Berulang kali Syafira mengelap keringat yang terus turun membasahi wajahnya sumpah serapah telah ia keluarkan dari bibirnya terhadap Naufal.
Jujur saja saat Naufal mengatakan cara agar mereka bisa seperti dulu adalah dengan menikah Syafira sedikit salting namun saat Naufal menyuruhnya untuk menyuci piring rasa salting berubah jadi kesal.
"Ya Allah,lama banget sih piringnya habis". Ringis Syafira saat santriwati terus saja meletakkan piring kotor di sampingnya.
Melihat Nadia yang Tengah berjalan mendekatinya senyum cerah mulai terpancar di wajah Syafira.
"Alhamdulillah,bestieku datang..". Ucap Syafira lega.
Namun dugaan Syafira salah setelah Nadia meletakkan piring Kotor ia langsung beranjak pergi dan itu membuat Syafira terkejut.
"NADIA!!". Teriak Syafira.
Nadia yang merasa terpanggil langsung membalikan badannya dan menoleh ke arah Syafira, sebenernya ia ingin membantunya namun larangan dari ustadz Naufal membuat dirinya mengurungkan niatnya.
" Bentar yah Syafira, aku di panggil ibu Aya". Bohongnya dan melangkah pergi.
" Ya Allah.. maafkan Nadia ya Allah..". Ucap Nadia berulang kali meminta maaf kepada Allah telah berbohong kepada Syafira.
Syafira kembali melakukan hukumannya dengan perasaan kesal dan tanpa ia sadari tangan nya mulai mengeluarkan darah saat mencuci pisau kecil.
"Umi....". Tangis Syafira.
jujur saja ia tidak merasakan sakit yang berlebihan namun hanya saja ia takut melihat darah yang terus mengalir dari tangganya.
" Salwa tolong ambilkan saya tisu". Ucap Naufal yang tiba tiba saja sudah di samping Syafira.
Salwa yang sedang menyusun piring di rak langsung pergi mengambil tisu di samping kulkas dan memberikannya kepada Naufal.
" Lilit pake ini". Memberikan tisu kepada Syafira.
" Gak bisaaa..". Ucap Syafira tak berani membuka mata untuk melihat tangganya sendiri.
" Astagfirullah..". Dengan terpaksa Naufal berjongkok di depanmu dan memberikan sedikit jarak terhadap Syafira dan mulai melilitkan tisu di jarinya tanpa ada sentuhan kulit.
Salwa dan Nadia yang ada disana melihatnya hanya bisa senyum senyum seperti orang gila.
" Mereka teman kecil yah?". Tanya Salwa melirik Nadia.
" Mereka sweet banget sih, kenapa gak ta'aruf aja..". Ucap Nadia senyum senyum sendiri.
" Nadia!!". Kesal Salwa.
" Apa?". Tersadar dari lamunannya.
"Ga jadi". Melangkah pergi kesal karena Nadia yang tak mendengarkan pertanyaannya.
.
.
." Ya Allah nak, kamu kenapa nangis?". Panik Humairah ibu Syafira melihatnya yang di antar ustadz Naufal dengan keadaan menangis.
" Tadi tangannya berdarah,karena nyuci piring umi". Jawab Naufal.
" Coba liat lukanya." Mengambil lenganmu dan membuka tisu yang terlilit di jari Syafira.
" Ini cuman goresan kecil sayang, jangan nangis lagi yah". Ucap Humairah mengusap kepalamu.
" Makasih nak Naufal". Ucap Humairah berterima kasih dengan naufal yang sudah mau mengantar anaknya.
" Sama sama umi..". Balasnya sambil memperbaiki surbannya.
" Gausah minta maaf umi, gara gara Naufal tangan Syafira luka". Menatap tak suka kepada Naufal.
" Loh kok bisa?". Bingung Humairah.
" Syafira bolos pengajian umi,jadi Naufal hukum dia". Ucap Naufal saat melihat ekspresi bingung dari Humairah.
Syafira terdiam saat Humaira menatap tajam kearahnya dengan perasaan takut ia mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.
Baru saja ingin membuka pintu masuk Syafira terkejut dengan Aiman yang berdiri di depan pintu.
Jantung syafira berdetak lebih kencang saat Aiman memegang rotan di tangannya Syafira tau apa yang akan terjadi setelah ini
.
.
.
Sudah 30 menit Humairah duduk di atas kasur Syafira menunggu ke hadiran sang anak sambil memegang mangkok yang berisikan air hangat.Syafira mulai memasuki kamarnya dengan menutupi kakinya menggunakan kain putih
Syafira yang melihat humairah langsung mendekat dan menduduki tubuhnya di sampingnya.Dengan cepat Humairah membuka kain putih yang menutupi kaki Syafira dan mulai mengompresnya.
"Umi..". Lirih Syafira.
Humairah tak menjawab panggilan dari Syafira sekarang ia hanya fokus mengkompres kaki sang anak.
" Syafira minta maaf umi..". Menunduk.
Hanya helaan napas berat yang keluar dari mulut Humairah ia sangat bingung dengan Syafira yang kelakuannya di luar nalar.
Sudah sekian kalinya ia di hukum oleh Aiman karena selalu membuat onar di dalam pesantren namun anak ini terus saja mengulangi kesalahannya.
" Nanti malam ada tadarus, kamu jangan bolos lagi".
" Umi gak mau kamu kena hukum sama Abi, paham?". Mengusap kepala Syafira dengan lembut.
" Iya umi..
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ta'aruf (On Going) Jeongwoo
Fanfiction" Kita bukan mahrom Safira..". Mengangkat kepalanya melihat ke arahmu. " Dulu kita emang sering main bareng, saling gendong tapi sekarang kita udah dewasa jadi jangan sama kan kaya dulu.". Ucap Naufal serius. Syafira terdiam ia memang sadar bahwa di...