Promise
---"Lo yakin mau pulang?" Khandra menatap tayana khawatir sebab dokter mengatakan bahwa kondisi gadis ini belum pulih seutuhnya, dan harus dirawat inap di rumah sakit. Namun sayangnya gadis ini menolak mentah-mentah permintaan dokter dan berusaha untuk pulang.
"Iya khandra, lagi pula aku engga suka bau rumah sakit." Jawab tayana, ia kini sudah berganti baju dengan pakaian santai yang dibelikan oleh khandra. Tidak mungkin ia mengenakan pakaian yang ia pakai tadi pagi, sebab baju itu sudah tidak layak pakai.
"Oke!" Khandra mengalah dan tidak ingin berdebat lagi pada tayana. "Gue mau pergi Nebus obat buat lo, lo tunggu sini." Ucap nya.
Setelah mendengar langkah kaki yang menanjauh, tayana merasa dirinya kesepian, padahal selama ini memang ia merasakan kesepian. Namun setelah kepergian Khandra dirinya merasa seperti kehilangan sesuatu. Apakah sebesar itu dampak khandra untuk nya, padahal ia hanya belum lama bertemu dengan pemuda itu.
Hati nya yang merasakan kesepian begitu dengan mudah memasukkan orang asing kedalam hidupnya, tapi salahkah jika ia ingin memiliki sosok yang melindungi nya?
Tayana yang larut dalam lamunan tidak menyadari bahwa waktu terus berputar dengan cepat, pintu ruangan terbuka menampakkan pemuda yang masih dibaluti oleh pakaian sekolah.
"Tay?" Panggil khandra cemas ketika melihat tayana yang asyik berdiam diri.
"Hah, iya?"
Khandra menggelengkan kepalanya ketika melihat tayana yang terlihat seperti orang bingung, apakah gadis dihadapannya ini sedang melamun sampai tidak menyadari keberadaan nya.
"Gak ada. Gue cuman mau ngajak lo balik." Khandra mendekati tayana yang masih duduk di brankan rumah sakit. "Gue juga beli tongkat baru buat lo, karena gue pikir tongkat lo yang lama udah engga layak pakai."
Tayana menahan nafas nya, setelah menghirup aroma segar yang menguar dan memasuki indra penciumannya, otak nya seakan mengatakan bahwa kini posisinya sangat dekat dengan khandra.
"Tay?"
"Ah iya, makasih khandra." Jawab tayana gelagapan membuat khandra terkekeh melihatnya.
"Gue tahu lo pasti takut untuk pulang," Khandra menatap serius tayana, tayana yang mendengar itu langsung menundukkan kepalanya. "Gue ada disini, akan jaga lo. Mungkin kehadiran gue dalam hidup lo belum lama, tapi entah kenapa gue ngerasa nyaman dan punya insting buat ngelindungi lo."
Khandra menggenggam tangan tayana dengan erat, membuat tubuh tayana tersentak kaget dan menatap nya dengan ekspresi kaget. "Gue janji, akan jaga lo sebisa dan semampu gue. Jangan pandang rasa kepedulian gue karena gue kasian sama lo, karena itu salah! Jadi, jangan pandang kepedulian gue dengan rasa kasian."
Tayana terdiam mencerna setiap rangkaian kata yang dilontarkan oleh khandra, tapi ia tidak tahu harus menanggapi nya seperti apa. Ia benar-benar merasa seperti gadis bodoh.
🌟🌟🌟
Setelah mengantarkan tayana dengan selamat ke rumahnya dan memastikan bahwa tidak ada para wanita ular itu. Khandra membawa motornya menuju garasi rumah nya.
"Darimana aja, bang?"
Khandra bisa menatap wanita paruh baya yang sedang menatap galak kearah nya, membuatnya meringis melihat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAYANA [HIATUS]
Fiksi Remaja"Sesakit itu, ya?" *** Tayana Osha Dhara Seorang anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang keluarga nya. Terlahir dengan fisik yang tidak sempurna membuat keluarga nya yang ambisiuso merasa terhina. Tapi terlahir sebagai tunanetra bukan lah pi...