Di penghujung senja, Elena berada di balkon. Duduk di sofa sendirian. Menikmati buku tebal di tangannya. Kedua matanya menulusuri ribuan kata di setiap lembaran. Tenggelam dalam alur yang berputar di kepala seperti potongan-potongan film. Membaca adalah salah satu caranya mendistrak pikiran dari beberapa kejadian yang terjadi di hari ini. Cukup mencegahnya dari anxiety yang belakangan ini kerap kali muncul.
"Hi, Elena!"
Suara seksi khas milik Ruschel membuat Elena terkejut. Benar-benar terkejut sampai ia menjatuhkan bukunya. Elena menoleh dan sedikit mendongak. Pria tinggi itu berdiri di dekat lengan sofa. Elena meraih kembali bukunya dari lantai.
"Kau sangat serius ketika membaca," gumam Ruschel.
Elena tersenyum kecil. "Yeah."
Ruschel bergerak ke susur tangan balkon. Melihat situasi di bawah yang sepi dan mengedarkan pandangannya.
Dia berbalik. "Di waktu senja, kau lebih memilih buku. Kau membuat matahari cemburu."
"Ah, aku ... tidak begitu suka senja," balas Elena sekenanya dan menatap bukunya.
"Tapi kau selalu menantikan matahari cepat tenggelam, agar hari berat yang kau lewati segera berakhir dan memberimu istirahat sebelum perang berikutnya menyambutmu kembali."
Mendengar penuturannya, Elena semakin menundukan kepala. Ruschel sungguh membaca seluruh isi buku hariannya. Sehingga kalimat yang pernah Elena tulis di sana tercatat di kepala pria misterius itu.
"Kali ini MMC apa yang membuatmu tertarik pada buku itu?" tanya Ruschel.
Elena mengarahkan mata padanya. Kerutan terukir di dahinya, matanya agak menyipit. "MMC?" tanyanya.
"Itu singkatan dari Male Main Character, Elena."
"O--oh." Elena gugup dan menunduk pada bukunya, "He's a millionaire biker."
"Do you like a biker, Elena?"
Elena kembali memusatkan perhatiannya pada Ruschel. Bukan pertanyaan itu, tapi bagaimana Ruschel menyebut namanya rasanya sangat berbeda. Terkesan candu. Elena dibuat ingin namanya disebut lagi olehnya.
"Elena?"
Elena mengerjap. "Hum, yeah."
Ruschel mendekat, dia duduk di samping Elena. Meminta buku itu padanya. Ruschel membuka-buka bukunya dan sesaat tampak membaca.
"Pookie?" nadanya terdengar bertanya, "dia memanggil pacarnya pookie."
"Pookie seperti panggilan imut, panggilan sayang. Itu yang aku tangkap."
Ruschel menutup bukunya dan matanya begitu dalam menatap Elena. "So pookie, kau pernah berboncengan motor dengan seseorang?" tanyanya.
Elena menggeleng. "Aku cuma pernah menaiki sepeda dengan Marti, sahabatku."
"Hmm." Ruschel menjeda ucapannya, "ngomong-ngomong menyebut nama Marti. Aku mau memberitahumu sesuatu dan ini tentangnya."
Tentu saja Elena antusias mendengarnya. Ini tentang Marti Clearen, sahabat satu-satunya yang dia sangat sayangi. Sebelum menceritakan segalanya, Ruschel meminta maaf karena baru hari ini ia mengatakannya dan maaf karena membuat Marti harus menyembunyikan sesuatu dari Elena. Elena tidak langsung menilainya macam-macam, ia siap mendengarkan penjelasan Ruschel.
Setelah pertemuan pertama mereka, Ruschel memburu setiap hal tentang Elena dan Marti menjadi tempatnya menggali itu. Ruschel bertemu secara langsung dengan Marti dan mereka bicara. Marti menyambut baik niat Ruschel yang baik untuk membantu Elena keluar dari hidup yang tidak layak. Marti memberitahu apa yang diketahui tentang Elena. Tapi Marti memperingatkan, kalau mungkin dia tidak seratus persen tahu tentang Elena. Mungkin Elena menutupi beberapa hal darinya. Namun informasi yang Ruschel dapat sudah cukup. Marti sebenarnya tahu siapa Ruschel dan apa saja yang terjadi melibatkan Ruschel, namun ia terpaksa berpura-pura tidak tahu sesuai permintaan Ruschel. Marti boleh menceritakan yang sebenarnya, setelah Ruschel berhasil membuat Elena berada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomanceKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...