubuh gilang agar mau rebahan di kasur. "Tidur, aku mau kerjain tugas yang belum selesai."
Gilang mendengus kasar. "Saya masih mau ci-----"
"Tidur kak, kalau kakak enggak mau tidur, aku pulang." Ancam anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang is a possessive CEO
Novela JuvenilCEO pria yang sangat bucin, cemburuan terhadap kekasihnya yang masih kuliah semester terakhir. Anna yang harus menghadapi sikap kekasihnya yang sangat cemburuan dan posesif, ia harus bersabar demi ketenangannya batinnya. Disaat anna mencintai kekasi...