absen hadir say! jangan lupa untuk vote dan komen yaw!
[ SINGGAH SEMENTARA. ]
Hujan berangsur reda, tepat pada saat matahari mulai terbenam, kepala Nara menelungkup diatas meja dengan beberapa kucing yang ada di sekitarnya pun ikut tertidur. Terlalu bosan menunggu Karel bekerja jadi Nara tidur saja di pojok ruangan yang dipenuhi anak bulu itu.
Sementara Karel yang baru saja selesai bekerja kini memasuki ruangan dengan wajah berantakan, rambutnya sedikit kusut dan kemeja yang ia sampirkan di punggung menyisakan kaos putih oblong sebagai dalamannya. Cowok itu terkekeh melihat Nara yang tertidur pulas dengan para kucing di sekitarnya yang juga ikut tertidur, lucu sekali.
Karel berjalan dengan pelan sambil menyugar rambutnya kebelakang, ruangan ini ber-AC jadi lumayan untuk mendinginkan badan.
Kini cowok tinggi itu mengangkat satu kucing yang tidur di samping tubuh Nara, memindahkannya lebih tepatnya dan membiarkan tubuh bongsornya duduk disamping Nara. Jam menunjukkan pukul 17.25, dan sesuai janji juga Nara ingin melihat pameran budaya dan tradisi bersama Karel dan teman-temannya. Mas Hilal juga baik sekali memperbolehkan Karel untuk menemani calon istrinya itu.
Karel tidak berniat membangunkan Nara, cowok itu justru menumpu dagunya dengan tangan menghadap gadis nya. Ia beralih mengambil ponselnya dan membuka kamera, memotret wajah Nara yang sedikit menyembul di sela-sela tangannya yang terlipat.
"Lucu," gumam Karel melihat hasil foto yang ia dapat.
drrrrttt drrrrttt!
Karel kaget, tak hanya itu, bahkan Nara ikut mendongak dengan tergesa dan langsung menggeser layar ponselnya keatas guna mematikan alarm nya. Karel terkekeh pelan, ternyata gadis itu memasang alarm saat menjelang maghrib, namun Nara masih berusaha mengumpulkan nyawa jadi belum menyadari keberadaan Karel.
"Tidurnya nyenyak banget ya, Tuan Putri?"
Nara sontak menoleh dengan mata melebar, ia mengucek mata nya yang susah melek, sementara Karel membenarkan letak kerudung yang Nara kenakan, sedikit mleyot karena dibuat tidur.
"Udah setengah enam, ayok pulang dulu, siap-siap," ajak Karel sambil mengelus sayang puncak kepala Nara. Nara hanya mengangguk lesu karena nyawanya masih belum penuh, ia membersihkan meja nya dibantu oleh Karel, cowok itu juga dengan baik hati membawakan ransel Nara agar Nara tidak keberatan.
Suasana petang ini sangat cantik, Nara tak lagi ragu untuk bersandar di punggung Karel saat mereka menaikki motor.
"Temen kamu siapa aja yang ikut?" Tanya Karel saat mereka berhenti di perempatan lampu merah.
"Yang kayak biasanya, Senja, Ivy, Flavio sama Raluna," balas Nara yang sudah penuh nyawanya. Karel mengangguk mengerti, beralih menarik kedua tangan Nara untuk melingkar di pinggangnya, Nara hanya bisa tersenyum tipis, afeksi yang diberikan Karel itu menimbulkan kupu-kupu di perutnya, Nara merasa sangat senang.
Kedua nya melajukan motor menembus jalanan ramai petang ini, langit yang semula nya orange berangsur membiru dan gelap, kediaman Nara juga sudah sangat bercahaya, genangan air memancarkan sinar dari lampu-lampu jalanan disamping gerbang rumah Nara.
Memasuki rumah pun suasana hangat langsung menyapa kedua anak itu.
"Oh ini, yang habis kencan seharian," ujar Bunda Elky yang terlihat menyiapkan makan malam untuk keluarga. Ayah Anton yang sedang mengerjakan pekerjaan di ruang keluarga juga menoleh sambil tersenyum melihat kehadiran Nara dan Karel.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVILEO [ END ]
Teen Fiction"Papa! Papa! Leo udah bisa perkalian, temen-temen Leo belum!" "Kalau Leo udah besar, Leo jadi manager di perusahaan Papa ya?" "Ngga mau! Leo mau jadi dokter!" Karel selalu hidup dalam bayang-bayang harapan Papa nya, dipaksa untuk menjadi sempurna di...