Vote dulu sebelum baca untuk menghargai karya aku!!!
Happy reading ❤
Suara lantunan azan yang begitu merdu membuat Mauza langsung bangun untuk melaksanakan solat subuh, ia sudah terbangun dari dua puluh menit yang lalu, semalam ia tidur begitu awal maka tak heran jika ia bangun pagi-pagi buta seperti ini.
"Mandi dulu deh biar seger!" Gumamnya.
Entah setan mana yang merasukinya pagi ini hingga ia mempunyai niat untuk mandi, biasanya jangankan mandi wudhu saja kalau biasa ia tayamum saking malasnya bertemu air.
Ia pun mengambil handuk untuk mandi.
Tak memakan waktu lama ia keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah ia pakai tentunya ia sudah berwudhu, ia memakai mukenah dan mengambil sajadahnya untuk menyembah sang pencipta.
Usai solat subuh Mauza turun kebawah ia menuju dapur berniat membantu mbak Dian walaupun sampai sana ia tidak mengerti apa-apa.
"Selamat pagi mbak Dian yang manis!" Sapa Mauza.
Mendengar suara Mauza Mbak Dian langsung berbalik badan menghadap ke arah Mauza, ia berjalan mendekati Mauza dan melihat gadis itu dari ujung kaki sampai ujung kepala, tak lupa ibu jarinya yang ia letak di dagunya, ia melihat anak majikannya itu dengan sangat teliti.
"Ihh mbak Dian apaan sih! Liatin orang begitu!" Ucap Mauza risih.
"Astaga ini beneran anak majikan gueh??? Sejak kapan nona Mauza kailana bangun sepagi ini, matahari saja belum keluar sedangkan kakinya sudah menginjak lantai dapur!'' ucap Mbak Dian drama.
"Ihh mbak Dian bikin kesel deh! Mentang-mentang selalu bangun pagi!" Jawab Mauza.
Mbak Dian tak menghiraukan ucapan Mauza ia kembali ke wastefel untuk mencuci piring yang sempat tertunda gara-gara kedatangan Mauza.
Merasa di kacangin Mauza menghampiri mbak Dian "ada yang bisa saya bantu puan?" Ucap Mauza tak kalah drama.
"Tidak ada yang perlu dibantu Mak cik saya sudah siapkan semuanya, Mak cik boleh duduk saja di kursi!" Jawab Mbak Dian santai.
Mauza yang dipanggil dengan sebutan Mak cik keselnya bukan main "ihhh mbak dian Mauza masih anak sekolahan ya, kok di panggil Mak cik sih!"
"Makanya jangan marah-marah, kalau marah-marah nanti cepet tua!" Jawab Mbak Dian.
"Terserah mbak deh!"
Tak ingin berdebat lagi akhirnya Mauza mengalah saja ia memilih duduk di kursi makan, ternyata adu mulut dengan mbak Dian banyak menguras energi.
"Papa sama Mama udah pulang ya?" Tanya Mauza yang melihat kunci mobil papanya yang tergantung di gantungan.
"Iya semalam mereka balik!" Jawab Mbak Dian yang masih fokus mencuci piring.
"Kenapa ga bangunin Mauza?" Tanyanya.
"Saya kasihan melihat nona manis lagi sakit, kan ga mungkin juga saya bangunin lagi pun tidak mudah untuk membangunkan sosok Mauza kailana!" Jawab Mbak Dian.
"Mau makan sekarang?" Sambung mbak Dian yang melihat Mauza membuka tutup saji.
Mata indah Mauza berbinar melihat makanan kesukaannya yaitu ayam sambal.
"Boleh-boleh!" Jawab Mauza cepat.
Mbak Dian langsung mengambil piring untuk Mauza.
Ternyata Mauza mengingat satu hal "eh mbak Mauza makannya nanti aja, nungguin papa sama Mama dulu!" Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arza & Mauza [On Going]
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang sosok gadis yang dicintai hebat oleh kekasihnya. Hubungan mereka sudah terjalin begitu lama. Mereka sudah saling melengkapi. Akankah mereka selalu bersama? Penasaran sama kisah cinta mereka? Yok buruan dibaca!!!! Jan...