Kini mereka tengah berkumpul mengelilingi api unggun sembari bercanda tawa, Mark jisung dan guanlin juga memutuskan untuk menginap dan bergabung dengan mereka. Pukul telah menunjukan jam 12 pas. Waktu petang di Antara tengah tengah nya malam dan pagi. 00.00 angka yang terlihat bagus dan indah, namun terselip juga sisi bahaya yang gelap tersendiri nya. Mereka tengah membakar benda manis dan lembut seperti awan itu di atas perapian yang hangat.
Waktu terus berjalan. Menjalankan tugas nya dengan baik agar para manusia yang melihatnya. Akan tau pukul berapa sekarang. Dan betapa indahnya dirinya saat malam tiba. Cahaya terang dari bulan malam itu sangat menyejukkan. Malam yang sunyi. Di ikuti dengan sentuhan sentuhan halus dan manja dari angin malam yang menyentuh permukaan kulit, yang menyebabkan rasa dingin dan kantuk.
Jeno menatap lesu marshmellow yang tengah ia bakar. Teman teman dan kakanya sudah lebih dulu bergabung dengan alam mimpi. Hanya ia seorang diri. Mata sipit itu sayup sayup ingin tertutup. Rasa kantuk yang merajalela dan memberontak menyuruh sang tuan untuk segera tidur sekarang juga. Namun. Perasaannya tak goyah. Rasa kantuk itu di tepis berkali kali. Menyuruh nya agar tetap terjaga. Seolah-olah tubuh dan raganya di kendalikan. Jiwa nya yang sudah lelah ingin segera memasuki alam mimpi terpaksa mengalah. Mata sipit itu perlahan terpejam. Hingga sedikit lagi memasuki alam mimpi. Maka terdengar suara gemuruh bising dari balik semak semak. Mata sipit itu terpaksa terbuka kembali. Melihat dengan reflek dan penuh waspada.
Tangan seputih salju itu dengan perlahan mengusap matanya. Ia menyipitkan mata sipitnya. Berusaha melihat ada apa di balik sana. Rasa takut menghampiri. Namun raganya bergerak mendekat dengan perlahan. Jeno melihat. Seseorang perempuan. Bergaun putih bersih. Rambut tertata rapi sedang menari di tengah hamparan bunga biru. Sinar bulan seolah-olah menyorot kedatangannya. Alunan tangan yang lemah gemulai bergerak dengan cantik. Menari dengan lihai sembari memunggungi Jeno.
Jeno seolah-olah terhipnotis. Menatap kagum sesosok yang bahkan ia tak tau wujud aslinya. Perempuan itu perlahan berbalik. Menatap wajah cantik jeno. Jeno terkagum-kagum akan kecantikan wanita di hadapannya saat ini. Wanita itu perlahan mengulurkan tangannya. Jeno yang seolah-olah terseret hampir menerimanya. Namun jiwanya menolak. Perlahan pandanganya buram. Jeno menutup matanya. Lalu membuka nya lagi. Menatap sosok di depannya yang sudah berubah drastis. Baju putih yang lusuh. Rambut berantakan. Menatapnya dengan tajam. Terduduk di hamparan bunga yang semulanya biru menjadi putih dengan bercak darah menggenang. Menyeret tubuhnya yang hancur menuju arah jeno. Wajah cantiknya sangat menyeramkan. Penuh luka. Menangis lalu tertawa. Jeno tak dapat menggerakkan tubuhnya. Ia kelu. Menangis dan berdoa hanya bisa ia lakukan sekarang. Berteriak tak ada gunanya. Mereka tak akan mendengar jeno di ini. Hingga sesosok itu sampai di depan Jeno. Merangkak paksa memanjat tubuh indah jeno. Mendekati wajah hancurnya pada wajah cantik jeno. Dan.
"AAAHK!" Nafas nya memburu. Peluh membasahi pelipis dan bajunya. Jeno melihat sekelilingnya. Ada jaehyun yang tengah menangis sembari di tenangkan oleh Taeyong. Ada haechan dan teman temanya juga. Dan semua orang yang menatapnya dengan khawatir. Bahkan mama dan papa. Ikut turut hadir. Dengan mama yang seperti sehabis menangis.
Apa yang terjadi? Mimpi itu? Apa ini? Jeno kelu. Kepalanya sakit. Ia terisak secara perlahan. Mama memeluknya dengan lembut. Lalu menenangkan putra bungsunya.
"Sayang...? Kamu gapapa kan? Mama khawatir.. kamu kenapa bisa di sana? Ga boleh sayang" mama berujar lirih.
"Mama...? Mama di sini?" Ujar Jeno lirih. Mama mengangguk sebagai jawaban.
"Iya sayang mama di sini. Adek minum dulu ya?" Ucap mama sembari memberikan Jeno minum.
Saat bangun. Jeno dapat melihat jaemin yang sedang tertidur (?) Oh pingsan. Dengan luka sobek pada keningnya. Kepala peria na itu berdarah. Seperti sehabis terluka karena benda tajam. Oleh seseorang. Siapa yang melukainya. Jeno gemetar. Tubuhnya mengatakan jika jaemin sudah berkorban. Jaemin sedang tidak baik baik saja.
Jaehyun yang melihat adiknya. Langsung saja memeluk tubuh lemah Jeno. Ia berusaha menenangkan adiknya. Karna ia tau. Adiknya sedang tak baik baik saja.
"Kak?! Jaemin kenapa? Berdarah? Karna apa? Ini kenapa? Aku kenapa sih kal!?" Jeno menangis tersedu.
"Adek.. gapapa sayang, jaemin lagi di obati sama dokter, adek lihat kan? Nanti, nanti, adek istirahat dulu, baru Kaka ceritain." Jaehyun mengusap surai adiknya lembut.
Haechan, renjun, dan yang lain hanya diam, dan malah ikut terisak juga. Mama dan papa yang melihat berusaha menenangkan mereka semua. Bahkan Mark guanlin, dan jisung (sebagai pihak atas bersama papa dan Taeyong) ikut menenangkan para omega yang sedang takut dan menangis ini.
Mengatakan semua akan baik baik saja. Dan membawa mereka semua masuk kedalam rumah. Berkemah kali ini. Di hentikan.
Apa yang terjadi? Jeno tak tau apa apa. Ia hanya berdiam diri melihat seseorang wanita berparas cantik di sana yang sedang menari. Lalu seketika ia berubah. Lalu? Apa yang terjadi dengannya? Apa ia bermimpi? Kenapa semua menangis? Lalu? Mama? Papa? Kenapa bisa di sini? Bukankah tadi mereka tak ada? Apa yang terjadi seberangnya?...
( ◜‿◝ )♡
Dor. Mwheeh aku up, udah lama nih ga up, pendek ya? Tapi sengaja sih, hehe, aku malah sempet lupa cerita ini gimana mwhehe, oh apa yang terjadi dengan Jeno kita?? Siapa sosok itu? Dan kenapa mereka semua? Apa kalian ingin tau? Ya udah vote dulu, di gantung emag ga enak. Kayak kamu yang di gantung sama mas crush. Hehe kapan kapan lagi mwah 😘🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Athan | JAEMJEN
Romancetuhan abadi. cinta juga abadi. bahkan Tampa memiliki [as. Lee jeno] ⚠️PLANGIAT JAUH JAUH⚠️ Jaemin alpha. Jeno omega. ⚠️WARNING ⚠️ jangan salah lapak, ini lapak JAEMJEN. Ini hanya cerita Fiksi dan tidak nyata. Slow up vote dulu lah sebelum baca, gr...