17. Cinta🔞

1.7K 25 9
                                    

Gilang dan anna masuk ke dalam rumah milik Gilang, yang sekarang ini juga milik anna. Sebenarnya anna masih ingin tinggal di kontrakan, tapi. Gilang marah-marah tidak jelas, bahkan mengancam akan membakar kontrakan.

"Sayang." Panggil gilang.

"Apa?." Tanya anna, mengikuti gilang masuk kedalam kamar yang akan mereka tempati.

Gilang membalikkan tubuhnya menghadap anna, tersenyum manis. Senyuman yang memiliki arti. "Hari ini cuacanya dingin, ya." Ucap gilang.

Anna melirik sinis gilang. "Terus?." Ucap anna, sambil merapikan pakaiannya ke dalam lemari.

"Ck! Enggak peka banget." Dumel gilang, sambil duduk dipojok kasur.

Tok.tok.tok.

Gilang dan anna menoleh menatap orangtua gilang. "Mah, pah, ada apa?." Tanya gilang, menghampiri mereka berdua.

"Mau cek kalian berdua." Jawab sanja, melirik anna.

Gilang tersenyum manis, senyuman yang sangat jarang. Bahkan tidak pernah ia tunjukkan pada orangtuanya. "Gilang sama anna baik-baik saja ko." Ucap gilang, merangkul sea, mamahnya. Masuk kedalam kamar. "Heheh, ini mantu mamah." Ucap gilang, memperkenalkan istrinya seolah baru pertama kali mamahnya tahu anna.

Sanja menghampiri anna, menatap lekat anna. Sedangkan yang ditatap langsung menunduk. "Kau jangan macam-macam dengan anak saya, atau. Kau akan menyesal melihat mantan kekasihmu lenyap dihadapan kamu." Bisik sanja.

Mata anna melotot sempurna, ia langsung mendongak menatap sanja. Meminta penjelasan maksud perkataan papah mertuanya tadi. "Mak-----"

"Saya tahu semuanya, lupakan pria itu. Karena, kamu sudah menjadi milik anak saya seutuhnya." Setelah mengatakan itu sanja langsung keluar kamar, meninggalkan anna yang maish kebingungan dengan perkataannya.

"Maksud papah sanja apa?." Lirih anna. Bingung, sekaligus penasaran.

***

Anna menetap gilang yang baru keluar dari kamar mandi, setelah melakukan olahraga berdua di kasur tadi pagi. Besok pagi anna berencana untuk kembali koas, ia tidak mau kena marah pembimbingnya. Walaupun, pembimbingnya mantan kekasihnya.

"Kak-----"

Gilang menoleh menatap anna datar. "Jangan panggil kak, panggil saya sayang, cintaku, atau mas." Potong gilang.

Anna bergidik geli. "Lebay, men----"

"Panggil saya sebutan romantis, atau saya bongkar kalau kita suami istri." Ancam Gilang.

Anna melotot sempurna. "Kita udah janji buat rahasiakan status kita berdua." Marah anna.

"Makanya itu jangan panggil saya kak, panggil saya sayang." Ucap gilang duduk disamping anna, mengelus pipi anna lembut.

"Jangan sentuh aku." Sinis anna.

"Kenapa sih sayang?." Gemes Gilang. Tangannya mengelus leher anna lembut, membuat anna merinding.

Anna menahan tangan gilang yang mulai nakal. "Jangan mesum." Sinis anna.

"Pelit." Sinis gilang.

"Bodoamat." Sinis anna.

"Untung cinta." Gumam gilang, menahan kekesalannya pada istrinya.

"Aku mau mandi." Pamit anna.

Gilang is a possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang