ini mungkin ending, tapi gak tau sih, kita lihat saja. vote nya menyebar yaaa!
[ MAMA, NARA & IMPIAN. ]
Malam hari, menjelang operasi Mama Kana. Karel melajukan mobilnya di tengah hujan, masih dirinya ingat saat Papa Garren memeluknya untuk terakhir kali sebelum akhirnya Karel pergi meninggalkan beliau. Papa Garren akan pergi ke luar negeri untuk mempertahankan Gavileo Crops yang di ujung kebangkrutan, segala uang yang Papa Garren milikki pun telah diberikan pada Karel. Untuk perobatan Mama Kana.
Hari ini langit menangis entah mengapa, di awal bulan Maret ini terlihat begitu sendu. Karel terjang hujan itu untuk masuk kedalam rumah sakit, ditangannya sudah ada martabak telor langganan Mama nya.
Ruangan itu seolah berjalan, menyuruh Karel untuk segera datang ke ruangan Mama Kana, perasaan Karel campur aduk, langkahnya tak lagi tegas, punggungnya tak lagi kokoh, namun Karel tidak putus asa, Karel bersumpah akan memulai hari baru sesaat Mama Kana sembuh.
Karel akan membanggakan Papa nya, dan membahagiakan Mama nya. Dua pilar kehidupan Karel sekarang. Ah, dan menyayangi Nara tentu nya.
'ceklek!
"Mam~"
Sudah lama, Karel merutuki dalam hati karena tidak pernah lagi berkunjung sesaat setelah mendengar kabar Mama nya kritis, Karel harus bekerja.
Ruangan gelap itu Karel masuki, gorden jendela terbuka Karel tutup, Mama Kana pasti terganggu tidurnya jika mendengar suara hujan deras itu. "Mam, Leo bawa martabak telor kesukaan Mama, Mama makan yuk."
Karel duduk di samping bangkar Mama Kana, membiarkan suasana gelap didalam ruangan itu menemaninya, cahaya hanya samar-samar masuk dari lorong karena pintu yang tidak Karel tutup.
Di tengah sunyi nya ruangan itu, Karel genggam tangan dingin Mama Kana, nyaris hanya tulang tanpa kekuatan, sangat rapuh. Wajah pucat pasi Mama Kana adalah pandangan Karel sehari-hari, mata nya sudah benar-benar tertutup tanpa mau terbuka, Karel mencium tangan itu, membiarkan dinginnya tangan Mama Kana menyambut permukaan kulit wajahnya.
"Mam," gumam Karel dengan suara gemetar, "Leo sayang Mama."
Tidakkah Tuhan hanya menguji umatnya sampai pada batas kemampuannya saja, namun kenapa Karel tak bisa membendung air mata serta hatinya yang bergemuruh meraung memanggil nama Mama nya. Karel datang untuk mengobati rindu, namun gelap gulita tanpa kehidupan yang Karel dapatkan.
Ini tidak adil, Tuhan.
Karel memejamkan mata, mengingat bagaimana Mama nya tersenyum lemah dahulu, bagaimana Mama nya selalu mengelus rambutnya dahulu, tak ada lagi tangan yang mengelus rambutnya, tak ada lagi perut hangat yang bisa Karel rasakan.
Dingin dan hampa.
"Leo gak bisa hidup kalau gak ada Mama, Leo udah baikkan sama Papa, Mama harus tahu, Mama harusnya senang denger kabar itu!" Karel berusaha menahan kepedihan dalam hatinya, mati-matian dirinya menahan agar tidak berteriak di ruangan sunyi itu.
"Mama seharusnya tau, Papa siap membayar pengobatan Mama sampai Mama sembuh, Mama harusnya senang. Papa masih sayang sama Mama," lanjutnya, suaranya mulai parau.
Dokter Violin dan beberapa perawat yang lain datang, terkejut dengan kehadiran Karel di ruangan Mama Kana. Sekuat tenaga dokter itu menahan tangisnya, mengetahui bagaimana perjuangan Karel selama ini, Karel bekerja demi kesembuhan Mama nya, namun Tuhan belum berkehendak.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVILEO [ END ]
Teen Fiction"Papa! Papa! Leo udah bisa perkalian, temen-temen Leo belum!" "Kalau Leo udah besar, Leo jadi manager di perusahaan Papa ya?" "Ngga mau! Leo mau jadi dokter!" Karel selalu hidup dalam bayang-bayang harapan Papa nya, dipaksa untuk menjadi sempurna di...