Hari ini mahasiswa-mahasiswi bersiap untuk berangkat ke rumah sakit, untuk melaksanakan kosa. Tentunya anna senang akhirnya ia bisa melaksanakan koas, tinggal beberapa tahap lagi menuju tahap terakhir. Dan ia akan menjadi seorang dokter.
Untungnya anna, rangga, novi dan ovi satu rumah sakit. Mereka seakan sudah ditakdirkan untuk terus bersama-sama. mereka masuk kedalam mobil milik rangga, anna duduk di depan bersama rangga yang menyetir. Ovi dan novi di belakang.
"Enggak sabar sebentar lagi kita jadi dokter." Ucap anna tersenyum lebar.
Mereka mengangguk, rangga mengandarai mobil sedikit tinggi. Ia tidak mau telat hari pertama ia masuk koas. Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit terbesar dan termewah di jakarta.
Mereka langsung mausk kedalam untuk bertemu pembimbing mereka masing-masing. Mereka mendengarkan aturan-aturan rumah sakit yang sedang dijelaskan senior.
"Anna Febrian." Panggil senior.
"Saya pak." Ucap anna.
"Kamu ikut saya untuk bertemu pembimbing kamu." Ucapannya. Langsung keluar ruangan, dikuti anna dari belakang.
Tangan anna begetar keringat dingin bercucuran, ia takut dokter pemimpinnya galak. Pikiran-pikiran negatif mulai mengelilingi pikirannya.
Tok.tok.tok.
"Masuk." Ucap dokter dari dalam.
Cklek.
Mereka berdua masuk kedalam, menatap kursi kebesaran milik dokter membelakangi mereka. Hanya rambut yang kelihatan. "Dokter saya membawa mahasiswi koas dari universitas xxxx." Ucap pria itu.
"Silahkan keluar." Ucap dokter itu.
Pria itu menatap Anna yang kelihatan takut. "Dia baik, kalau ada apa-apa kabarin saya." Bisik pria itu yang langsung anna angguki. Dan langsung keluar ruangan meninggalkan anna dan dokter misterius itu.
"Siapa namamu?." Tanya dokter itu masih membelakangi anna.
"A-anna f-febrian." Jawab anna gugup.
"Anna Febrian, nama yang cantik, indah, seperti pelangi yang muncul setelah hujan." Ucap dokter itu.
Ucapan dokter misterius itu mamou membuat anna ingat ke beberapa tahun lalu.
"Anna Febrian, nama yang cantik, indah, seperti pelangi yang muncul setelah hujan" Ucap wisnu.
Dokter misterius itu terkekeh kecil. "Kenapa diam?." Tanya dokter itu, tangannya memainkan bolpoin.
"Saya harus j-jawab apa emangnya?." Tanya anna bingung.
Dokter itu langsung memutar kursinya menghadap anna, menatap wajah Anna yang menunduk. "Lebih menarik lantai putih ketimbang wajah saya, hm?." Tanya dokter itu.
Reflek anna mendongak menatap wajah pria itu, matanya membulat sempurna, mulutnya terbuka lebar. Detak jantungnya seakan berhenti detik itu juga.
"K-kak Wisnu." Cicit anna kaget.
Ya. Dia wisnu pria yang sudah merencanakan ini semua. Pria yang sedari tadi menunggu kedatangan perempuan yang selama empat tahun ia tinggalkan.
Wisnu terkekeh kecil ia berdiri berjalan menghampiri anna. "Apa kabar, anna Febrian?." Tanya wisnu.
Anna diam, ia tidak bisa berkata apa-apa. Apakah dirinya sedang bermimpi?, atau hanya nyata?. Kalau memang ini mimpi tolong segera sadarkan ia tidak mau berlama-lama berkhayal bisa bertemu kembali, dengan pria yang selama ini meninggalnya.
"Sudah lama kita tidak bertemu, anna. Saya merindukanmu." Lirih Wisnu.
Anna menoleh ia memberanikan diri menatap wajah Wisnu, wajah yang tidak berubah sampai sekarang ini. Bahkan bertambah tampan. "K-kak Wisnu?, i-ini beneran k-kak wisnu?." Tanya anna.
Wisnu mengangguk, ia menyelipkan anak rambut anna ke daun telinga. "Ya, ini wisnu milik anna Febrian. Perempuan yang sangat menyukai coklat, es campur, dan makan-makanan pedas. Dan pria di hadapannya ini setiap harinya ngomel, supaya. Kekasihnya tidak makan-makanan pedas." Jawab wisnu, mengingat masa lalunya bersama anna.
Deg
Anna menutup mulutnya shock. "K-kak-----"
Wisnu langsung memeluk tubuh anna erat, wajahnya ia sembunyikan di leher anna. Air matanya mengalir deras masabodo ia akan di ledek habis-habisan, karena. Sudah menangis. "Hiks anna aku kangen banget sama kamu, sayang." Hanya itu yang keluar dari mulut wisnu.
Anna diam tubuhnya seakan membeku, pelukan hangat yang selama ini hilang begitu saja. Dan sekarang pelukan itu kembali. Anna memejamkan matanya ia mengingat kejadian dimana Wisnu meninggalnya begitu saja.
"Lepas." Anna mendorong sekuat tenaga tubuh wisnu, sampai pelukan mereka lepas. "GUE ENGGAK SUDI DIPELUK PRIA SEPERTIMU. WISNU." Teriak anna, napasnya memburu.
Wisnu mengusap air matanya. "Sayang, den-----"
"JANGAN PANGGIL GUE SAYANG, GUE MUAK DENGER KATA ITU. GUE BENCI." Teriak anna, air matanya mengalir deras.
Wisnu menggeleng cepat ia menarik anna kepelukannya, memeluknya erat. Sedangkan anna ia terus memberontak sayangnya, tenaganya tidak sebanding dengan tenaga wisnu.
"Tolong maafin aku sayang, aku akan jelaskan semuanya. Aku ninggalin kamu bukan karena aku enggak sayang." Lirih wisnu.
Air mata anna semakin mengalir deras, keja hitam milik wisnu basa karena air matanya. "Hiks kamu jahat kak, kamu ninggalin aku gitu aja. Aku benci kamu kak hiks." Isak anna, memukul-mukul dada wisnu.
Wisnu mengangguk. "Iya aku jahat, maafin aku sayang. Aku janji aku akan menceritakan semuanya." Bisik wisnu mencium lama kening anna.
Anna melepaskan pelukannya mengusap air matanya. "Percuma, aku tidak mau memaafkan kamu kak. Aku benci kamu."
Wisnu menganggam tangan anna menatap mata anna. "Kamu boleh mengatakan benci, tapi tatapan kamu membuktikan kalau. Kamu mencintai aku, kamu masih mencintai aku."
Anna terkekeh hambar. "Kalaupun aku masih cinta sama kamu, aku tidak bisa kembali sama kamu. Kak." Lirih anna.
"Why?." Tanya wisnu mengusap air mata anna.
"Aku sudah memiliki ruangan." Jawab anna, sambil menatap cincin di jari manisnya.
Hening
Wisnu menatap cincin di jari manis anna. "Aku sudah tahu, aku tidak peduli kamu sudah memiliki tunangan. Ataupun suami, aku tetap cinta sama kamu." Ucap wisnu.
Anna menarik tangannya dari genggaman wisnu. "Aku------"
"Aku sudah tahu semuanya tentang tunangan kamu, anna. Aku sudah mengetahui semuanya, bahkan keluarga asli tunanganmu." Potong wisnu. "Jadi tidak usah khawatir."
"Lebih baik kamu jauh-jauh dari aku kak. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa."
Wisnu terkekeh kecil ia mengusap gemes rambut anna. "Itu tidak akan mungkin terjadi, aku berjanji aku akan mengambil kamu kembali dari pria itu. Kamu milik aku, dan kamu harus kembali padaku."
"Jangan gila kamu enggak tahu keluarga mer----"
"Aku bahkan lebih tahu dari kamu." Potong wisnu, kembali menarik anna kepelukannya. "Tolong jangan jauhi aku, sayang." Lirih wisnu.
Anna diam beberapa detik tidak membalas pelukan wisnu, air matanya kembali mengalir deras. "A-aku cinta kamu kak." Lirih anna, membalas pelukan anna.
Anna tidak bisa membohongi perasaannya, selama empat tahu ia pendam perasaan yang begitu besar ini. Kali ini ia tidak mau merahasiakan kalau dirinya masih mencintai sosok pria di pelukannya ini.
"Kembali padaku anna." Bisik wisnu.
"Yes." Jawab anna tanpa sadar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang is a possessive CEO
Teen FictionCEO pria yang sangat bucin, cemburuan terhadap kekasihnya yang masih kuliah semester terakhir. Anna yang harus menghadapi sikap kekasihnya yang sangat cemburuan dan posesif, ia harus bersabar demi ketenangannya batinnya. Disaat anna mencintai kekasi...