GAVILEO - PROLOG

374 94 94
                                    

Gavileo Family.

"Assalamualaikum!"

"PAPAAAAAAA!!"

Karel kecil berlarian kearah pintu utama rumah besar mereka, dimana seorang pria berusia 30 an  baru saja pulang dari kantor. Pria itu menyambut anak semata wayangnya dengan sebuah pelukan, berakhir menggendongnya meski badannya sudah mau remuk.

"Papa, Papa, tadi Leo di sekolah diajarin perkalian, Leo udah bisa, temen-temen Leo belum bisa!" Jelas Karel kecil dengan excited, bibir tipisnya menyunggingkan senyum menggemaskan membuat Papa Garren ikut tersenyum.

"Pinter banget anak Papa." Ucap Papa Garren sambil mencubit hidung mancung Karel kecil. Karel kecil memekik tertahan sambil tertawa lepas, kegiatan itu tak luput dari Mama Kana yang sedang menyiapkan makan malam.

"Siapa dulu dong yang ngajarin." Ucap Mama Kana dengan bangga. Papa Garren menaruh tubuh kecil Karel di kursi meja makan untuk melaksanakan makan malam bersama.

"Leo belajar excited banget loh, sampai ketiduran tadi sore." Mama Kana menaruh piring kecil khusus milik Karel kecil, cowok itu memang tidak suka makan banyak, meski begitu tubuhnya termasuk sehat karena berisi, pipinya juga gembil, tubuhnya juga tinggi untuk ukuran anak kelas 1 SD.

"Iya dong, nanti besar Leo mau jadi dokter kayak Om Om yang tadi datang ke sekolah Leo." Jelas Karel dengan semangat menatap makanan yang tersaji didepannya.

"Om Om?" Ulang Papa Garren.

"Iya, kata om om itu Leo anak sehat, nanti besar Leo bisa jadi dokter kayak om om itu!" Jelas Karel kecil sambil menyendok makanannya. Mama Kana menatap khawatir pada anak tunggalnya itu, sementara Papa Garren berusaha menatap Mama Kana mencari penjelasan pada wanita yang menjadi istrinya itu.

"Iya nanti Leo kalau udah besar jadi dokter yah, biar bisa obatin Mama sama Papa kalau lagi sakit." Ucap Mama Kana sambil tersenyum tulus.

Meski beliau tahu betul bahwa Karel tidak mungkin menjadi seorang dokter, melihat sang suami sudah menatapnya dengan tajam, aura nya menjadi lebih tidak mengenakkan. Seharusnya saat itu Karel tahu, bahwa dia adalah anak tunggal, dia adalah robot yang dibuat oleh Papa nya, dia adalah penerus tunggal keluarga Gavileo.

"Pa, Leo ngantuk." Semakin beranjak dewasa pun, Karel tahu bahwa pelajaran itu sangat membuatnya merasa pusing.

"Leo, kamu masih belum tepat menjawab soal soal, gimana kamu bisa ngalahin temen kamu itu kalau soal begini aja kamu gak bisa?" Pinta Papa Garren, di depan Karel kecil sudah tersampir sebuah laptop dengan sederet pertanyaan sederhana yang membuat otaknya harus berputar untuk berfikir.

"Leo gak bisa Papa! Leo nyerah ah! Leo nggak mau belajar, mau main aja sama Dafy!"

"Leo, Papa udah ngajarin kamu berulang kali ya, kalau diajarin itu didengerin, ngapain kamu main sama anak anak dibawah kamu, kamu tuh jauh diatas mereka, Karel Gavileo!"

Selalu menjadi peringkat satu di kelas semasa SD, mengikuti olimpiade olimpiade untuk menjadi juara, masuk ke SMP lewat jalur prestasi. Itulah tujuan Papa Garren, membuat Karel Gavileo menjadi seseorang yang bisa dibanggakan, seorang pria yang sempurna, yang akan menggantikan posisi nya sebagai CEO dari Gavileo Crop.

"Juara 3 Olimpiade Sains Nasional, Karel Gavileo."

Karel masuk kedalam rumah dengan perasaan campur aduk, ia merasa lelah, kecewa dan frustasi dalam satu waktu. Padahal Olimpiade ini adalah olimpiade yang sangat Karel anggap mudah, tapi nyatanya dirinya sendiri mendapat juara 3. Sebuah piagam dengan nama nya yang terdapat disana ia tatap nanar, kalau Papa nya tahu, pasti beliau akan marah besar.

GAVILEO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang