Walaupun semakin hari tugas anna semakin banyak, sebisa mungkin ia selalu mengingatkan gilang untuk istirahat, makan dan masih banyak lagi. Setelah ia mendapatkan telpon dan sedikit ancaman dari papah gilang anna jadi takut, ia tahu betul keluar sanjara tidak main-main dengan ucapannya sendiri.
Seperti sekarang ini anna menatap gilang yang cemberut, entahlah pria ini gampang sekali berubah-ubah mood nya. "Kamu kenapa sih?, aku salah apa lagi?." Tanya anna, sebisa mungkin ia bersikap lembut.
"Kenapa ponsel kamu selalu sibuk waktu aku telpon?." Gilang memalingkan wajahnya seolah sedang ngambek.
"Kak, kan aku udah bilang kalau aku banyak tugas. Aku ngerjain tugas aku sambil telponan sama teman aku, bahas tugas aku telponan juga sama cewek bukan sama cowok." Jawab anna.
Gilang kembali menatap anna. "Bener?, enggak bohong kan?."
Anna mengangguk cepat, ia melirik jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 80.30 WIB. Sebentar lagi kelasnya akan segera dimulai. "Aku berangkat ke kampus dulu ya, aku ada jadwal siang hari ini. Nanti abis pulang kuliah aku ke kantor kamu." Ucap anna sambil mengambil tas selempang nya.
"Ish, aku mas------"
"Aku mohon sama kamu kak, aku enggak mau bolos kuliah lagi." Potong anna.
"Oke, fine!. Kamu berangkat sana ke kampus jangan pedulikan aku lagi." Kesal gilang.
Anna meraup wajahnya kasar. "Aku berangkat dulu, jangan lupa makan siang."
Cup
Anna mencium singkat pipi gilang, dan langsung keluar kantor gilang. Anna hari ini membawa mobil jadi tidak perlu di antar gilang, yang akan memperlambat doang.
Anna memarkirkan mobilnya di parkiran kampus, ia langsung turun berlari masuk kedalam kelas. Sudah ia pastikan kalau ia terlambat.
Tok.tok.tok.
"Permisi."
Semua yang ada di kelas menoleh menatap anna yang ngos-ngosan. "Tumben telat." Ucap mereka sinis.
"Maaf." Cicit anna.
"Masuk." Suruh dosen yang langsung diangguki anna.
Anna duduk di kursinya mengontrol napasnya. "Capek banget ya tuhan." Lirih anna.
"Kenapa lo telat?." Tanya novi.
"Biasa bujuk bayi besar." Jawab anna. Sambil mendengarkan penjelasan dosen.
"Sumpah kalau gue jadi lo enggak bakal kuat gue." Ucap ovi, yang langsung diangguki novi.
***
Anna fokus mengerjakan tugasnya di rumah novi dan ovi, mereka asyik sambil mengobrol. Anna sampai lupa dengan janjinya yang akan ke kantor gilang.
"Gue tau betul kalau lo, anna. Sebenarnya ini bukan jurusan impian lo." Celetuk rangga.
Anna menoleh menatap rangga aneh. "Apa maksud lo?." Tanya anna, mengangkat sebelah alisnya.
"Jadi dokter bukan keinginan lo, tapi keinginannya, cita-cita mantan terindah lo." Jelas rangga, menatap lekat wajah anna.
Deg
Anna menatap rangga dingin. "Sotoy, lo kebanyakan makan micin jadi kebanyakan sotoy." Anna kembali fokus dengan laptopnya.
"Lo kan pernah cerita sama gue kalau lo.pengen jadi cewek pengusaha, CEO, muda. Harusnya lo jurusan bisnis bukan dokter." Rangga semakin gencar membuat anna kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang is a possessive CEO
Teen FictionCEO pria yang sangat bucin, cemburuan terhadap kekasihnya yang masih kuliah semester terakhir. Anna yang harus menghadapi sikap kekasihnya yang sangat cemburuan dan posesif, ia harus bersabar demi ketenangannya batinnya. Disaat anna mencintai kekasi...