hai, jangan lupa absen hadir yaw teman-teman!
[ HARI INI, BERSAMA. ]
Nara menatap tangannya yang termakan tangan besar Karel. Kedua nya berjalan beriringan di sebuah mall besar yang ada di distrik kecil ini, cukup ramai juga meski belum memasuki weekend.
Karel berjalan pelan dengan kaki jenjangnya, menyamakan langkahnya dengan langkah Nara yang kecil, tinggi keduanya sangat kontras sekali, Nara terlihat seperti anak kecil yang digandeng oleh ayahnya. Tapi, hati Nara menghangat dengan afeksi yang diberikan oleh Karel, seumur hidup hanya Ayah Anton laki-laki yang pernah menggandeng tangannya, kini Karel melakukannya.
Mereka sampai di toko perhiasan, niat hati Karel adalah membeli cincin untuk tunangan lalu bertukar cincin didepan Mama Kana. Beberapa pasang menatap mereka membuat Nara sedikit terlihat tidak nyaman, ia tidak terbiasa di keramaian selain kampus dan halte, biasanya ia akan bersama keluarganya, tapi kini Karel yang berdiri disampingnya.
"Silahkan kak, mau beli cincin?" Tanya penjaga toko tersebut ramah.
"Iya."
Nara sedikit berjinjit untuk melihat keseluruhan cincin yang terpampang disana, Karel juga terlihat menimang manakah cincin yang cocok di tangan besar berurat nya itu.
"Untuk pacar nya ya, kak?" Tanya penjaga toko tersebut mencoba memberikan kesan baik untuk pembeli.
"Tunangan." Koreksi Karel, Nara hanya tersenyum maklum dengan jawaban Karel yang singkat padat dan jelas itu.
"Saya mau cari cincin buat tunangan kak, ada rekomendasi?" Tanya Nara dengan segala keberaniannya.
"Ah untuk tunangan ya, ada beberapa cincin couple yang cocok untuk kakak kakak ini," ucap penjaga toko itu sambil mengeluarkan beberapa rak berisikan cincin couple yang terlihat menawan dengan warna silver yang berkilau.
"Mau sekalian saya ambilin kotak cincin nya? Ada beberapa yang bagus dan rekomendasi untuk kakak," ujar penjaga toko itu ramah.
"Boleh boleh," balas Nara dengan senang hati.
Sembari menunggu penjaga toko mengambilkan kotak cincin, Nara mengambil beberapa cincin dengan hati-hati untuk mencoba nya. Jari nya itu kecil, jadi sedikit susah untuk menyesuaikan dengan size nya.
"Ini lucu," ujar Nara sambil menunjuk dua cincin couple yang terlihat sederhana namun pahatannya sangat bagus dan menawan.
Karel mengambilnya, mencoba di jari manisnya, ternyata pas juga karena jari nya panjang dan besar. "Terlalu basic yang cewe."
Nara mencebik pelan, memang benar dua cincin itu terlalu sederhana, tapi bukankah semakin bagus supaya terlihat seperti cincin biasa bukan cincin tunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVILEO [ END ]
Jugendliteratur"Papa, kenapa Leo harus selalu sempurna?" "Papa ingin yang terbaik buat kamu, Leo. Dunia ini keras, dan kamu harus menjadi orang yang sukses." "Tapi, Leo ingin kebebasan, Pa. Leo punya impian sendiri." Karel selalu hidup dalam bayang-bayang harapan...