Pingsan
---Tubuh tayana bergetar ketika mendapatkan pukulan keras dibagian tangan nya. Setelah kedatangan Surya yang pergi kegudang tadi, pria paruh baya itu rupanya pergi untuk mengambil tongkat besi dan menggunakan tongkat besi itu untuk memukul anak majikannya itu tanpa rasa belah kasih.
"A-ampun pak .... " Lirih nya, tangan nya baru dipukul tiga kali namun rasanya begitu menyakitkan. Tubuh nya bukan lagi dipukul dengan kayu tapi kini dengan besi.
Surya berdecih mendengar nya. "Enak saja! Saya engga akan ngasih ampun ke kamu ya!" Sentak nya dan lanjut memukul kan tongkat besi itu kepada tayana.
Bruk
Bruk
Bruk
"AKH ..." Tayana meringis ketika tongkat besi itu dipukul kan ke punggung nya. Tubuh nya semakin Bergetar air matanya telah membanjiri kedua pipi nya.
"Sangat nikmat bukan?"
Bruk
Bruk
Bruk
Surya tidak lagi memukul kan tongkat nya pada punggung tayana, tapi memukul kan nya pada kaki tayana.
"Sa-sakit— ber-berhenti Akh ..." Tayana memekik ketika merasakan tulang kaki nya patah ketika mendengar suara retakan.
Mendengar bunyi retakan tulang, Surya berhenti. Nafasnya masih memburu ia langsung bergegas pergi meninggalkan tayana.
Tayana yang merasa surya tidak ada lagi dihadapannya langsung menangis meraung kesakitan. Kaki nya berdenyut nyeri, tubuh nya sudah tidak mampu berdiri lagi. Semua ini karena bunga, padahal tayana sendiri tidak tahu bahwa yang ia cabuti adalah bunya kesayangan ibunya.
"Heh, berhenti menangis!" Sentak Surya yang kembali mendatangi tayana, kedua tangan nya sudah terbalut sarung tangan. Tongkat besi nya kini berubah warna menjadi merah, jika tayana tahu ia mungkin akan menghindari nya. Namun, sayang tayana yang buta tidak tahu bahwa kegilaan Surya belum selesai.
"AKH ..."
Tongkat besi panas itu dipukul kan ke tangan tayana, walaupun kali ini tidak begitu kuat, namun rasa panas dalam besi itu yang membuat tayana kembali kesakitan.
"Diam! Jangan berisik!' bentak Surya yang tidak suka dengan jeritan kesakitan tayana.
Bruk
Bruk
Bruk
"Akh...." Tayana kembali menjerit kesakitan seakan lupa dengan peringatan Surya.
Surya yang sedang di selimuti amarah, langsung membekap mulut tayana dengan kain yang ada di bahu nya.
"Emm ... Emm ..." Tayana memberontak, kepala nya di tolehkan ke kanan dan ke kiri, ia sudah tidak mampu untuk menggunakan tangan dan kaki nya.
"DIAM!" Surya membekap mulut tayana dengan kencang, hingga sudut bibir tayana terluka. Namun Surya yang gila tidak menghiraukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAYANA [HIATUS]
أدب المراهقين"Sesakit itu, ya?" *** Tayana Osha Dhara Seorang anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang keluarga nya. Terlahir dengan fisik yang tidak sempurna membuat keluarga nya yang ambisiuso merasa terhina. Tapi terlahir sebagai tunanetra bukan lah pi...