Tired
---Wajah tayana nampak merah padam, keringat disekujur tubuh nya membasahi baju nya. Bibirnya membengkak dan memerah, matanya tampak bengkak.
"Lemah!" Cemoh Marni. "Baru dikasih lima belas cabe aja udah kek gini. Gimana kalau saya kasih semuanya ke kamu."
Marni dan Ayu pergi meninggalkan tayana yang tak berdaya itu. Tubuh tayana bagai mayat hidup.
"Air .... Air ..." Tayana terus berguman meminta air. Ia sudah tak berdaya lagi, tubuh nya benar-benar sudah lemas. Hingga kesadaran gadis itu menghilang sebelum ia menyadari bahwa ada orang yang sedang berjalan kearahnya dengan raut wajah khawatir.
🌟🌟🌟
RS XXXX
Tayana mengerjapkan matanya beberapa kali, tangan nya memegangi kepalanya yang terasa sakit, bukan hanya kepala, namun sekujur tubuhnya juga.
"Akhirnya, lo sadar."
Tubuh tayana menegang mendengarkan suara yang sudah tak asing lagi ditelinga nya.
"Khandra kamu?" Tayana terdiam. "Aku ada dimana sekarang?" Tanya nya, karena ia merasa bahwa ia sedang tidak ada rumah melainkan tempat yang asing.
"Kita dirumah sakit, lo tadi jatuh pingsan." Jawab nya. "Dokter tadi udah ngobatin luka-luka Lo, dokter juga ngomong lo engga boleh kecapean ataupun membebani pikiran lo." Terangnya.
Ruangan rawat itu kini kembali sunyi, tidak ada yang membuka suara. Tayana sibuk meratapi nasib, sedangkan khandra sedang berperang melawan ego nya.
"Kamu masih disana?"
"Kenapa emang nya?"
Tayana menggeleng tidak tahu harus berkata apa, dikepala nya ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang sangat mengganjal.
"Lo emang gitu?" Khandra kembali membuka suara. "Suka di siksa sama keluarga dan pelayan, lo?" Tanya nya memastikan dengan apa yang dia lihat.
Sejatinya khandra sudah melihat semua yang dilakukan oleh rati, ayu dan mirna. Namun, dia ingin memastikan langsung dengan apa yang dia lihat dan dia selidiki tentang gadis dihadapannya yang tidak pernah ditunjukkan ke masyarakat.
Jantung tayana berdetak dengan cepat, pertanyaan dari Khandra ia tahu betul maksud pemuda itu. "Maksud kamu a-apa?" Tayana bertanya dengan gugup hingga membuat nya berbicara terbata-bata. "Disiksa siapa yang disiksa?"
Dalam hati tayana berdoa kepada tuhan agar diampuni karena sudah berbohong. Tapi tak ayal ia menjadi takut, dan khawatir. Takut bahwa ia ketahuan berbohong, dan khawatir bahwa ia hanya berakting seperti tidak mengetahui apapun.
Khandra menarik senyum tipis. "Lo pikir gue bodoh bisa bisa lo bohongin, gue liat tadi dengan mata kepala gue sendiri."
Khandra melirik tayana yang nampak gugup. "Dokter juga bilang banyak bekas luka kekerasan di tubuh, lo. Jadi lo engga bisa bohong kalau lo sering disiksa." Ungkap nya.
Jantung tayana hampir loncat dari tempat nya mendengar penjelasan khandra, jadi apakah laki-laki itu tahu semua rahasia nya. Rahasia yang hanya orang rumah saja yang tahu, bagaimana kejam nya mereka menyiksa dirinya.
Ia tidak bisa mengelak, bagaimana pun yang dikatakan oleh khandra itu benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAYANA [HIATUS]
Teen Fiction"Sesakit itu, ya?" *** Tayana Osha Dhara Seorang anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang keluarga nya. Terlahir dengan fisik yang tidak sempurna membuat keluarga nya yang ambisiuso merasa terhina. Tapi terlahir sebagai tunanetra bukan lah pi...