GAVILEO - 1

184 87 52
                                    

warn: 6000+ words, jangan lupa tekan bintang nya! hargai penulis. kritik dan saran diterima.

[ LEO, MAMA & DAFY ]

Pria dengan wajah tajam itu berjalan lesu di koridor Satya Radja, jam kelasnya sudah selesai berjam-jam yang lalu, tapi ia tidak berniat untuk pulang sama sekali, tidak ingin pulang, tidak ingin melihat wajah pria tua yang sialnya adalah Papa nya sendiri. Karel mendesah frustasi, ia duduk di kursi yang ada di pinggiran koridor, menatap taman besar Satya Radja yang berkilau saat lampu-lampu taman telah menyala, sebentar lagi maghrib, ia pasti akan dimarahi teman nya jika tidak sholat tepat waktu.

Tangan besar Karel merogoh saku celananya, mengambil ponsel yang sepertinya harus ganti tahun ini, handphone itu terlihat retak dan gampang lag.

"Khadafy, lo dimana?"

"Gue lagi di rumah kecil yang ada di jembatan, dari simpang lima belok ke timur terus lurus." Seseorang menjawab dengan detail, Karel menghela nafas lega, namun ia tak sekalipun mengubah posisinya yang terduduk lesu di kursi samping koridor.

"Gue kesana ya, Fy." Ucap Karel parau, ia jadi lemah sekali kalau bersama Khadafy.

"Gue udah otw pulang ini, lo bisa langsung ke kost, titip nasi goreng nggak?"

"Iya."

"Oke, tungguin gue ya Patung!"

"Sialan lo!"

"Jangan marah-marah lah Patung!"

"Gue bukan Patung!"

"Patung dimata gue."

"Bodo!"

Karel mematikan telponnya sepihak, menghela nafas lelah. Sudah sekitar setengah tahun dirinya berada di Satya Radja, ia memasuki semester dua beberapa bulan yang lalu, dan sudah hampir setengah tahun pula ia jarang pulang kerumah, hanya pulang untuk tidur, karena kasur di kost Khadafy hanya mampu menampung satu badan, badan Karel itu lebih besar dari Khadafy, jadi kemungkinan badan Karel akan jatuh ke lantai kalau tidur di single bed di kamar kost Khadafy.

"Mama sabar ya, Leo lagi cari uang." Gumamnya lelah, tubuhnya yang lunglai ia bawa berjalan menuju parkiran Satya Radja, masih ada beberapa motor disana tapi Karel tidak peduli, ia akan langsung pergi ke kost Khadafy untuk numpang makan dan mengeluh. Malam ini pasti Mama Kana perlu istirahat, kemarin beliau memotongkan rambut Karel dirumah sakit, kini rambut cowok itu jadi lebih klimis, dengan begini Karel tidak perlu keluar biaya potong.

"Pengen susu." Karel mendesah lesu saat memasuki kost an Khadafy. Ia berjalan ke kamar Khadafy, ruangan itu sangat sepi, karena si pemilik belum pulang. Karel langsung berbaring di kasur empuk Khadafy, memegang keningnya yang lumayan panas.

"Demam lagi, padahal gak hujan hujan, Leo lemah banget ya, Ma." Gumam Karel. Samar-samar Karel bisa mendengar suara langkah kaki mendekati kamar Khadafy, ia memejamkan mata perlahan, ia tidak kuat membuka mata nya, yang terakhir ia dengar adalah suara Khadafy yang memanggil namanya.

"Rel! Kalau mati jangan di kost an gue, nanti gue dikira pembunuh."

***

"Fy, gue balik!" Pinta Karel sambil memasukan gitarnya kedalam tas khusus. Gerakan tangannya ditahan oleh Khadafy, Karel jadi menatap cowok itu bingung.

"Dengan gak ada nya Senja, bukan berarti lo gak latihan ya Patung! Si Seno udah gak masuk, lo juga jangan gak masuk juga!" Pekik Khadafy. Cowok yang menjadi ketua kelas Jurusan Seni semester dua itu kini menjadi leader juga di band mereka.

GAVILEO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang