jangan lupa absen hadir! typo bertebaran, tolong dimaafkan yaw!
[ JANGAN PERGI. ]
Velly Keynara itu pribadi yang selalu memikirkan hal sekecil apapun, namun terkadang ia akan abai saat hal itu terus mengganggu nya, pertahanan gadis itu terbilang lemah, tidak sekuat wanita lain, dirinya juga gadis biasa yang memiliki 3 perasaan dan 1 logika.
Karel Gavileo, juga pemuda yang abai, namun nyatanya ia tidak segan menunjukan rasa kasih sayangnya saat mencintai seseorang, Karel juga pribadi yang tidak terlalu kuat namun selalu berlagak sok kuat agar semua orang tidak khawatir, Karel benci membuat seseorang mengkhawatirkan nya.
Nara benar-benar tidak bisa berkata-kata, pelukan Karel erat sekali, ia tak kalah erat, lorong kampus Satya Radja menjadi saksi bisu kedua nya saling berpelukan melepas rindu selama dua hari. "Maaf, Ra."
Nara melepas pelukannya, menatap cowok didepannya, penampilannya sedikit lusuh, wajahnya sayu memerah dan terdapat beberapa luka pukulan di sudut bibir dan pipinya. Tangan Nara bergerak, mengelus pelan bagian bagian itu, membuat si empu meringis pelan.
"Kamu kenapa, Rel. Kamu kemana juga?" Tanya Nara parau, air mata nya tak sanggup ia bendung.
Tangan besar Karel menangkup kedua pipi Nara, wajahnya tersenyum samar, mengusap pelan air mata yang jatuh ke pipi tembam gadis itu. "Aku ada urusan, ini cuma luka kecil kok." Nyata nya perkataan itu tidak bisa membuat Nara tenang, ia was-was dan selalu takut kalau terjadi sesuatu kepada Karel.
"Jangan tinggalin aku."
Karel menatap lembut gadis yang kini menunduk setelah membisikan sederet kata yang sangat menyakitkan, Karel tidak bisa untuk tidak memeluk Nara, seolah Nara akan menghilang besok, Karel selalu khawatir jika Nara terlibat dalam masalah keluarga nya, Karel tidak ingin.
"Ayo ke rumah sakit, Mama pasti kangen," ujar Karel sambil menarik kepala Nara untuk mendongak menatapnya. Gadis itu mengangguk pelan sambil sesenggukan, Karel terkekeh pelan, mengusap air mata yang masih keluar dari pelupuk mata indah gadis itu. "Jangan nangis karena aku, Ra."
Kasih sayang Karel itu tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata, namun Karel melakukan apapun untuk seorang yang dicintainya. Dengan perasaan yang sedikit tidak enak, Karel melajukan mobilnya menuju rumah sakit, ia harus memastikan keadaan Mama nya, ia benar-benar khawatir dengan segala hal yang ada di sisi nya.
Hawa rumah sakit tidak seperti biasa, Karel menggandeng tangan Nara untuk memasuki rumah sakit itu, perasaannya semakin tidak tenang.
"Leo?"
Langkah Karel berhenti, ia menoleh bersama Nara. Ada Dokter Violin yang berjalan di lorong rumah sakit, menuju ruang Bougenville tempat Mama Kana di rawat. Raut wajah Dokter muda itu terlihat khawatir, ia berjalan pelan mendekati Karel.
"Kamu kemana aja? Kamu lihat pesan saya?"
Karel diam beberapa saat, sementara Nara menatap Karel dan dokter itu dengan tatapan bingung, apakah dokter ini yang merawat Mama Kana?
"Ponsel saya rusak, Dok." Balas Karel seadanya, nafas Dokter Violin terlihat tercekat, beliau menggigit bibir bawahnya tanda ada sesuatu yang buruk terjadi, Karel meremas tangan Nara membuat gadis itu sedikit meringis, gadis kecil itu menatap Karel yang terlihat diam dengan wajah datar menatap Dokter Violin, namun Nara tahu, meski tatapan cowok itu datar, perasaan Karel pasti sedang tidak enak.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVILEO [ END ]
Novela Juvenil"Papa! Papa! Leo udah bisa perkalian, temen-temen Leo belum!" "Kalau Leo udah besar, Leo jadi manager di perusahaan Papa ya?" "Ngga mau! Leo mau jadi dokter!" Karel selalu hidup dalam bayang-bayang harapan Papa nya, dipaksa untuk menjadi sempurna di...