GAVILEO - 14

106 65 173
                                        

hai, ini mendekati end, mungkin chapter 15 bakal end, thanks yang udah baca sejauh ini, yang udah singgah sampai sejauh ini. maka, habiskan cemilan kalian karena ini menjelang ending.

[ PAPA, LEO & IMPIAN ]





"Gimana bisa lu malah hamil anaknya bodyguard kita?!"

"Gue dijebak sama Karel!"

"Sialan itu anak, terus gimana dong?"

"Yaudah sih, asal nggak tes DNA juga gak bakal ketahuan kalau ini bukan anak Karel."

Isabella memijat kepalanya yang pusing bukan main, ini diluar prediksi BMKG, Karel itu terlalu pintar, benar kata Garren. Cowok itu bahkan bisa merencanakan sebuah tindakan gila seperti ini disaat dirinya sedang tertekan.

"Kita main-main sama orang yang salah, Bel, gue takut sumpah," Shani terduduk lesu di sofa yang ada di kamar nya. Kini Isabella, Shani dan Garren telah kembali ke mansion Gavileo, dan Garren masih sibuk mengurusi bisnisnya.

"Kalau kita gagal rebut perusahaan gimana?" Tanya Shani yang sudah kepalang panik.

"Rebut perusahaan siapa?"

Shani dan Isabella menoleh kaget, mungkin kalau ini sinetron Indosiar, pasti backsound nya akan begitu dramatis. Disana ada Karel, berdiri diambang pintu sembari membawa handphone.

"Gue dijebak sama Karel!"

"Sialan itu anak, terus gimana dong?"

"Yaudah sih, asal nggak tes DNA juga gak bakal ketahuan kalau ini bukan anak Karel."

"Kita main-main sama orang yang salah, Bel, gue takut sumpah."

"Kalau kita gagal rebut perusahaan gimana?"

Rekaman itu terputar jelas dengan volume full membuat Isabella dan Shani langsung berdiri dari duduknya, Karel terkekeh geli, mereka bodoh sekali. Karel sudah tahu pembicaraan ini akan terjadi, maka dari itu tadi Karel meminta izin untuk pulang sebentar. Karel itu hafal, kapan Papa nya akan bekerja lembur dan kapan Papa nya akan pergi keluar kota juga.

"KAREL SIALAN!" Isabella bergerak mendekat ke Karel, namun dengan cepat pula Karel mengambil kunci kamar Shani lalu menutup pintu kamar Shani sebelum Isabella mendatangi nya.

'ceklek!

Isabella membeku di tempat, begitupula dengan Shani yang melebarkan matanya, Isabella menoleh kebelakang menatap Shani dengan panik. Dengan cepat pula Shani berlari ke pintu kamarnya.

'brak! brak! brak!

"BOCAH SIALAN! BUKAIN ATAU GUE TELPON GARREN SEKARANG?!" Teriak Isabella melengking sambil berusaha membuka pintu kayu yang sangat kuat itu.

Karel mengunci dua gadis itu didalam kamar, suara Karel juga tak lagi terdengar.

"KAREL! ANAK SIALAN! GUE DOAIN MAMA LU CEPET MATI ANJ*NG!"

'brak! brak! brak!

Karel berjalan keluar mansion, menatap Rava yang tepar didekat pintu masuk utama mansion nya. Karel berdecak pelan melihat Rava yang justru tersenyum lebar sambil mengacungkan jempolnya, cowok itu baru saja melawan keseluruhan bodyguard mansion Karel agar Tuan Muda itu bisa masuk tanpa hambatan.

Rava mengulurkan tangannya saat Karel lewat didepan tubuhnya, Karel dengan sigap menarik tangan cowok itu agar kembali berdiri. Kondisi kaki Rava mulai pulih namun luka nya belum sepenuhnya mengering, jalannya terkadang juga pincang dan lamban, tapi Rava itu tidak mudah menyerah begitu kata nya tadi pagi sebelum berangkat ke kampus.

GAVILEO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang