semakin kesini akan semakin panas, jangan lupa siapkan kipas angin, jangan lupa juga absen hadir!
[ KEMBALI? MUNGKIN. ]
Gedung mewah dengan hiasan indah bak istana itu kini ramai oleh tamu undangan yang berdatangan, bintang tamu kita sibuk bersalaman dan bertukar kabar dengan para tamu, mayoritas dari luar kota bahkan luar negeri, serta mayoritas adalah rekan kerja dari bintang tamu kita.
"Istri mu cantik bung, kau tidak pernah salah dalam memilih pasangan," ucap Bastian, rekan kerja dari Garren Gavileo yang berasal dari luar kota.
"Tentu, tapi yang ini lebih cantik, dia wanita mandiri dan berkelas," balas Garren yang gemar sekali memuja Isabella.
Karel yang berada di samping Papa nya, sibuk berdiam diri padahal Shani mengajaknya berbicara. Cowok itu banyak pikiran, ia rindu Nara, rasanya ingin mati jika tidak melihat wajah gadis kecilnya itu, Karel ingin acara ini segera berakhir dan ia akan segera pulang.
"Ini anak mu? Sudah sebesar ini, apakah sudah memiliki pasangan?" Tanya Bastian yang menyadari ada Karel disamping Garren. Karel menghela nafas saat Shani tersenyum lebar sambil memeluk lengannya, Karel berusaha menarik lengannya namun pegangan Shani erat sekali.
"Bisa anda lihat, dia hendak bertunangan dengan Shani Angeline, Shani ini mahasiswi manajemen juga, nanti mereka berdua yang akan meneruskan perusahaan ku," balas Garren dengan begitu bangga. Karel diam, ada perasaan tidak tega saat Papa nya sudah membanggakan dirinya didepan teman-temannya, namun dirinya tetap tidak ingin meneruskan perusahaan Papa nya.
Karel memilih melepaskan pegangan tangan Shani dan menjauh dari sana, membuat Shani melotot kaget, ia tersenyum canggung kearah Bastian, Garren dan Isabella yang menatapnya bertanya-tanya. "Saya permisi dulu."
Shani menembus kerumunan, mengejar Karel yang melangkah lebar, memanggil manggil nama cowok itu namun punggung tinggi Karel justru hilang ditelan kerumunan. Sementara Karel sendiri berjalan cepat keluar dari gedung, ia memanfaatkan kerumuman untuk menghindari para bodyguard yang berjaga di segala sisi gedung. Karel ingin segera pergi dari sini.
Sementara itu Nara lesu sekali di kelasnya yang sudah berakhir beberapa waktu yang lalu, Karel tak lagi menjemputnya didepan kelasnya, ada apa dengan cowok itu, bahkan ponselnya tidak aktif saat Nara mengirimnya pesan dan telpon, apakah cowok itu tidak masuk kelas juga.
drrrttt drrrrttt!
Nara yang tadinya lesu dengan segera mengambil ponselnya, ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Namun bahu nya kembali merosot saat melihat pesan itu ternyata bukan dari Karel.
08××××××× :
Ra, gue Hilal. Gue udah didepan gerbang kampus.Nara menghela nafas pelan, kenapa bukan Karel yang menjemputnya, Nara kangen padahal baru satu hari, ada perasaan khawatir di hatinya karena cowok itu tidak memberinya pesan sama sekali.
Nara pun memilih berjalan lesu keluar dari kelasnya dan keluar dari kampus yang sudah sangat sepi itu, hari sudah hampir menjelang sore, dan Mas Hilal baru bisa menjemput Nara setelah cafe nya sedikit sepi.
"Maaf Mas, jadi ngerepotin," ucap Nara yang menerima helm dari Mas Hilal, laki-laki tinggi kurus dengan gaya khas anak punk itu hanya terkekeh mendengar penuturan Nara.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVILEO [ END ]
Fiksi Remaja"Papa! Papa! Leo udah bisa perkalian, temen-temen Leo belum!" "Kalau Leo udah besar, Leo jadi manager di perusahaan Papa ya?" "Ngga mau! Leo mau jadi dokter!" Karel selalu hidup dalam bayang-bayang harapan Papa nya, dipaksa untuk menjadi sempurna di...