warn: jangan lupa tekan bintang, hargai penulis!
[ GADIS KECIL ]
Karel memarkirkan motornya di parkiran khusus yang ada di taman kota. Hari ini adalah hari dimana dirinya akan manggung, di acara musical showcase yang diadakan oleh UKM nya. Karel tidak menunjukan tanda-tanda excited sama sekali, cowok itu sibuk berjalan sambil mengabari Khadafy bahwa dirinya sudah sampai.
"Ey brodi!" Ini bukan Khadafy.
"Lo lihat Khadafy sama Kak Harsa gak?" Tanya makhluk yang wajahnya membuat Karel jadi kesal, sok asik sekali cowok itu merangkul bahu tegap Karel. Karel hanya mampu berdecak pelan, ia juga bisa melihat Arseno bersama cowok sok asik itu, Rava.
"Gak."
Kini giliran Rava yang berdecak, ia melepaskan rangkulan pada bahu Karel sambil menatap jalanan didepan mereka yang ramai, Karel juga tahu kalau cowok itu iseng sekali untuk mengintip ponselnya, namun yang Karel lakukan adalah meredupkan layar ponselnya agar tidak bisa dilihat oleh Rava.
"Sialan, kenapa nggak lo telpon aja? Siapa tahu dia juga udah sampai." Pinta Rava yang berusaha dekat dengan Karel.
"Berisik."
Duh, Rava jadi ingin melempar cowok itu ke Singapura, kesal juga ia berbicara dengan pria patung yang sering Khadafy ceritakan. Masih tidak menyangka juga bahwa Si Patung ini adalah sahabat Khadafy sedari masa unyuk unyuk dahulu.
"Itu." Arseno bersuara, Rava mengalihkan pandanganya, ia bisa melihat Khadafy dan Harsa yang berjalan beriringan, namun tidak menghampiri mereka.
"Rel, itu—" Baru saja Rava hendak mengajak, tapi cowok patung itu sudah lebih dulu berjalan meninggalkan Rava dan Arseno yang mengedikan bahunya, berakhir mengintili Karel di belakangnya.
"Aku nggak tahu cara ngedeketin cewek deh Kak, aku juga gak terlalu ganteng, takut nanti dia ilfeel." Khadafy terlihat berbicara dengan Harsa. Karel berdiri dibelakang, di tengah tengah mereka, tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, bahkan Rava dan Arseno ikut berjalan dibelakangnya sambil diam.
"Pelan pelan aja, tarik ulur dulu, kamu kasih perhatian kecil aja, ntar kalau udah masa nya kamu tinggalin, terus lihat reaksi dia." Harsa terlihat memberi saran untuk Khadafy, mereka sepertinya sedang berdiskusi cara mendapatkan hati vocalist mereka yang introvert dan antisosial itu, menurut Karel.
"Kalau ternyata dia gak peduli?" Tanya Khadafy yang masih belum menyadari keberadaan Karel dibelakangnya.
"Ulangin, buat dia nyaman sama sifat kamu." Balas Harsa yang sama tidak sadarnya, apakah mereka menganggap Karel angin lalu, atau memang Karel ini tidak terlihat dimata mereka.
"Ekhem!"
"Eh Tokek Supra!" Pekik Khadafy, Harsa yang kaget jadi kaget lagi melihat kelatahan seorang Khadafy, Rava sudah menyemburkan tawa nya sampai memukul Arseno di sampingnya membuat Arseno harus menghindari pukulan pukulan itu.
"Sejak kapan lu disini, anjer!" Pekik Khadafy setengah kesal, perjalanan mereka terhenti karena Karel yang mengagetkan Khadafy.
"Keasikkan sih." Gumam Karel, ia berjalan mendahului Harsa dan Khadafy. Kini Karel memimpin jalan mereka, sudah seperti ketua geng saja, mereka berjalan menuju backstage untuk absen kehadiran.
Hari ini sudah mulai gelap, baru ada beberapa orang yang datang dan kepo terhadap event mereka, namun Karel melihat kesana kemari, ternyata memang sudah banyak yang datang untuk sekedar pemanasan semata.
"Duduk sini aja deh, biar bisa lihat penampilan Band lain." Ajak Rava pada yang lain.
Mereka memilih bangku khusus di samping panggung, yang memiliki spot bagus untuk melihat penampilan band lain. Penampilan Band mereka itu sebagai penutup acara, otomatis mereka akan tampil di akhir, itu akan sangat membosankan jika harus menunggu selama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVILEO [ END ]
Genç Kurgu"Papa, kenapa Leo harus selalu sempurna?" "Papa ingin yang terbaik buat kamu, Leo. Dunia ini keras, dan kamu harus menjadi orang yang sukses." "Tapi, Leo ingin kebebasan, Pa. Leo punya impian sendiri." Karel selalu hidup dalam bayang-bayang harapan...